Ayo sini ketemu sama Ardio, si cowok dingin yang suka bodo amatan, ketus, dengan sifat dinginnya yang lain. Tapi, dia punya pacar namanya Dara.
Highest rank:
-4 in fanfiction-
[SEASON ONE, COMPLETED (CHAPTER END IS PRIVATE) AND SEASON TWO, ON GOING...
Tanpa berpikir panjang, gue langsung keluar dari kamar dan menemui Dio yang ada di depan rumah gue.
Gue membuka pagar dan dari tempatnya duduk, Dio menatap ke arah mata gue, pas.
Ya ampun, mau mati aja gue..
Ini tatapan Dio kenapa gak bisa nyantai dikit sih?
Gue menyandarkan diri di kap mobilnya sambil menatap lurus ke depan. Seriously, ini gue bingung harus ngomong apa ke Dio.
Apa gue langsung to the point aja ya soal Sehun?
Baru aja gue mau berbalik ke arah Dio tapi dia udah meloncat turun dari tempat duduknya tadi dan kini berdiri tepat di hadapan gue.
Matanya menatap gue tajam, "Mau jelasin sesuatu?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Oh shit!
His eyes totally controlled me.
Gue mencoba memberanikan diri untuk menatap mata Dio kemudian menghela napas, "Aku sama Sehun gak ada apa-apa, Yo."
Dio tersenyum miring, "Really?"
Oh my God..
Oke google, cara tercepat menghilang dari hadapan Ardio DO!
Gue benci banget sama tatapan dan senyuman bangsatnya itu. Dio yang gue kenal, never do this to me seriously..
Ini.. ini yang dia bilang mau berubah untuk gue? Kenapa jadinya dia yang nyari masalah ya?
Perasaan, dari awal kita memulai lagi, masalah yang datang ada-ada aja. Sedih. Mau nangis tapi malu entar diliatin tetangga kita berduanya.
Hhh, serba salah.
"I-iya. Kamu dengar kan kemarin dia confess ke aku?"
Dio mengangguk.
"Trus kamu juga dengar kan jawaban aku ke dia?"
Dio mengangguk lagi.
"Yaudah kamu udah tau kan aku nolak dia? Trus mau kamu sekarang apa, Yo? Kenapa gak percaya sama aku?!"
Bodo amat sama muka gue mau gimana. Gue berasa kecewa aja gitu Dio enggak percaya sama gue padahal selama ini gue selalu percaya sama dia.
Ya ampun, pengen banget gue cubit bibirnya dari tadi smirk mulu dan sekarang nunduk trus gak bales pertanyaan gue. Maunya apa sih?
"Yaudah kalau kamu gak percaya sama aku. Aku juga gak butuh orang yang gak percayaan sama aku. Apa artinya kita jalanin hubungan kalau gak saling percaya? Kalau kamu ke sini mau minta putus, yaudah.. pikirin lagi. Aku gak bisa iyain, capek aku berantem mulu sama kamu. Selalu--"
Gue spontan berhenti ngomong ketika Dio menarik ke dua bahu gue untuk masuk ke dalam pelukan hangatnya.