Petunjuk?

437 16 0
                                    

"Don't be afraid of an enemy that looks you straight in the eyes. Be afraid of a false friend who embraces you."

***

Berdiam diri dalam keheningan saat berada dalam sebuah ruangan aneh berwarna putih bukanlah hal yang disukai Levina. Ingin rasanya dia berlari dari ruangan itu, mencari udara segar di luar daripada mencium bau antiseptik. Tapi, sayangnya Levina tidak bisa. Ibunya mengancam bahwa Levina tidak bisa kembali bersekolah jika dia kabur. Jujur, walaupun kejadian menakutkan kemarin masih menghantuinya, tapi Levina merindukan sahabat-sahabatnya. 

Saat sedang sibuk menghayal, tiba-tiba pria tua kemarin, bernama James masuk ke dalam ruangan yang ditempati Levina dan langsung duduk dengan tenang sambil menghadap Levina yang sedang duduk di ranjang.

"Aku tidak berharap bahwa kau akan berteriak dan mengusir ku seperti kemarin, Levina." Kata James sambil mengambil beberapa buku dan pulpen dari dalam tas kantornya.

"Tenanglah. Aku juga sudah lelah untuk mengusirmu, karena aku tahu kau akan kembali." Levina hanya tersenyum sinis.

"Baguslah kalau begitu. Sekarang ceritakan padaku apa yang terjadi di padamu di sekolah kemarin."

"Aku hampir dibunuh oleh seorang maniak bertopeng di dalam gudang tua yang sudah tidak di pakai. Dia mengunciku di dalam gudang gelap. Dia hampir membunuhku dengan pisau dapur asli. Dan terakhir dia menyemburkan darah ke wajah dan tubuhku. Dan aku hampir mati." Jelas Levina dengan sangat tenang.

"Beruntungnya kau hanya hampir mati, Levina." Kata James sambil menuliskan beberapa hal di dalam buku catatannya.

"Jika kau tahu siapa yang melakukannya, apa yang akan kau lakukan kepadanya Levina?"

"Aku akan membalasnya dengan apa yang dia lakukan padaku."

"Hanya itu?" Tanya James penuh selidik.

"Aku akan membuatnya menderita."

***

Selama 6 jam terakhir, Lucas tetap berdiam di kamarnya. Dia tetap bersikukuh untuk tidak meninggalkan kamarnya sebelum dia menemukan sosok yang mencoba membunuh Levina. Lucas terus meneliti setiap rekaman CCTV sekolahnya yang dipinjamnya dari satpam sekolah. Lucas bersumpah bahwa dia harus menemukan maniak tersebut. Dia bersumpah bahwa jika pelakunya adalah Anna, dia akan menghancurkan kehidupan gadis itu.

Bukan tanpa alasan Lucas melakukan semua ini. Lucas berpikir bahwa jika dia berhasil mendapatkan pelakunya, Levina akan membatalkan rencananya untuk pindah ke Jerman, karena Levina akan percaya bahwa Lucas bisa melindunginya.

Tapi, di dalam hati Lucas, dia menyimpan banyak keraguan. Bagaimana jika Levina sudah tidak akan pernah mempercayai dirinya. Bagaimana jika Levina akan terus merasa curiga dengan segala hal yang dilakukan olehnya. Dia menyadari bahwa jika semua opsi itu terakhir, itu semua adalah salahnya. Tapi, apa salahnya berpikir optimis.

Saat sedang fokus meneliti rekaman CCTV tersebut, Lucas menemukan suatu hal yang menarik. Lucas fokus pada saat sang maniak mendorong Levina ke dalam gudang. Sang maniak yang mencoba membunuh Levina menggunakan hoodie hitam yang sangat familiar, dan topi yang digunakan oleh sang maniak adalah topi para anak klub fotografi di sekolahnya. Tidak salah lagi bahwa sang maniak adalah salah satu anggota dari klub fotografi. 

Stuck In My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang