"Aku harus melukai tubuhku, supaya aku bisa merasakan tubuhku yang mati rasa."
***
Pandangan Levina makin mengabur, karena darah yang keluar dari tangannya sangat banyak.
Setelah selesai dangan tangan kirinya, Levina melanjutkan untuk meng-cutter tangan kanannya.
Saat pisau cutter mulai mengenai kulit mulusnya, seseorang langsung melempar cutter yang berada di tangan Levina dengan kasar. Saat orang itu melempar cutter tersebut, cutter tersebut sempat membuat goresan kecil di tangan kanan Levina. Tapi, tidak sebesar saat Levina melukai tangannya sendiri.
"APA YANG KAU LAKUKAN, LEVINA?!" Johhny berteriak dengan marah, saat melihat Levina mencoba melukai tangan kanannya.
"Ah, papa? Papa udah pulang?" Levina bertanya dengan lesu, karena tubuhnya yang makin lemas, karena banyak darah yang berkurang dari tubuhnya. Sekarang saja, darah dari tangan kiri Levina masih bercucuran dengan deras.
Johhny langsung menarik Levina keluar dari bawah shower, dan langsung menggendong Levina ala bridal style, dan berlari ke lantai bawah.
"DELA! CEPAT MASUK KE MOBIL! DELA!" Johnny memanggil istrinya, masih dengan Levina di gendongannya. Levina sendiri mulai kehilangan kesadarannya.
"Oh God, ini kenapa?" Dela berjalan dengan panik, saat melihat Levina yang berada di gendongan suaminya.
"Cepat masuk mobil! Kita bawa Levina ke rumah sakit," setelah mengatakan itu, Johhny langsung lari keluar.
Johnny langsung membaringkan Levina di kursi penumpang di belakang bersama Dela. Sementara, Johnny duduk di kursi pengemudi.
Dengan secepat kilat, Johnny langsung mengeluarkan mobil dari garasi. Dan mengemudi diatas rata-rata, untuk pergi ke rumah sakit.
Dela mengusap kepala Levina, yang berada di pangkuannya, dengan lembut. Badan Levina masih basah, akibat guyuran air dari shower. Dela menarik tangan kiri Levina, darah yang bercucuran belum juga berhenti.
Dengan rasa panik, Dela menarik sebuah kain, yang berada di dalam celemeknya. Karena terburu-buru dan panik, Dela sampai lupa membuka celemeknya.
Dela pun mengikatkan kain tersebut dengan erat di luka Levina. Cara ini berguna untuk menekan luka dari tangan Levina, dan bisa mengurangi pendarahan.
Jalanan ibu kota yang sangat macet, memancing emosi Johnny. Selama di jalanan, Johnny tidak henti-hentinya membunyikan klakson, dan mengucapkan kata-kata umpatan saking kesalnya.
"Pa, tenang dong pa. Kalau papa ngebut kayak gini, bisa-bisa kita semua masuk rumah sakit." Dela berusaha menenangkan suaminya.
Mendengar suara lembut dari istrinya, membuat Johnny kembali tenang. Tapi, masih mengendarai mobil dengan kecepatan penuh.
Saat mereka sampai di rumah sakit, Johnny langsung mencari tempat parkir dan memarkirkan mobilnya. Johnny pun langsung mengeluarkan Levina, dan kembali menggendong Levina ala bridal style, diikuti dengan Dela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In My Life
Teen FictionDekat sama kakak kelas paling most wanted, siapa yang nggak mau? Tapi berbeda dengan Levina Hilton yang harus berhadapan dengan cowok yang ganteng, pintar, most wanted, tapi bad boy yang pernah menorehkan luka yang cukup dalam pada hatinya. Akankah...