BF7

31.4K 5.2K 300
                                    

Dara's POV.

Belum selesai acara kaget gue dengan chat Bella barusan. Tiba-tiba, telfon dari Kai menginterupsi gerakan gue.

Gue awalnya gak percaya dengan chat Bella, mengingat Dio tuh sangat anti sama berantem sedangkan Jihoon gak pernah punya masalah selama dia hidup.

Tapi, karena telfon Kai semua ekspektasi gue selama ini tentang ke dua cowok penting dalam hidup gue ini sirna.

Gue yakin, kalo udah Kai yang nelfon pasti chat yang Bella kirim ke gue tadi bener. Bukan, bukan gue gak percaya sahabat gue- Bella. Hanya saja anak ayam itu selalu berbohong ke gue.

Karena gue termasuk orang yang menganut prinsip; sekali dibohongi gak akan percaya lagi.

"Halo, Kai!" Pekik gue.

"Lo dimana?!" Tanya Kai dari sebrang telfon yang gue denger gaduh banget.

"Kai! Please! Tahan Dio dan Jihoon!" Suruh gue tanpa mempedulikan pertanyaan Kai.

Yang terpenting saat ini adalah Dio dan Jihoon jangan sampe bonyok dulu. Gue gak mau mereka terluka sedikitpun.

"ASTAGA JIHOON!" Teriak Kai dari sebrang telfon.

"KAI TAHAN MEREKA!!!" Teriak gue setelah itu mematikan sambungan panggilan Kai ke gue.

Tanpa mikir panjang gue langsung ngacir ke sekolah menaiki mobil Honda Civic milik gue.

Gue gak peduli bagaimana penampilan gue saat ini, yang terpenting adalah adik gue- Jihoon jangan sampai terluka apalagi karena Dio.

Walaupun Dio suka diam, gue yakin dia punya kekuatan besar di balik kepalan tangannya yang terhitung mungil menurut gue.

Setelah 15 menit gue di jalan akhirnya gue sampai di sekolah yang masih rame karena jam pulang sekolah.

Gue turun dari mobil dengan cepat kemudian lari ke arah kelas gue yang lumayan jauh dari parkiran. Gue harus menyebrangi samudra, g. Menyebrangi lapangan basket dulu untuk bisa sampai di kelas.

Dari kejauhan gue udah denger suara ribut-ribut khas orang barantem kemudian pandangan gue teralihkan ke arah Kai yang mondar-mandir di depan kelas gue sambil memegang handphonenya.

Gue berlari ke arah Kai.

"Kai!!" Pekik gue yang bikin Kai dengan cepat mengalihkan pandangannya ke gue.

"Kok lo lama banget sih? Kasian Jihoon!" Teriak Kai kenceng banget yang bikin gue lemes, rasanya otot-otot kaki gue gak lagi berfungsi karena kata Kai barusan.

Jihoon, adik gue.

Bisa mati gue kalo Jihoon kenapa-kenapa, dia anak kesayangan bunda.

Tanpa basa-basi gue menghentakkan pintu kelas yang ada di hadapan gue.

BRAK!

Tiba-tiba, penglihatan gue penuh dengan cairan krim lengket ditambah manik-manik dari confetti yang mengagetkan gue barusan.

"HAPPY ANNIVERSARY, COUPLE D!!!" Teriak temen-temen gue yang bikin gue speechless.

Gue masih mematung di depan pintu dengan keadaan yang penuh dengan krim kue ditambah kertas-kertas confetti.

Dari sini gue bisa lihat Dio yang ada di depan gue sedang membawa kue tiramissu kesukaan gue di tangan kanannya dan sebuket bunga mawar biru kesukaan gue di tangan kirinya.

Gue bisa lihat Dio yang senyum dengan lebar ke arah gue. Tanpa sadar, gue menangis lihat senyuman Dio.

Pengen banget rasanya gue merobek mulut Dio saat ini tapi dengan cepat gue menghilangkan pikiran extreme gue itu.

Gue dan Dio hanya saling diam menatap dihiasi temen-temen gue yang dengan setia merekam gue dan Dio saat ini.

"Happy anniversary, Zadara Park." Ucap Dio pada akhirnya.

"Jangan nangis dong.." Lanjutnya.

Gue hanya bisa diam sambil menutup mulut.

Anjiran! INI SEBENARNYA APAAN SIH?!

Gue masih diam sambil nangis, btw. Gue bingung harus ngomong apa saat ini, mungkin gue terlalu seneng sampai-sampai bicara pun gue gak bisa.

"Yeol, pegang dulu." Ucap Dio lalu ngasih kue dan bunga tadi ke arah Chanyeol setelah itu Dio memeluk gue dengan erat.

CATET BANGSOL!

DIA MELUK GUE!

"Yo.." Lirih gue.

"Maafin aku ya.." Ucap Dio yang buat gue semakin menangis di dalam pelukannya.

"ELAAAH! KENAPA JADI KAYAK ACARA KATAKAN PUTUS GINI SIH?" Pekik Kai yang buat semua orang di ruangan ini tertawa receh kecuali gue.

BANGSULLL!!!

Tbc.

Next?
Ceye🤍

BOYFRIEND;DKS [Re-Publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang