Dara's POV.
Pas gue liat mobil Chanyeol terparkir tepat di samping mobil gue, gue buru-buru menancapkan gas mobil gue pergi meninggalkan kafe tempat gue, Bella, dan Manisha kencan buta tadi.
Gue gak mau kalau Bella ataupun Manisha tau kalau gue yang laporin mereka berdua hahahaha. Apa gunanya kita bersahabat kalau gak bisa merasakan hal yang sama?
Ya inilah gue. Saat gue bahagia, gue pengen semua orang merasakannya termasuk kedua sahabat laknat gue itu. Begitupun saat gue lagi sedih dan tercyducq seperti sekarang, gue mau mereka juga ngerasain apa yang gue rasain.
Sesampainya di rumah, gue langsung masuk ke kamar dan mendapati Jihoon masih setia berbaring di atas ranjang gue bersama psp kesayangannya itu.
"Eh kakak udah pulang? Tumben keluar bareng kak Manisha dan kak Bella bentar doang kak.." Ujar Jihoon tanpa mengalihkan atensi dari pspnya itu.
"Hmm. Kamu mau sampai kapan disini? Kakak mau tidur." Tanya gue.
Sebenarnya gue lagi gak pengen tidur, gue lagi pengen nangis. Kalau nangis sekarang kan bahaya ada Jihoon, yang ada gue gak jadi nangis, malah di teror jutaan pertanyaan dari Jihoon. -_-
"Bentar kak, aku lagi ngejar highscore, aku juga mau keluar hehehe." Jawabnya sambil melirik gue sekali.
Jihoon mah gitu kalau main, gak ingat waktu dan gak ingat dunia nyatanya. Dan highscore yang dia kejar itu adalah highscore miliknya sendiri. Kan goblok. Untung adek, kalau bukan gue pacarin. Y x g.
Gue berbaring tepat di sampingnya.
"Mau kemana kamu sore-sore begini?" Tanya gue.
"Les lah kak, ngapain lagi?"
"Hmm. Sayang sayang kakak dulu baru boleh pergi." Kata gue manja ke Jihoon.
"Iya bentar kak aku lagi ngejar.. YESSS!!!" Teriak Jihoon yang buat gue kaget dan ngelus dada yang montok ini perlahan.
"YESS AKU MENANG KAK! YOHOOO!" Teriaknya lalu meluk gue yang lagi berbaring di sampingnya dengan erat.
Gak, gue gak bakal nolak kok. Pelukan Jihoon emang juara, nyaman banget. Dan you know what? Gue mau nangis sekarang. HAHAHA BRENGSEK.
Gue berusaha sekuat tenaga untuk gak nangis sekarang.
"Udah cukup sayang-sayangnya, sekarang kamu les. Entar telat loh." Kata gue sambil berusaha melepas pelukan Jihoon dari gue.
Soalnya, semakin erat pelukannya ke gue, semakin kuat keinginan gue untuk menangis dalam pelukannya. Gue gak suka liat Jihoon sedih karna gue. Itu buat gue merasa gagal jadi kakaknya.
"Hehehe iya kak. Jihoon gak lama kok, entar malem Jihoon tidurnya sama kakak aja yah?" Tanya Jihoon setelah pelukan kita berdua terlepas.
Gue mengangguk kecil, "Iya, hun. Udah sana kakak mau tidur. Les nya yang bener yah, jangan main-main." Kata gue dan Jihoon mengangguk semangat.
Sebelum beranjak dari ranjang, Jihoon mencium kening gue sekilas dan sialnya gue merem yang buat gue hampir aja nangis.
"Dadah kak!" Teriak Jihoon setelah itu dia benar-benar menghilang di balik pintu kamar gue.
Gue beranjak ke arah pintu untuk mengunci pintu kamar gue biar Jihoon gak bisa masuk lagi, atau siapapun deh. Gue benci saat orang lain liat gue nangis, itu buat gue terlihat lemah. Aslian.
Gue kembali berbaring dengan air mata yang udah penuh di pelupuk mata gue. Ini ngedip sekali aja gue nangis udeh.
"Dio..." Lirih gue sambil melihat ke layar hp gue yang saat ini menampilkan room chat gue dan Dio di aplikasi line.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOYFRIEND;DKS [Re-Publish]
FanfictionAyo sini ketemu sama Ardio, si cowok dingin yang suka bodo amatan, ketus, dengan sifat dinginnya yang lain. Tapi, dia punya pacar namanya Dara. Highest rank: -4 in fanfiction- [SEASON ONE, COMPLETED (CHAPTER END IS PRIVATE) AND SEASON TWO, ON GOING...