DUA PULUH TIGA

1.3K 93 2
                                    


Mana bisa sih gue marah sama cewek se-unik kamu. Adanya bikin kangen kali
~ Adam Surya Manggala ~


Gue tunggu lo di ruang osis habis pulang sekolah

Pesan itu membuat Zahra kebingungan untuk menjawab. Di dalam hatinya, ia ingin minta maaf atau secara tersirat meminta Adam untuk mendekatinya lagi. Tapi, otaknya terus berpikir untuk tetap menjadi Zahra yang dingin, kaku, dan cuek.

Akan tetapi, hatinya memenangkan permainan ini. Semua itu juga berkat paksaan dari kedua sahabatnya yang disertai ancaman.

Bel sekolah sudah berbunyi dua puluh menitan yang lalu. Zahra masih berjalan menuju ruang osis yang ada di lantai satu. Perasaan di dalam hatinya masih saja berkecamuk. Sampai akhirnya ia sudah tiba di depan ruang osis.

Beberapa cowok yang sedang duduk di depan ruang osis langsung melihat ke arah Zahra. Mereka sedikit keheranan melihat Zahra datang.

"Lo, Zahra kan?" tanya salah satu cowok yang ada. Di seragam tertempel tanda pengenal 'ARYA WICAKSONO'

"Iya, kak." Zahra menjawab dengan nada datar dan terkesan dingin.

"Lo ngapain ke sini?" tanya Arya.

"Nyari... Kak Adam ada?"

"Oh, dia di dalam. Lo masuk aja," jawab Arya.

"Makasih kak."

"Hati-hati, dia lagi sensi!" kata cowok lain memperingatkan Zahra.

Zahra pun masuk ke ruang osis. Ia melihat Adam sibuk dengan laptop dan tumpukan kertas yang ada. Bahkan tidak menyadari kedatangannya.

"Sisca, lo...." Adam berhenti bicara ketika melihat yang di depannya bukan sekretarisnya.

"Zahra, gue kira lo nggak akan ke sini."

"Aku...." Zahra terhenti.

"Zan, lo keluar. Nanti kalau ada yang masuk lo larang dulu," pinta Adam pada Fauzan yang masih ada di dalam ruang osis.

"Oke. Hati-hati ada setan nanti," kata Fauzan sedikit bercanda.

"Lo bisa aja." Setelah itu barulah Fauzan keluar.

"Lo tadi mau bilang apa?" tanya Adam datar. Terlihat berbeda dibandingkan saat bicara dengan Fauzan.

Dia beneran marah sama gue?

"Aku mau minta maaf soal kejadian itu, kak," kata Zahra pelan.

"Oke," balas Adam singkat. Bahkan ia tidak melihat ke Zahra tapi masih menatap laptop.

Zahra diam sesaat. Suasana disekelilingnya terasa semakin dingin.

"Kakak, marah ya sama aku?" Setelah sekian lama, ia bicara lembut pada cowok. Sekarang, ia terlihat seperti pacar yang sedang menyesal.

"Kenapa gue harus marah sama lo?" Adam menatap wajah Zahra.

"Kalau nggak, kenapa kakak nge-jauh gitu?" Tiba-tiba pertanyaan itu keluar dari mulutnya.

Ah, kenapa gue tanya kayak gitu coba? Zahra memukul keningnya pelan. Adam tidak langsung menjawab. Hening sebentar. Zahra pun bermaksud untuk mengalihkan topik.

"Maksud aku, akhir-akhir ini...aku lihat, ka..." Zahra gerogi dan bingung. Tapi, Adam malah tersenyum. Ia selalu ingin tertawa melihat Zahra gerogi.

"Lo kangen sama gue?" nada bicara Adam kembali asik seperti biasanya.

"Ha? Enggak."

"Okeee. Sekarang perasaan lo ke gue gimana? Udah berubah?"

"Em....aku... belum, nggak tau."

A dan Z [LENGKAP] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang