DUA PULUH DUA

1.3K 94 0
                                    

"Kalau lo aja nge-jauhin gue, apa gue harus bertahan? Hati gue juga bisa lelah"
~ Adam Surya Manggala ~


Adam menghampiri Zahra yang sedang duduk sambil membaca. Ia berharap cewek itu tidak menghindarinya lagi. Ia merasa kalau akhir-akhir ini Zahra selalu menghindarinya.

"Mau pulang bareng?" tawar Adam membuka pembicaraan. Tapi, Zahra tidak menanggapinya. Ia pun langsung duduk di sebelah Zahra.

Setelah Adam duduk, Zahra refleks menoleh ke kiri dan kanan. Ia pun bergeser sedikit untuk memberi jarak.

"Lo udah ada yang jemput?" Masih tidak ada tanggapan. Adam masih bertahan.

"Gue ada salah ya?" tanya Adam. Namun, Zahra tetap diam.

"Aku lagi pengen sendiri, kak..." kata Zahra pelan.

"Kalau ada masalah, lo...."

"Bisa nggak biarin aku sendiri sekarang?!" Zahra meminta dan menatap penuh Adam.

Adam diam sebentar, menatap Zahra. Ada masalah, tapi ia ingin sendirian. Itu yang tersirat dari matanya.

"Oke. Kalau gitu gue pulang dulu," kata Adam. Lalu, pergi meninggalkan Zahra.

Zahra menatap punggung Adam.
Perasaannya sedikit kacau balau sekarang. Cemas, kesal, takut dan sakit jadi satu. Ia sudah terikat janji. Janji tetaplah janji baginya, harus ditepati.

***

Jreng, jreng, jreng....

Adam menghentikan permainan gitarnya. Lalu, mengutarakan yang dipikirkannya selama setengah jam tadi pada temannya.

"Gue ngerasa Zahra nge-jauhin gue," kata Adam.

"Ha??" respon Faisal.

"Lo sih ganggu dia mulu. Lama-lama sebel sama lo!" kata Vino.

"Paling dia sibuk karena ujian," kata Ali.

"Itu, masuk akal juga," kata Faisal.

"Gue yakin dia ada masalah, tapi apa?"

"Lo tanya sama kita? Mana kita taulah," kata Vino.

"Apa sih yang lo tau?!" kata Faisal pada Vino.

"Kampret lo!"

"Kenapa lo gak tanya, A?" tanya Faisal.

"Udah gue coba. Dia gak mau bicara sama gue."

"Cewek kayak gitu emang rumit. Cari lain..."

"Masalah, gue yakin lo masalahnya!!" kata Ali tiba-tiba. Sekarang ia baru ingat suatu hal tentang Zahra.

"Maksud lo?" tanya semua bersamaan.

"Beberapa hari lalu, Fahri kelas sebelah bilang lihat Zahra habis nangis di perpus. Gue kagak percaya. Mana mungkin es batu bisa nangis.... di.... tempat umum, " kata Ali.

"Lo serius? Dia nangis?" tanya Vino antusias. Sedangkan Adam malah terdiam mendengar kabar itu.

"Setelah gue ingat-ingat, Fahri ngomong gitu. Dia juga tanya Adam sama Zahra putus kagak. Lha gue malah bingung," jelas Ali.

"Kenapa lo baru bilang, Al?" tanya Adam.

"Gue kagak percaya sih. Cewek itu nangis di perpus sekolah?" kata Ali.

"Setuju! Siapapun nggak percayalah Zahra bisa nangis di sekolah. Yang ada dia bikin nangis banyak cowok," kata Vino menyetujui argumen Ali.

"Kalian ada benarnya juga sih. Tapi bisa aja dia benaran nangis," kata Faisal.

A dan Z [LENGKAP] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang