BF56

20.2K 3.1K 216
                                    

Ardio's POV.

Ini sudah lebih dari seminggu semenjak kedatangan gue ke rumah Dara. Sejak saat itu juga, gue udah gak pernah lagi ketemu dia.

Gue amat menyayangkan keputusan Ayahnya yang memilih menolak kenyataan bahwa gue adalah pacar dari anak gadis kesayangannya itu.

Tapi saat ini, gue hanya bisa menerima dan menghargai itu. Berontak pun gak ada gunanya dan itu bukan gaya gue.

Seminggu yang lalu Dara ngasih tau kalau dia akan berangkat ke Seattle untuk liburan tapi sejujurnya saat itu gue gak percaya dengan dia.

Dengan suasana yang tegang seperti ini dia liburan? Gak mungkin. Gue tau Dara seperti apa walau kita baru berpacaran 8 bulan lamanya.

Di posisi ini, gue sama dengan Dara. Kita sama-sama gak mengerti dengan keputusan yang Ayahnya ambil saat itu.

Gue gak tau setakut apa Ayahnya untuk membiarkan Dara punya hubungan dengan orang lain. Bahkan cowok seperti gue.

Beliau mengekang Dara seolah anaknya itu adalah pembangkang dan seperti anak nakal kebanyakan. Padahal kenyataannya tidak.

Dan disini kalian pasti mempertanyakan apa alasan gue sebenarnya menjalin hubungan walau itu gak terlalu penting di umur gue yang masih 18 tahun ini.

Gue sayang Dara. Dari awal gue kenal dia, gue udah berharap bisa dekat bahkan menjalin hubungan dan akhirnya itu terjadi.

Awalnya, gak ada yang spesial karena gue gak tau cara mengeskpresikan diri itu seperti apa. Tapi, Dara. Dia beda.

Dia tetap stay di samping gue bahkan setelah berjuta kali gue cuekin dengan sikap yang gue sadari sangat dingin. 

Dan dari situ, gue berniat akan menikahinya nanti setelah gue memimpin perusahaan Papa secara resmi.

I have a lot of plans for her.

Gue bukan Chanyeol yang harus menjadi playboy untuk mendapatkan wanita yang sesuai dengan tipe idealnya.

Karena gue nyaman sama Dara, itu sebabnya gue mempertahankan dia.

"Dara masih belum sekolah, Yo?"

Gue menatap ke arah Chanyeol yang sekarang duduk di bangku samping gue kemudian menggelengkan kepala.

Terlalu malas untuk bicara dan gue gak mau Chanyeol bertanya lebih jauh soal Dara.

"Kemarin gue dan Manisha udah ke rumahnya tapi disana gak ada orang, pagar rumahnya digembok. Lo gak niat nyari dia?"

Gue menggeleng lagi.

Bukannya gak niat nyari, tapi gak perlu melakukan itu. Karena gue udah tau kalau sebenarnya Dara gak kemana-mana.

Dia di rumahnya, di kamarnya, lagi nangis sambil ngeliatin foto gue. Itu yang selalu dia lakukan ketika kita punya masalah.

Dan gue gak sebodoh itu percaya dengan omongan Dara soal dia ke Seattle, hari itu juga gue melacak keberadaannya lewat ponselnya yang terhubung ke ponsel gue.

Dan dia masih di sana. Gak pernah kemana-mana.

"Semangat dong, Yo. Dara kalo liat lo sedih gini pasti dia juga ikutan sedih."

Gue mengangguk.

Lebih baik saat Dara melihat gue sedih dan dia ikut sedih daripada gue gak bisa lihat dia seperti seminggu belakangan ini.

Seminggu ini juga Jihoon terlihat kacau bahkan gue sering lihat dia di tengah lapangan lagi dihukum sama Pak Leeteuk.

Rasanya, gue pengen banget jadi orang jahat dan membunuh semua orang yang menghalangi hubungan gue dengan Dara.

BOYFRIEND;DKS [Re-Publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang