BF43

22.6K 3.3K 257
                                    

Dara's POV.

Dio udah diperbolehkan pulang sama Dokternya dan sekarang gue lagi nyetir mobil Dio ke rumahnya.

"Kamu yakin gak istirahat di rumah sakit aja dulu?"

"Enggak, bosen di sana."

Gue hanya mengangguk sambil terus fokus nyetir, sesekali gue nengok ke arah Dio untuk memastikan dia baik-baik aja sekarang karna yang gue lihat dia masih agak lemes gitu.

Ini aja gue nyetir sesuai permintaan gue. Dio awalnya gak ngijinin, alasannya gue capek jagain dia tiga hari ini di rumah sakit. Padahal gapapa loh, serius.

Gue baru aja akan bertanya ke Dio saat handphone yang ada di samping gue berdering.

Gue mencoba meraih handphone gue tapi Dio keburu ngambil itu.

"Siapa, yang?"

"Bunda."

"Astaga.. aku lupa ngabarin nganterin kamu pulang dulu, sini aku ja.."

"Assalamu'alaikum. Iya Bunda, ini Dio."

Gue menatap horror ke arah Dio yang sedang menempelkan ponsel gue ke telinganya. What?! Dia ngejawab panggilan Bunda gue?

Ini serius Dio? Astaga weh weh!!

"Iya, Bun. Dio udah sehat. Ini lagi di jalan ke rumah sama Dara. Maaf, Dara nya yang nyetir, Bun. Soalnya tadi dia maksa padahal aku udah fit."

What? Fit apanya bibir pecah-pecah gitu, pengen gue basahin aja rasanya.

"Iya, Bun. Siap. Lepas Dara nganterin aku pulang. Hahahahaha, gapapa, Bunda. Dio bisa sendiri kok."

INI KENAPA MEREKA AKRAB BANGET DAH?!

"Hehehe yaudah iya, Bun. Iya.. iya.. iyaa, Bun. Makasih banget, Bunda. Wa'alaikumsalam."

Setelahnya gue lihat Dio kembali meletakan ponsel gue di samping gue.

Gatel banget mulut gue nih pengen nanya.

"Kok kamu bisa akrab gitu sih sama Bunda aku?!"

"Emang salah ya?"

"Enggak salah juga sih. Tapi kok kalian kayak akrab banget gitu, aku bingung."

"Akrab gimana? Aku baru sekali ngomong sama Bunda kamu."

"Baru sekali? Kapan?"

"Tadi."

"What?! Trus tadi yang nelfon beneran Bunda aku, Yo?"

"Iya, she is humble."

"Dio.. aku serius, Bunda aku gak se-humble itu."

"Aku serius, Dara. Trus Bunda kamu gimana? Suka marah-marah? Atau gak suka sama aku?"

"Aku enggak tau kalau Bunda, tapi kalau Ayah sama Jihoon gak suka banget sama kamu. Soalnya kan aku pernah nangis tuh trus Jihoon lihat dan dia lapor ke Ayah, katanya aku nangis karna kamu. Jadinya gitu deh."

"Trus waktu itu beneran karna aku?"

"Iya sih."

"Sulit ya."

"Apanya?"

"Dapetin kamu. Aku harus hadepin dua pria yang cinta mati sama kamu."

"Ayah sama Jihoon?"

"Iya, Dara."

"Hahahahaha, Ayah aku aslinya baik kok. Tapi waktu tau aku punya pacar, Ayah gak mau ngomong sama aku seharian. Katanya aku khianatin dia, sama kayak Jihoon. Mereka yang paling galau waktu tau aku punya pacar."

BOYFRIEND;DKS [Re-Publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang