TUJUH

2.4K 113 1
                                    

[REVISI] "Pendekatan 1"

Dingin. Itu yang harus kamu lakukan bukan gerogi.

~ Zahra Anadhita Satwika ~

Zahra pun langsung berbalik badan untuk melihat seseorang di belakangnya itu. Ia tak menyangka jarak badan mereka hanya tiga jengkal. Tampang kaget tergambar di wajah Zahra dengan sangat jelas.

"Kaget gitu liatnya. Nih bukunya," kata Adam lalu memberikan buku itu.

Zahra masih terdiam. Ia masih sulit untuk bernafas normal. Ia tidak bisa memahami kejadian mendadak ini.

"Kok diem aja?" kata Adam menunggu jawaban Zahra. "Nanti keburu masuk lho."

Udara, gue butuh oksigen. Kok badan berasa kaku ya? Perasaan gue juga... Pliss, ra lo jangan pikir yang aneh-aneh. Sadar, sadar, sadar! Zahra benar-benar sibuk dengan pemikirannya. Saat ia berusaha menyadarkan diri, suara berat dari cowok itu menyadarkannya.

"Dek, nanti keburu masuk lho. Tadi mau pinjem buku ini kan?"

"Hah? A-apa?" balas Zahra terbata.

Ra, kamu harus sadar. Dingin. Itu yang harus kamu lakukan bukan gerogi. Jangan kasih harapan. Jangan pernah! Zahra berusaha menghilangkan rasa geroginya dengan mensugesti dirinya untuk bersifat dingin. Sedangkan Adam masih setia menunggunya bicara.

"Kalau begitu saya permisi. Makasih buat bantuannya," kata Zahra langsung pergi menuju tempat peminjaman buku.

"Oke, sama-sama."

Gue lihat itu. Sifat aslinya. Jelas sekali dia kaget dan gerogi. Dia bukan cewek dingin seperti yang dilihat. Kenapa dia bersembunyi? Itu yang Adam pikirkan sejak melihat Zahra membelakanginya. Ia makin penasaran dengan adik kelasnya itu.

***

Cewek itu terus mengatakan stop dalam diam. Jantung Zahra sekerang berdetak dua kali lebih kencang. Ia juga mensugesti pikirannya bahwa itu adalah hal yang wajar saat kaget. Ia ingin terus mengelak tentang hatinya.

Apa gue harus memberitahu Moza dan Fira? Gak. Gue jangan cerita hal ini pada mereka. Bisa-bisa... Ah sudahlah, lupain Zahra. Zahra langsung menidurkan kepalanya dengan posisi miring dan satu tangan kiri di atas meja. Ia lelah dengan pemikirannya sendiri.

Moza dan Fira menghampiri meja tempat Zahra tiduran setelah kembali dari kantin.

"Zahra!" sapa Moza dengan menghentakan tangannya ke meja.

"Apaan sih?" kata Zahra setelah bangun dari posisi tidurnya.

"Gue cuma mau ngetes doang." kata Moza.

"Kenapa lo? Tumben udah balik dari perpus. Biasanya kan lo kalau pinjem buku baca di sana dulu sampai bel," tanya Fira.

"Pengen langsung balik aja. Habis tadi di perpus..." Zahra langsung menghentilan perkataannya.

"Kenapa di perpus? Ada masalah?" tanya Fira.

"Kenapa, Ra? Lanjutin dong!" kata Moza.

"Tapi, kalian janji nggak bakal histeris atau heboh." Zahra terpaksa menceritakan kejadian tadi karena sudah terlanjur keceplosan.

"Apaan sih? Gue janji deh." ucap Fira makin penasaran.

"Begini, gue tadi ketemu kak Adam."

"Hah, beneran?" tanya Fira dengan keras. Ia kaget sekali.

"Senior yang ngasih buku ke gue itu namanya Adam kan?"

"Iya. Terus?" kata Moza ikut penasaran.

A dan Z [LENGKAP] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang