"Lo mau ngomong apa lagi sih? Kita udah putus!" Pekik gue ke Dio yang saat ini ada di hadapan gue dengan tatapannya yang tau dah apa artinya.
"Kamu kenapa jadi kasar gini?" Tanya Dio dengan suaranya yang dingin seperti es di kutub utara.
Bikin beku tjoy.
"Udahlah. Gue males ketemu lo. Bhay!" Kata gue tanpa memedulikan pertanyaannya.
Eh anyink, ini gue lagi nahan diri biar gak nangis. Sempak emang, gue baru sadar ternyata gue lemah banget karna kerinduan gue ke Dio.
Baru aja gue pengen ninggalin Dio, tapi dia udah nahan tangan gue seperti di film-film India gitu.
"Yo.. apaan lagi sih? Kita udah putus. Jadi sekarang hanya ada lo, gue. That is it."
"Kata siapa kita putus?"
"Kata gue. Emang kurang jelas yah? Yaudah kita- hmmpppphh!"
Fakeuuu!
Ingatkan gue kalau ini masih di sekolah dan ingatkan gue kalau Dio itu mantan gue.
Ingatkan gue please!
Gue mendorong badan Dio menjauh dari gue sambil menyapu bekas bibir Dio di bibir gue.
Dio menahan kedua tangan gue.
"Sebegitu jijiknya kamu sama aku? Aku gak pernah mengiyakan kita putus, Dara." Kata Dio yang terdengar begitu lirih di telinga gue.
Eleh! Sempak miper emang. Sialan.
Gue jadi baper kan asyu.
Ini first kiss gue udah ditaken sama Dio anyink, ya walau gak lumat-lumatan tapi tetep aja bibir tebel Dio nempel di bibir gue bisa gue rasain dengan ena.
Tuhkan jadi mau lagi :(
"Dio please.. gue rasa ini waktu yang tepat untuk kita intropeksi diri masing-masing. Lo harus sadar kenapa gue minta putus kayak gini. Semuanya beralasan, Ardio." Jawab gue berusaha tenang.
Dio menghela nappasnya kasar.
"Mau kamu sebenarnya apa, Ra? Kita bisa ulang semuanya dari awal. Aku jan--"
"Gak usah janji-janji, please. Gue gak suka dijanji.. apalagi kalo gak bisa ditepatin. Itu hurt sumpah." Potong gue.
"Dara. Aku sayang sama kamu." Kata Dio sendu.
Jangan tanyakan reaksi gue gimana.
Gue disini sedang berusaha dengan keras untuk tidak memeluk Dio saat ini juga. Pengakuan dia sayang sama gue itu jarang banget gue dengar dan itu sukses buat pertahanan gue runtuh :"
OH SOMEBODY HELP MEH!
"Dara.. aku.." Lirih Dio terputus saat pandangannya teralihkan ke arah belakang gue.
Gue mengikuti arah pandang Dio lalu berbalik.
Demi sempak Kai yang gak dicuci sebulan dan hanya dibolak-balik trus dipake lagi! Ini Jihoon datengnya dari mana anyink? Suara sepatunya aja gak ada!
"Ayo ikut Jihoon." Kata Jihoon dengan suaranya yang tidak kalah dingin dari Dio.
Ini kenapa gue dikelilingi sama orang dingin gini sih? Emak Dio dan emak gue ngidam es apa yak pas hamilin mereka? Ah tau dah bodo amat :"
Tapi batin gue berteriak kencang karna Jihoon datang menyelamatkan gue dari suasana awkward bareng Dio tadi.
Tbh, gue kangen berat sama Dio dan pengen ngomong kalo gue juga sayang banget sama dia tapi di sisi lain gue masih belum siap untuk balikan sama Dio dan menjalani semuanya dari awal sama dia.
Oke yeorobeun, gue emang goblok. Kalo gue sayang, kenapa coba gue nggak berusaha menerima Dio apa adanya. Yekan? Gue udah coba dan gue gak bisa :"
Gue pengen Dio sadar dan merasa kehilangan akan kehadiran gue yang manis nan merindukan ini. Dengan begitu, dia bisa intropeksi dirinya dan bisa tau alasan gue minta putus dari dia.
Gue sayang woy sama dia anyink. Gue hanya mau dia berubah jadi ultraman.g
Gue mau dia mengubah sifat dinginnya itu. Gue gak tahan :"
Mana ada cewek yang tahan sama pacarnya yang menomor duakan dia?
Okelah kalo dia menomor duakan gue karna pelajaran atau orang tuanya. Ini, buku woy buku. Gue kalah dari buku.
Buku yang dia baca pun novel, bukan buku pelajaran. Gak ada faedahnya anyink.
Novel yang dia baca juga rata-rata novel romance yang so pasti ada pasangan romantis di dalam ceritanya kan?
But why Dio gak show itu ke gue? Why dia pendam sendiri? Duh gue kesel kan jadinya alah sampis.
"Kakak!"
"Hm."
"Kenapa diem aja Jihoon panggil dari tadi?" Tanya Jihoon kesel ke gue.
Ya gimana gue gak diem, ini gue lagi berkutat dengan batin gue.
"Tuhkan diem lagi. Kakak kenapa?" Tanya Jihoon lagi.
"Kakak gapapa. Udah ke kelas sana. Kakak mau masuk. Bye." Jawab gue setelah itu ninggalin Jihoon sendirian di koridor sekolah gue.
Gue beneran ke kelas kok. Mau kemana lagi gue? Khayangan? Gue bukan miper sorry.
"WOY BITCH!" Teriak dedemit yang gue yakini adalah Bella.
Gue berbalik dan bener aja, ada Bella yang nyamperin gue sambil menjilati es krim rasa pisang oppa kesukaannya.
"Mulut lo kotor banget anjing. Apaan?"
"Lo juga goblok. Blind date kuy." Ajak Bella yang bikin gue kaget.
"Eh sempak sperma! Lo ada Sehun anjing. Ngapain lo ngajakin gue kencan buta? Gue juga normal, gak buta. Yeeuu." Jawab gue yang bikin Bella noyor kepala gue kesel.
"Eh pentil item! Namanya juga kencan buta ya Sehun gak bakalan tau lah, ayo, sekali aja. Manisha juga udah iyain, itung-itung lo belajar move on dari Dio. Gimana?" Tanya Bella ke gue dengan alisnya yang dia naik turunin.
"Gila lo berdua! Sehun dan Chanyeol gak cukup apa?" Tanya gue.
"Sekali doang goblok. Deal?"
Hhh.
Haruskah gue ikut?
Tbc.
Next?
Ceye🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
BOYFRIEND;DKS [Re-Publish]
FanfictionAyo sini ketemu sama Ardio, si cowok dingin yang suka bodo amatan, ketus, dengan sifat dinginnya yang lain. Tapi, dia punya pacar namanya Dara. Highest rank: -4 in fanfiction- [SEASON ONE, COMPLETED (CHAPTER END IS PRIVATE) AND SEASON TWO, ON GOING...