BOYFRIEND;DKS [Re-Publish]

BF44

Tok tok tok

Mendengar itu gue langsung melepas pelukan Dio ke gue biar gak kelihatan ambigu kalau dari belakang, if you know what I mean.

Pintu kamar Dio terbuka dan menampilkan Mama Dio yang sudah berpakaian rapi.

"Mama ada urusan, bisa Mama tinggal kan, sayang? Kemungkinan Mama pulangnya malem bareng Papa."

"Iya."

"Dara.. Mama tinggal gapapa yah? Tahan-tahan sama Dio."

What? Tahan-tahan apa nih?

"Iya, Mah. Mama hati-hati yaa.."

"Iyaa, sayang. Have fun! Bye.."

"Bye, Mah."

Mama keluar dari kamar Dio setelah mencium kening Dio dan kening gue. How sweet she is.

"Lapar?"

"Enggak sih, kamu laper yah?"

"Lumayan. Mau delivery?"

"Enggak usah, Yo. Kamu mau makan apa? Biar aku masakin."

"Kamu bisa masak?"

"Mck. Bisalah, apa sih yang seorang Zadara Park gak bisa."

"Ninggalin Ardio. Gak bisa kan?"

Skakmat.

Sialan Ardio ini :")

"Iyalah gak bisa, emang kenapa? Kamu mau aku tinggalin?"

"Jangan cari masalah, Dara."

"Siapa juga yang nyari masalah, hiii.. kamu mau makan apa?"

"Kamu bisa masak apa?"

"Masak kamu."

"Dara.."

"Hahahaha.. bilang aja kamu mau makan apa sayangkuu, entar aku buatin."

"Bingung."

"Kamu bingung apa raguin kemampuan aku masak sih, Yo?"

"Beda tipis."

:")

"Dio ih!"

Dio berdiri dari duduknya di samping gue alias di pinggiran ranjangnya kemudian mengacak rambut gue sebelum mencubit hidung gue.

"Ayo ke dapur."

Holy shit.

Barusan Dio apain gue hah :")

Pada akhirnya gue hanya mengikuti Dio ke arah dapur di rumahnya yang gede banget ini.

Dia membawa gue ke salah satu kulkas yang besar banget kemudian membukanya.

"Woaah. Banyak banget!!"

"Masak apa aja, yang enak."

"Kalau kamu gak suka gimana?"

Dio menatap gue yang ada di samping kirinya dengan intens.

"Aku suka, selagi itu dari kamu."

Pengen banget gue jorokin Dio ke dalam kulkas karna kata-katanya barusan. Anjaaaaay

"Yaudah kamu duduk sana, diem-diem."

"Aku bukan patung."

"Trus apa kamu? Kulkas?"

"Dara.. kamu tuh--"

"Hehehe iya-iya becanda. Aku bikinin jus dulu selagi nunggu aku masak yah?"

Dio mengangguk dengan wajah betenya.