"Hello, Death."
***
Setelah selesai menguburkan bangkai tikus tadi di halaman belakang, Johnny masuk ke dalam rumah dan mengecek Levina yang sedang tidur.
Levina sudah terlelap sejak 15 menit yang lalu, dia tertidur di pelukan ayahnya dan Johnny memindahkannya di kamar. Gadis itu terlalu kelelahan dan shock, tentu saja.
Johnny menghembuskan napas berat, dan menutup pintu kamar Levina dengan perlahan. Saat Johnny memasuki kamar, Johnny mendapati Dela yang sedang menangis di depan meja rias.
"Jangan menangis Dela." Johnny menghampiri isterinya dan memeluknya dari belakang.
Dela langsung membalikkan badannya dan menatap Johnny dengan matanya yang sudah membengkak, pengaruh menangis.
"Bagaimana aku tidak akan menangis, Johnny? Nyawa anakku mungkin saja berada dalam ancaman!" Teriak Dela frustasi.
"Apa kau tahu siapa yang mengirim paket itu, Dela?" Tanya Johnny.
"Aku tidak tahu Johnny, tapi saat aku sedang bekerja, seorang kurir mengantar paket tersebut. Aku langsung mengambilnya." Jelas Dela
"Lalu kenapa kamu menaruhnya di depan kamar Levina?" Tanya Johnny.
"Di atas kotak itu tertulis nama Levina, jadi aku pikir paket itu dari teman Levina."
"Aku harus memindahkan Levina ke Jerman secepat mungkin."
"Jerman? Jerman? Kamu mau menghancurkan hidup Levina disana?" Teriak Dela frustasi.
"Disini, hidupnya dalam ancaman. Jerman satu-satunya harapan terbaik, sayang."
"Terserahlah, Johnny. Aku lelah, mau tidur. Kamu aturlah itu," Dela berjalan ke arah ranjang dan langsung tidur tanpa memikirkan Johnny yang masih berdiri menatapnya.
Saat Johnny akan turun ke lantai bawah. Dia mendengar suara bel pintu. Saat membuka pintu, Johnny melihat dua orang gadis yang familier. Devi dan Viana berdiri di depan pintu
"Siapa yah?" Tanya Johnny.
"Levina ada, om?" Tanya Devi.
"Oh kamu temannya Levina? Maaf, Levina sedang tidur, dia kelelahan. Memangnya ada apa?"
"Tadi kami janjian, tapi kalau nggak ada. Yaudah. Makasih yah, om." Devi dan Viana pun langsung pergi.
"Dia kenapa yah?" Tanya Devi saat mereka berjalan keluar dari pekarangan rumah Levina.
Viana pun hanya menatap Levina dengan tatapan tidak tahu, sambil mengangkat bahunya.
***
"Lucas? Kamu mengkhayal?" Tanya Anna sambil menusuk pipi Lucas.
"Nggak." Lucas menarik tangan Anna, dan menurunkannya. Pria itu sedang enggan disentu sekarang.
Kira-kira sudah 1 setengah jam mereka menghabiskan waktu di Central Park. Dengan Anna yang banyak bicara, dan Lucas yang hanya diam mendengarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In My Life
Teen FictionDekat sama kakak kelas paling most wanted, siapa yang nggak mau? Tapi berbeda dengan Levina Hilton yang harus berhadapan dengan cowok yang ganteng, pintar, most wanted, tapi bad boy yang pernah menorehkan luka yang cukup dalam pada hatinya. Akankah...