TIGA PULUH EMPAT

1.1K 54 1
                                    

Malam ini, gedung olahraga milik salah satu universitas terkenal di Indonesia dan terbaik di Yogyakarta terlihat sangat ramai. Sudah banyak kendaraan yang terpakir, begitupun orang-orang yang datang. Mereka datang bukan tanpa alasan. Tapi, mereka bukanlah sekumpulan mahasiswa baru yang akan ospek di malam hari, juga bukan mahasiswa yang akan bertanding antarjurusan. Mereka juga bukan mahasiswa tahap akhir yang akan wisuda, melainkan sekumpulan orang yang akan berteriak dan bernyanyi seperti suporter sepak bola. Mereka akan dihibur oleh band papan atas asal Jogja, tidak lain adalah Sheila On 7.

Sheila On 7, band yang sudah tidak asing di telinga anak muda. Bahkan beberapa orang dewasa,tua dan usia lanjut tahu band yang mempunyai vokalis bernama Duta itu. Ia juga sering dipanggil 'om' Duta oleh para fansnya. Band ini selalu bisa menciptakan lagu yang pas dengan perasaan anak muda. Duta juga berhasil menyanyikan lagu yang membuat pendengar terbawa perasaan.

Seperti rencana kemarin, Zahra juga akan menonton konser band terkenal ini. Di Bandung dulu, ia sudah sering mendengar nama Sheila On 7 serta lagu-lagunya yang kerap di putar di kafe-kafe. Tapi, ia tidak pernah punya kesempatan untuk menonton meskipun ia mampu untuk membeli tiket, VVIP sekalipun. Ayahnya, selalu melarang.

Zahra sudah sampai di GOR UNY setengah jam yang lalu. Hanya satu orang cowok yang menemaninya, Hema. Reza berhalangan ikut karena pekerjaan kantornya. Kakaknya itu harus mulai melaksanakan tugasnya sebagai direktur. Meski kakaknya tidak ikut, ia tetap menonton konser dengan tiket yang diberi kakaknya. Ia tidak akan melewatkan kesempatan bagus seperti ini. Ia bahkan menolak pergi dengan Adam untuk ini.

"Banyak ya, Ra?"

"Apanya?"

"Penontonnya," ujar Hema.

"Iyalah, Hem. Namanya juga konser." Memang benar jawaban Zahra. Tidak mungkin konser band terkenal hanya sedikit penontonnya.

"Emang lo pernah nonton?"

"Belum sih. Emang lo pernah?"

"Pernah," jawab Hema.

"Kok lo gak pernah bilang?"

"Bukannya gue nonton sama lo ya?" Zahra mengerutkan dahinya. "Pas Adam nyanyi di JCM waktu itu." Hema memang sengaja membahasnya. Ia ingin tahu apa mereka masih baik-baik saja.

"Itu bukan konser, Hemaaa."

"Tapi, dia nyanyi tuh buat cewek can-tik malam itu. Banyak yang nonton juga."

"Kok jadi bahas dia sih? Udahlah ayo masuk," ajak Zahra sambil menggandeng tangan Hema.

Hema membalas dengan senyuman. Dalam lubuk hatinya, ia sangat senang Zahra menggandeng tangannya. Lo selalu bisa buat perasaan gue campur aduk, Ra.

Mereka menerobos para penonton untuk mendapatkan barisan depan. Zahra meminta Hema melakukannya. Ia ingin melihat Duta dari dekat. Hema juga tidak akan bisa menolak permintaan Zahra.

Tepat pukul delapan, acara konser mulai dibuka. Band kecil-belum terkenal-membuka konser malam ini. Setelah beberapa lagu ditampilkan, barulah Duta bersama personil lainnya tampil di atas panggung. Sorak riuh para penonton menyambut mereka.

Duta tersenyum, "APA KABAR JOGJA?!!" sapa Duta pada seisi gedung.

"BAIK!!!" Teriak semua penonton membalas sapaan Duta.

"APA KABAR JOGJA?!!"

"BAIK!!"

"Selamat malam semuanya."

"Malam!!!"

Petikan gitar mengiringi lagu yang berjudul Hari Bersamanya. Duta menyanyikannya bersama para penonton. Duta yang meminta mereka bernyanyi bersamanya.

A dan Z [LENGKAP] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang