[REVISI] "Pendekatan 3"
"Lo suka nge-gambar ya?" tanya Adam.
Jadi, cowok yang di sana tadi dia? Mau apalagi sih? Batin Zahra saat melihat Adam sudah duduk didepannya.
"Harus ya saya jawab?" Zahra menghentikan tangannya menggambar sketsa wajah.
"Nggak juga. Katanya lo jago di bidang seni sama sastra. Musik juga bisa dong?" tanya Adam lagi.
"Maaf, kak, kalau nggak sopan. Tapi, saya nggak ada waktu buat bicara hal yang nggak penting!" kata Zahra sambil melanjutkan sketsanya.
"Lo itu nggak pura-pura jutek sama cowok kan?"
"Maksud kakak apa ya?"
"Gue liat lo ...."
"Mau kakak apa sih? Saya nggak pernah sekalipun ganggu kakak. Jadi, jangan ganggu saya lagi!" kata Zahra mulai memberesi barangnya.
Teet.... Teet....
Sebelum bel itu selesai berbunyi, Zahra sudah keluar dari perpustakaan. Sedangkan Adam masih diam di kursinya tadi.
Ternyata dia bisa marah. Berarti dia bisa tersenyum dan tertawa sama gue kata Adam dalam hati. Adam langsung beranjak dan keluar.
Zahra berjalan lebih cepat berharap kakak kelasnya tadi tidak mengikutinya. Jangan-jangan dia emang udah nebak sejak kejadian waktu itu. Gue tadi juga marah sama dia. Menyebalkan. Kalimat itu yang sekarang mengisi pikiran Zahra.
"Zahra!"
Ada apa lagi sih? batinnya tanpa menoleh ke sumber suara dan tetap lanjut berjalan.
"Gue akan terus ganggu lo. Nggak peduli lo suka atau nggak!" teriak Adam yang berhasil membuat beberapa orang di sekitarnya kaget, termasuk Zahra.
Hah? Zahra langsung mempercepat langkahnya lagi. Ia takut akan jadi sasaran cewek-cewek yang lewat.
***
"Al, itu Adam kan yang teriak?" tanya Mala pada Alana.
"Siapa cewek itu? Kelas berapa dia?" tanya Alana.
"Zahra maksud lo? Dia kelas 11 MIPA 1," kata Mala. "Lo nggak tau dia?" lanjutnya.
"Emang dia siapa sampai gue harus tau?"
"Dia itu andalan sekolah kita di lomba-lomba seni atau sastra,"
"Gue nggak peduli. Gue cuma peduli kalau dia deket-deket sama pacar gue,"
"Lo jadian kapan, Al. Kok gue nggak tau?" kata Icha.
"Maksud gue calon pacar,"
"Terus mau lo apa kalau Zahra deket sama Adam?"
"Apa aja!"
Mereka pun kembali kelas mereka - 12 MIPA 5. Alana memandang Zahra yang sudah jauh.
***
Setelah masuk kelas, Zahra langsung menuju bangkunya. Sudah ada Moza dan Fira di sana. Belum satu menit duduk, ia sudah dilempari pertanyaan oleh kedua sahabatnya itu.
"Di perpustakaan tadi ada kak Adam kan? Dia bilang apa sama lo? Kalian ngapain aja?" tanya Moza.
"Kata kak Faisal, kak Adam udah tau lo bakal ke sana. Dia sengaja nyuruh kita bilang ke kamu kalau kamu dicari. Jadi, kamu bakal pergi ke perpus buat menghindar. Hebat ya!" kata Fira.
"Heh! Lo ketemu sama kak Adam kan?" Tanya Moza lagi.
"Cerita dong. Gue kan juga pengen tau,"
"Menyebalkan, dia menyebalkan. Puas?" kata Zahra.
"Kok menyebalkan?" tanya Moza dan Fira bersamaan.
"Dia ganggu mood gue,"
"Emang dia bilang apa?" tanya Moza.
"Gue lupa. Jangan bahas dia lagi!"
"Okee"
Setelah itu, Bu Fatma masuk ke kelas dan memberi salam.
P. S.
Gimana? Maaf ya ceritanya pendek dan updatenya lama. Padahal cuma 1 mingggu. Selama satu minggu kemarin aku masih sibuk tugas sekolah, padahal udah libur.
Semoga yang udah nunggu bisa terobati ya. Update selanjutnya aku usahakan lebih panjang dan cepat.
Jangan lupa vote ya! Kalau mau komen, komen aja. Biar nggak sepi. Kritik, saran, atau kesan semua diterima kok.
Thanks yang udah baca, TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
A dan Z [LENGKAP]
Teen Fiction[22-05-2019] #2 teenfiksi "Mana bisa sih aku marah sama cewek se-unik kamu. Adanya bikin kangen kali." _____________________________________ Zahra adalah siswa pindahan dari Bandung. Ia ingin melupakan kisah pahitnya di Bandung. Bersama keluarga ba...