BF34

23.7K 3.5K 139
                                    

Setelah berbagi cerita ke Mama Dio soal anaknya, Dio membawa gue ke naik ke lantai dua atau lebih tepatnya ke kamar dia.

Gue duduk di sofa panjang berwarna abu yang ada di dalam kamar ini sambil memandang langit malam yang cukup terang.

Dio membawakan gue segelas susu vanilla kesukaan gue lalu duduk di samping gue.

"Lagi? Aku kan tadi udah minum susu di rumah, yang."

"Ah iya, lupa. Minum lagi aja gapapa."

"Gak ah. Entar gendut."

"Ya trus kenapa?"

"Aku gak tinggi, Ardio.. entar kalo gendut kelihatannya jelek banget."

Dio terkekeh kecil denger jawaban gue dan entah kenapa itu membuat hati gue menghangat. Jarang-jarang gue bisa liat senyuman indahnya itu.

"Kalo jelek kenapa?"

"Kamu ninggalin aku."

"Kata siapa?"

"Ya kata aku lah ish!"

"Loh kok marah?"

"Gak tau ah!"

"Yaudah habisin susunya."

"Iya."

Gue nurut dan meminum susu pemberian Dio tadi, tapi rasanya kok ada yang aneh gitu yah?

Gue yang lagi minum mendongak ke arah Dio yang lagi tertawa sampai-sampai menampilkan deretan gigi rapinya itu.

"Kamu kenapa?"

"Hati-hati gendut."

"Eh?"

Gue merespon cukup lama ucapan Dio dan...

"Ah Dio!!!"

"Hahahaha. Habisin aja Dara, mubazir."

"Iya yah mubazir. Tapi kalo aku jelek jangan tinggalin aku yah.."

"Tergantung sih."

"Ih Dio!"

"Iya iya sayang, habisin gih."

Gue mematung dan menatap Dio lekat tanpa berniat untuk melakukan apa-apa. Ucapan Dio sukses membuat jantung gue berpacu dengan cepat.

"Kenapa? Pipi kamu merah?"

"😶😶😶"

"😆😆😆, lucu banget sih."

Dio mencubit pipi gue gemes dan itu buat gue semakin gak karuan disini. Argh ini Dio apa bukan sih?

"Yaudah sini gelasnya."

Setelah ngomong gitu, Dio mengambil gelas yang ada di tangan gue dan meminum habis isi gelas tersebut.

Gue lagi-lagi bersemu karna kelakuan Dio.

It's our first time minum di satu gelas yang sama. 😶😶😶

"Kamu sakit?"

Dio menangkup kedua pipi gue dan gue gak berhenti memandangi Dio yang sedang menatap gue.

Gue menggeleng sebagai jawaban.

Dio terkekeh sambil menunduk kemudian dia melepas kedua tangannya yang ada di pipi gue dan setelahnya dia gosok-gosokin tangannya sambil dia tiup-tiup dan posisinya masih menatap gue sambil sesekali dia memejamkan matanya.

Dio kembali menempelkan kedua telapak tangannya di pipi gue dan rasanya sangat-sangatlah hangat dan lembut.

"Jangan sakit."

BOYFRIEND;DKS [Re-Publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang