BF37

22.1K 3.2K 224
                                    

Setelah memarkirkan mobil kak Joo Hyuk, gue masuk ke dalam rumah Sehun yang totally ini gelap banget dan pintunya gak dikunci.

Gue berusaha mencari saklar lampu dan menyalakan seluruh lampu yang ada di rumah ini, setelah itu gue menaiki tangga dan melakukan hal yang sama saat di lantai dua.

Setelah selesai, gue berlari ke arah kamar Sehun dan yang gue dapati adalah Sehun yang masih terbaring sambil membelakangi gue.

Setelah menyalakan lampu kamarnya, gue berjalan ke arah jendela Sehun yang terbuka dengan lebar yang membuat gorden-gordennya berterbangan.

"Hun, lo kenapa?"

Gue berbalik dan mendapati wajah Sehun yang udah pucet banget, bibirnya kering, wajahnya penuh keringat, gue memegang dahinya.

"Astagfirullah. Hun lo demamnya tinggi banget, kok bisa?! Kita ke rumah sakit yah?!"

Gue beranjak dari ranjang Sehun tapi dia menahan tangan gue kemudian dia menggeleng ke arah gue tanda dia gak mau dibawa ke rumah sakit.

"Jangan ngebantah! Lo mau mati?! Disini cuma ada kita berdua, lo mati gue juga mati!"

Genggaman tangan Sehun melonggar setelahnya gue mencari mantel tebal milik Sehun dan membawanya ke dia.

"Lo bisa bangun?"

Sehun mengangguk kecil dan gue membantunya untuk duduk dari posisinya.

Setelah itu gue membantu dia memasang mantelnya.

"Gue gak kuat, Ra."

"No, lo kuat. Ayo."

Setelah gue menyiapkan beberapa barang yang dibutuhkan Sehun seperti dompet, ponsel, dan beberapa bajunya, gue dan Sehun bergegas turun ke bawah sambil gue membantu Sehun berjalan.

Gue membuat tangan Sehun merangkul pundak gue dan gue mengenggam tangan kanannya.

"Astaga dingin banget tangan lo, kok bisa gini sih hah?!"

Sehun hanya meringis kesakitan sambil memperhatikan jalannya.

Kita masuk ke mobil kak Joo Hyuk setelah gue mengunci rumah Sehun. Untung aja sedari tadi gak ada pencuri yang berniat masuk ke dalam rumahnya.

Gue menaikkan kecepatan mobil gue saat gue liat Sehun udah gelisah di samping gue.

Sebelum naik di mobil, gue membawa Sehun untuk berbaring di kursi belakang tapi dia nolak katanya bikin pusing doang kalo tidur di mobil jadi dia duduk di depan bareng gue.

"Bentar ya."

Gue keluar dari mobil dengan tergesa-gesa dan masuk ke dalam apotik yang buka 24 jam itu.

Setelah selesai, gue masuk ke dalam mobil dan Sehun menatap gue lemah.

"Hhh. Sehun yang biasa gue liat ceria, hilang seketika yah. Sini gue pakein."

Sehun mendekat tanpa tau apa yang akan gue pakein ke dia. Tenang aja, gue hanya memasangkan obat penurun demam di dahinya, taukan?

"Dingin.."

"Hahahaha emang dingin, nih minum dulu barang seteguk aja."

Sehun nurut dan dia meminum air mineral yang tadi gue beli, bukannya seteguk, sebotol Sehun habisin.

Gue kembali melajukan mobil ke arah rumah sakit yang lumayan jauh dari kediaman Sehun sesaat setelah dia meneguk habis minumannya.

Sesampainya di rumah sakit, gue menyampirkan tas Sehun di pundak sebelah kanan gue dan membantu Sehun keluar dari mobil trus gue bantu jalan lagi.

BOYFRIEND;DKS [Re-Publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang