BF42

22.3K 3.4K 536
                                    

Dio's POV.

Gue membuka mata dengan perlahan dan hati-hati, penglihatan gue kabur dan gue merasakan pusing.

Gue mencoba memejamkan mata lagi dan setelahnya penglihatan gue sedikit lebih jelas.

Gue berusaha mengangkat tangan kanan saat gue merasakan keram di area itu.

Tapi gue mengurungkan niat saat melihat ke arah Dara yang saat ini telah membaringkan kepalanya di tangan kanan gue sambil menggenggamnya dengan erat.

Gue mengangkat tangan kiri gue kemudian mengelus dengan lembut rambut tebal miliknya yang selau menjadi favorite kedua gue setelah matanya dari pesonanya.

Pandangan gue mengarah ke jam dinding yang berdenting memecah kesunyian ruangan ini.

Hah? Jam 1 pagi? Gue pingsan berapa jam? Dan terlepas dari itu, Dara tertidur dengan posisi seperti ini sudah berapa lama?

Baru saja gue akan berusaha membangunkannya, Dara sudah terlebih dulu menegakkan badannya dengan mata yang masih terpejam.

Gue tersentak kemudian memejamkan mata dengan spontan.

Gue mendengar Dara menguap dan melenguh-lenguh kecil.

"Dio.. aku kangen, kamu bangunnya kapan? Hm? Kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen kangen ka--"

"Aku juga kangen."

Gue membuka mata dengan perlahan dan sekali lagi gue tersentak kaget saat Dara memeluk gue dengan sangat erat.

Gue membalas pelukan Dara lalu menepuk punggungnya dengan lembut.

"Aku kangen.."

Astaga, ini hal yang paling gue benci dari seorang gadis. Mereka sangat gampang menangis.

"Sssshh sshhutt.. jangan menangis, Dara."

"Kamu kenapa? Kamu sakit apa? Yang mana yang sakit? Hm? Kenapa gak pernah bilang ke aku kalau kamu punya riwayat anemia, Yo? Apa kamu gak percaya sama aku?"

Lagi, perempuan sangat mudah membuat kesimpulan sendiri yang untuk satu sama lain salah paham yang berakhir gak baik.

"Gak ada yang sakit kok."

"Kamu bohong, kalau gak sakit kenapa kamu pingsan tadi? Kenapa kamu baring di sini coba? Huaaah!"

Oh my..

"Dara, tenang dulu. Hey, I'm okay."

"Mana bisa aku tenang liat kamu gini, Yo. Why you don't tell me?"

"Because I don't want to make you worried. Aku gapapa, okay?"

"Hhh.. kamu laper? Pengen apa?"

"Minum aja."

"Kok minum aja, Yo? Kamu hampir seharian pingsan dan gak makan. Kamu gak laper? Makan dulu yah, aku beliin makanan yang kamu mau deh."

"Dengan cara? Kamu keluar dari rumah sakit jam segini? Jangan ngarang. Aku gak laper, infus ini gunanya apa?"

"Kamu tuh ya, sakit aja ngeselin."

"Salah mulu."

Setelahnya Dara membantu gue untuk bersandar dan dia memberi gue segelas air mineral sambil terus memperhatikan gue.

"Kenapa, hm?"

"Kamu kelihatannya baik-baik aja, kok bisa anemia?"

"Udah takdirnya."

"Dio aku nanya serius ini. Kamu ngerti gak sih dikhawatirin?"

Astaga.. ini Dara pacar siapa sih? Kok gemesin banget.

BOYFRIEND;DKS [Re-Publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang