DUA PULUH DELAPAN

1.2K 80 0
                                    

[Dia Kembali-sub judul]

Masa lalu punya dua kemungkinan. Dilupakan atau diingat. Indah atau pahit sebuah kenangan itulah yang menentukan.
~A dan Z~
🌹🌹🌹

Zahra terus memegangi ponselnya. Mengetik sesuatu bermaksud mengirim pesan, tapi ia hapus lagi karena ragu. Ia ingin rasanya menelpon orang itu-Adam. Tapi, rasa canggung untuk bicara dengan Adam masih menyelimutinya.

Di lain sisi, Adam beberapa kali tersenyum bahagia. Ia juga masih tidak percaya Zahra mau menerimanya. Jadi, ia memahami suasana canggung sepanjang perjalanan pulang tadi. Zahra yang ia lihat hari ini sangat berbeda.

Dering telpon ponsel Zahra berbunyi. Ia sedikit terkejut. Terlebih lagi saat melihat nama di layar ponselnya. Ia mengatur napas sebelum mengakat panggilan tersebut.

[Adam] Malam, Ra.

[Zahra] Malam juga..., kak.

[Adam] Tadi aku lihat kamu mengetik lama banget. Kamu mau bilang apa?

[Zahra] E... Aku mau minta tolong sama kak-

[Adam] Gak usah pake kak ya. Kamu mau minta tolong apa?

[Zahra] Aku mau ka-kamu rahasia-in kalau kita pacaran.

[Adam] Kita?

[Zahra] Aa... bisa kan?

[Adam] Kenapa?

[Zahra] Aku takut nanti ada yang....

[Adam] Oke, gapapa. Aku bisa ngerti. Tapi, jangan lama-lama ya

[Zahra] Makasih ya

[Adam] (Jadi, kalian beneran udah jadian?). Diem dulu kenapa.

[Zahra] Siapaa?

[Adam] Sorry, Ra. Laras udah tau nih. Dia kepo mulu sih.

[Zahra] Ohh. Laras gak satu sekolah sama kita jadi gapapa.

[Adam] Tenang aja. Cuma mau bilang itu aja?

[Zahra] Iya

[Adam] Oke. Ra?

[Zahra] Ha?

[Adam] Tidurnya jangan kemalaman. Nanti sakit.

[Zahra] Ya udah. Night, kak.

[Adam] Night!

Percakapan yang membuat mereka tersenyum sendiri. Kalau pacaran, emang canggung ya di hari pertama jadian? Begitu tanya Zahra dalam hati.

***

Sebuah kafe di salah satu kota Jogja menjadi pilihan mereka untuk bertemu. Moza dan Fira tidak puas dengan cerita Zahra di grup. Karena Zahra tidak mau kedua sahabatnya heboh di rumah, ia memilih untuk bertemu di kafe.

"Jadi, lo beneran udah jadian sama kak Adam?"

"Ya gitu," jawab Zahra.

"Kenapa lo tiba-tiba terima kak Adam?" tanya Moza.

"Iya, Ra. Bukannya lo selalu menyangkal kalau lo cinta sama kak Adam?" tambah Fira.

"Gue juga gak bilang kan sekarang gue cinta sama dia."

"Hah, lo terima kak Adam tapi-"

"Gue mau coba buka hati gue lagi. Kayaknya kalian benar. Mungkin dengan ini gue bisa lupain cowok yang pernah nyakitin gue."

Fira menempelkan tangannya ke jidatnya sendiri. Kemudian, beralih ke jidat Zahra. "Lo gak sakit kan, Ra?"

"Gak lah."

A dan Z [LENGKAP] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang