TIGA PULUH LIMA

1.1K 51 0
                                    

[Bagaikan Ombak]

Rahasia, sesuatu yang memang akan terungkap nantinya. Waktunya juga tidak akan pernah tepat.
~ A dan Z ~

Suasana kantin tidak pernah sepi di saat-saat istirahat seperti ini. Bakso, mie ayam, soto, siomay, dan cilok tidak pernah sepi pembeli. Makanan itu bisa dibilang paling favorit di seantero sekolah ini. Hanya saja ada pemandangan yang berbeda di istirahat kali ini. Dua manusia unggulan-bisa dibilang begitu-dari sekolah ini duduk berdua menyantap sotonya masing-masing. Sebenarnya tadi Zahra ke kantin dengan kedua sahabatnya. Tiba-tiba, Adam dan tiga temannya ikut nimbrung di meja mereka.

"Udah puas kemarin nonton konsernya?"

"Udah," jawab Zahra singkat.

"Tadi pagi kenapa gak mau aku jemput? Takut?"

"Bukan kok."

"Gak suka ya?"

"Bukan. Cuma gak nyaman aja dilihat sama lainnya," jawab Zahra pada akhirnya.

"Tuh kak, Zahra itu ngode minta dinyamanin sama kakak." Fira yang memang sedikit menyimak pembicaraan mereka berdua pun bersuara.

"Gak kok kak. A-aku cuma-"

"Tuh ketahuan jadi gagap gitu dia," tambah Fira lagi.

"Gerogi juga gak tuh?" tanya Moza dengan nada menggoda.

"Tapi gue makin suka sama sahabat kalian kalau lagi gerogi gitu. Lucu kan dia?" Zahra tersedak minumannya sendiri mendengar itu.

"Sampai tersedak gitu," oceh Fira saat Zahra masih terbatuk-batuk.

"Dam, lo keren banget," ujar Faisal.

"Keren kenapa emangnya dia?" tanya Ali.

"Cuma Adam yang bisa bikin cewek es kayak Zahra gerogi. Ya gak?"

"Udah kak, nanti dia makin gerogi. Lihat tuh wajahnya," timpal Fira. Yang lain pun tertawa kecuali Zahra yang gerogi tapi kesal juga karena dialah yang dipojokkan.

***

Dari bangku kantin yang lumayan jauh dari tempat Zahra berada, Genta menatap terus cewek yang sedang duduk bersama pacarnya itu. Sedangkan ia duduk bersama teman-teman barunya. Baru seminggu di sekolah ini, ia sudah mendapat banyak teman. Bahkan tak sedikit kaum hawa yang kagum padanya. Kaum hawa yang sudah move on dari Adam yang sudah dimiliki cewek lain. Tapi, Genta sama sekali tak ingin peduli dengan semua cewek itu. Zahralah yang masih menjadi tujuan utamanya.

"Bro, lo mau ikutan futsal nanti sore kagak?" Cowok yang bernama Nanda itu bertanya pada Genta, tapi ia tak menjawab.

"Woii," senggol Jojo dengan tangannya.

"Apaan?"

"Lo liatin siapa sih?"

"Jangan bilang lo liatin Zahra, cewek yang dipokok lagi sama pacarnya itu?"

"Kalau iya emang kenapa?"

"Lo suka sama dia, Ta?" tanya Bejo akhirnya nimbrung.

"Gak mungkilah, Jo. Mana mungkin dia suka sama cewek yang-"

"Dia dulu pacar gue," kata Genta yang membuat semua terdiam kaget. Sedangkan Genta memasang muka datar tapi tetap terlihat tampan. Bisa dibilang semua mata cewek kini beralih ke cowok asal sunda itu.

"Lo serius? Gak bercanda?" Akhirnya, Nandalah yang bertanya. Jojo dan Bejo menunggu jawaban Genta dengan antusias.

"Dia itu adik kelas gue di Bandung dulu," jawab Genta.

A dan Z [LENGKAP] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang