Author POV
Sinar matahari masuk melalui jendela kamar, sehingga penghuni kamar tersebut sedikit merasa terganggu tapi tidak merusak tidurnya. Siapa lagi kalau bukan Levina.
Tiba-tiba Axel masuk ke kamar Levina dengan membuka pintu secara perlahan supaya Levina tidak terganggu dalam tidurnya. Axel tersenyum saat melihat Levina masih tertidur dengan senyum yang menghiasi wajah cantiknya yang putih bersinar.
Tangan Axel mulai bergerak untuk mengelus lembut wajah Levina yang masih terlelap, saat beberapa menit mengelus lembut wajah cantik itu Axel langsung teringat bahwa dia akan membawa Levina ke taman bermain.
"Princess bangun" kata Axel dengan menepuk pipi Levina pelan. Levina yang merasa tidurnya terganggu langsung membuka matanya dan menatap Axel dengan tatapan bertanya.
"Kamu ngapain di kamarku Xel?" tanya Levina yang masih mengumpulkan nyawanya
"Bukannya kita mau ke taman bermain, honey". Kata Axel tertawa saat melihat Levina membulatkan mata.(Honey, hubby, princess, dan sayang itu panggilan ayang-ayangnya Axel buat Levina, tapi bukan berarti mereka pacaran -author-)
"Iya beneran Xel?" tanya Levina sekali lagi dengan nyawa yang sudah terkumpul sepenuhnya dan senyum yang mengembang,
"Iya sayang, ayok cepat mandi terus dandan yang cantik"Setelah hampir 1 jam bersiap-siap akhirnya Levina tampil dengan style yang casual tapi masih memaparkan kesan seksi.
Sementara Axel tampil dengan style yang casual, tapi masih memaparkan kesan cool.
"Sorry yah lama Xel" kata Levina karena melihat Axel yang sudah menunggu lama di depan tangga.
"That's okay" kata Axel dengan senyum manisnya seraya mengulurkan. Dengan senang hati Levina menerima uluran tangan Axel, kemudian mereka keluar rumah dan menuju mobil.Mobil hanya dipenuhi oleh keheningan sampai Levina angkat bicara.
"Aku pengen ketemu Samantha" kata Levina dengan wajah memelas
"Bulan depan ke Jerman yah Xel, mau ya"
"Nggak" jawab Axel singkat padat dan jelas
"Penyakit kamu aja belum selesai"
Tiba-tiba mata Levina langsung kosong menatap ke depan, Axel yang melihat hal itu langsung mengguncang tubuh Levina pelan."Honey, i'm just kidding"
"Ha... Ah iya nggak apa-apa"
"Terus kenapa kamu ngelamun"
"Nggak kok"
Kemudian Axel kembali melajukan mobilnyaSetibanya di taman bermain Levina langsung minta naik ke semua wahana, sampai Axel tidak bisa menandinginya.
"Sabar dikit napa Princess?" kata Axel dengan nafas yang ngos-ngosan
"Ihhh, Xel nggak seru aku kan udah lama nggak kemari"
"Iya sabar deh" kata Axel dengan perasaan sedikit menyesal karena Levina telah membuatnya kelelahan, tapi dia juga lega telah melihat senyuman gadis itu yang sudah lama pudar.Saat Levina akan berlari ke wahana selanjutnya tiba-tiba dia melihat seorang gadis yang sedang digandeng seorang pria, awalnya Levina tidak peduli tapi saat dia melihat gadis itu Levina langsung membulatkan mata karena terkejut, dan tiba-tiba pingsan.
Axel yang melihat hal itu dengan cepat menangkap tubuh Levina yang hampir jatuh menyentuh tanah
"LEVINA"
Alex kemudian menepuk-nepuk lembut pipi Levina berharap gadis itu bangun, karena tidak mendapatkan respon apa-apa Axel kemudian mengangkat tubuh gadis itu ala bridal style sehingga menyita banyak pasang mata terutama mata gadis yang membuat Levina pingsan, gadis itu juga sempat terkejut saat mendengar nama Levina.~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•
Di sebuah rumah yang besar..."Lucas sayang cepat ambil jaket kamu, kita bakalan ke rumah sakit" perintah tante Christina yang tidak lain adalah ibu Lucas
"Siapa yang sakit ma?" tanya Lucas tanpa mengalihkan mata dari layar computernya
"Nanti kamu juga tau, ayok cepat. Nyesal kami nanti nak"
Kemudian Lucas mengalihkan pandangannya pada ibunya, kenapa dia harus menyesal."Siapa yang sakit?" tanya Lucas dalam hati.
Bersambung...
Budayakan Vote+ Comment 😀, jangan menjadi pembaca gelap tanpa jejak 😱😲🙅.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In My Life
Teen FictionDekat sama kakak kelas paling most wanted, siapa yang nggak mau? Tapi berbeda dengan Levina Hilton yang harus berhadapan dengan cowok yang ganteng, pintar, most wanted, tapi bad boy yang pernah menorehkan luka yang cukup dalam pada hatinya. Akankah...