BF46

21.7K 3.1K 307
                                    

Gue menatap ke arah Dio yang sekarang udah kembali duduk di samping gue.

Mungkin Dio menyadari tatapan gue karna sekarang dia juga menatap gue penuh heran.

"Kenapa?"

"Lima menit doang kata kamu?"

"Astaga, lewat dua menit doang, Dara."

"Kan kamu ngomongnya lima menit, Ardio."

"Yaudah, maaf. Jangan cari masalah lagi, berantem capek."

Dikata gue gak capek. Hahaha, tapi seneng sih jailin Dio. Gue udah pernah bilang kan kalau ngejailin Dio adalah salah satu hal kesenangan gue? Wajahnya itu loh kalo lagi ngambek, GEMESH.

Setelah mengucapkan itu, Dio menjalankan mobilnya ninggalin toko buku itu dan gue melirik ke arah kresek berwarna putih yang ada di samping gue.

Anjir, ini beli buku apa ngerampok si Dio? Banyak banget bukunya heh, 5 buku semuanya mau dia apain astaga.

Bodo dah bodo, mau beli seratus buku juga gue gak peduli yang penting dia bahagia aelah itu aja.

"Kanan atau kiri?"

Gue mendongak ke arah Dio.

"Hah?"

"Belok ke kanan apa ke kiri ke Lotte Worldnya?"

"Kanan, sayangku.. kamu gak pernah ya kesana?"

"Pernah."

Anjir gue tertohok. Sama siapa woy pacar gue ke sana? :") ini aja gue pertama kalinya jalan bareng Dio ke Lotte World. Biasanya juga ke toko buku, paling bagus ke Mall.

"Serius? Sama siapa?"

"Mama."

Boleh seneng gak nih gue?

Ya untung aja bareng Mamanya. Kalo tadi dia bilang sama temen ceweknya atau siapa gitu, cewek.. ah pokoknya gue gak suka Dio deket-deket cewek.

"Pernah sama Yeri juga."

Senyuman gue luntur seketika saat Dio melanjutkan perkataannya. Gue menatap ke arah Dio yang ada di samping gue.

"Who the hell Yeri, Yo? Aku baru ini denger nama dia. Siapa? Mantan kamu? Selingkuhan kamu? Atau dia gebetan kamu? Cinta tak sampai?"

"Kakaknya Chenle."

Efak, gue kicep.

Kalah telak gue sialan. Gue di sini udah curigaan lahir batin karna denger nama cewek lain yang disebutin Dio.

Ya, gue emang se-protektif itu ke Dio. Bukan tanpa alasan, gue rasa anak-anak cewek cabe sekolahan gue sudah cukup untuk membuat gue gedek karna tiap hari mereka dengan nampak deketin Dio.

Lo pikir, gue gak risih hah?!

Jangan tanya sudah berapa banyak cewek yang gue, Manisha, dan Bella labrak karna berani deket-deket pacar gue atau pacar mereka. Prinsip kita, touch mine mean that you begging to us for your death.

Gue masih diem aja saat mobil Dio udah terparkir rapi di parkiran Lotte World.

Tapi tiba-tiba gue merasakan ada tangan di kepala gue dan tangan itu membuat pergerakan kecil seperti mengelus.

Gue menatap si pelaku yang tidak lain tidak bukan adalah pacar gue, Ardio.

"Mikirin apa, hm?"

"I won't lose you."

Dio menatap gue bingung dan gerakan tangannya di kepala gue terhenti.

"Kenapa, Yo?"

"Kamu ngapain?"

BOYFRIEND;DKS [Re-Publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang