Gue menatap Dio yang saat ini sedang menyetir di samping gue dengan wajah cemberut.
Gimana enggak? Dio is back guys, semenjak kejadian di kantin, Dio kembali dingin ke gue.
Argh.
Okay, emang gue yang salah kan?
"Dio please.. think about it. Ketika kamu ditelfon malem-malem sama temen kamu trus pas kamu jawab dia malah merintih kesakitan dan minta bantuan ke kamu, masa kamu malah matiin telfonnya dan lanjut tidur? Gak mungkin kan?"
Gue masih liat Dio diam.
"Oke, kenapa gak telfon kamu atau yang lain.. I did. Tapi nomor kalian udah gak aktif. Kamu tau kan aku orangnya panikan? Aku bawa mobil aja gemeteran, sayang."
And, Dio masih diam.
"Aku mesti kasih penjelasan gimana lagi biar kamu mau mengerti kondisi aku saat itu, Ardio? Kenapa rasanya aku bersalah banget yah udah nolong Sehun? Hhh.."
Gue tersentak kaget saat Dio menarik tangan kiri gue dan menempatkannya di pipi kanannya.
"Aku lagi sariawan, sakit banget. Kalo ngomong rasanya pengen tonjok orang."
Gue disini antara kasian sama pengen ketawa denger Dio ngomong suaranya kecil banget hahahahahaha.
"Kenapa baru ngomong sih?!"
"..."
"Badan kamu juga hangat nih, mau sekalian periksa ke Dokter aja gak entar? Atau pulang aja? Biar aku rawat kamu di rumah."
"It's okay. Aku irit ngomong dulu gapapa kan? Sakit banget."
Gue mengelus pipi kiri Dio yang hangat dan itu membuat Dio nyaman.
Kasihan banget sumpah.
Jadi ini Dio lagi nyetir dari sekolah ke rumah sakit tempat dimana Sehun dirawat.
Gak hanya gue dan Dio kok, genk gue dan genk Dio juga turut meramaikan acara kunjungan hari ini.
"Hm, Dio?"
"Hmm?"
"Boleh mampir bentar gak? Aku pengen beli pesenan Sehun tadi pagi soalnya."
Gue lihat Dio mengangguk kecil.
Disini gue gak tau Dio tuh mengiyakan karna emang dia mau atau gak ada pilihan lain selain mengangguk dan entah kenapa saat ini juga gue pengen banget dia ngomong biar gue tau isi hatinya dia.
Karna yang gue tau, setiap ucapan yang Dio keluarkan dari mulutnya, dia gak pernah berbohong.
Sepertinya Dio sudah hafal betul apa yang dititip sama sahabat segenknya itu. Buktinya, tanpa gue kasih tau Sehun nitip apa ke gue, mobil Dio udah terparkir di depan kedai bubble tea langganan Sehun.
Sesuai permintaan Sehun, gue memesan segala macam rasa dari bubble tea satu persatu.
Gue gak yakin dia bisa menghabiskan ini semua atau berakhir di tangan Chanyeol, Kai, dan Baekhyun.
Mobil yang Dio kemudikan kembali melaju ditemani lantunan musik yang memenuhi mobil ini.
Sesampainya di rumah sakit, gue menahan tangan Dio untuk berhenti berjalan saat kita berada tepat di depan apotek rumah sakit.
Gue membeli beberapa obat tetes dan obat tablet untuk Dio minum nanti. Sebelumnya, Dio pernah sakit sekali dan baru kali ini lagi dia sakit kayak gini. Gue sedih ah. :(
Tangan kiri gue menenteng kresek obat dari apotek tadi dan tangan kanan Dio dipenuhi tentengan kresek bubble tea pesenan Sehun. Sedangkan tangan kanan dan kiri kita saling bertautan, manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOYFRIEND;DKS [Re-Publish]
FanfictionAyo sini ketemu sama Ardio, si cowok dingin yang suka bodo amatan, ketus, dengan sifat dinginnya yang lain. Tapi, dia punya pacar namanya Dara. Highest rank: -4 in fanfiction- [SEASON ONE, COMPLETED (CHAPTER END IS PRIVATE) AND SEASON TWO, ON GOING...