Setiap pertemuan akan ada perpisahan
***
Levina terbangun dengan tubuh yang sedikit pegal. Dia menyandarkan tubuhnya di kepala tempat tidur dengan nyawa yang belum lengkap. Levina menatap ruangan di sekelilingnya dengan mata yang sedikit menyipit.
Seinggatnya dia tidur di pangkuan Lucas dengan posisi saling berpelukan. Dan tidak salah lagi bahwa ini kamar Lucas.
Levina mengambil melirik arlojinya, tertera di sana sudah pukul 6.30.
"Oh my God, gue harus pulang." panik Levina, dan mulai merapikan rambut dan mengambil tas kecilnya. Dengan cepat Levina mengambil ponselnya dari tas kecilnya.
"Shit!" maki Levina karena ponselnya sudah kehabisan baterei, dengan cepat Levina memakai flat shoes nya dan pergi ke bawah.
"Kenapa gue nggak sopan banget? Kok gue pakai sepatu di dalam rumah orang?" tanya Levina pada dirinya sendiri sambil berjalan menuruni tangga.
Saat hampir sampai di bawah, Levina terpaku saat melihat Lucas yang terduduk frustasi di undakan tangga terakhir.
Levina langsung berlari dengan cepat ke undakan tangga terakhir, sampai kakinya menyenggol kakinya sendiri dan membuat dia tersandung dan terguling-guling di tangga.
"Aisshhhh! Cobaan apa lagi ini?" tanya Levina pada dirinya sendiri sambil membersihkan debu di tangannya. Levina melirik sikutnya, ada sedikit memar disana akibat benturan tadi dan mungkin akan membiru.
"Lo nggak pa-pa?" tanya Lucas dengan sangat panik, dan mengecek seluruh tangan Levina.
"Gue nggak pa-pa Lucas, santai aja kali," jawab Levina sambil tersenyum lebar.
"Kenapa sih lo hobi banget jatuh?!" Lucas berteriak dengan frustasi sambil menangkup wajah Levina, dan memaksa gadis itu menatap manik matanya yang berwarna hitam pekat.
"I'm worry about you, Lucas," jawab Levina dengan suara yang lembut dan menenangkan.
"I'm fine Levina. I'm fine." Lucas menyandarkan badannya pada pembatas tangga, dan menatap Levina dengan senyuman tipis.
Levina bermaksud untuk bertanya tentang keputusan sidang tadi, tapi niatnya dia urungkan untuk kenyamanan Lucas.
"Mereka tetap cerai, Lev. Nggak ada cara lain." Kata Lucas tiba-tiba, seperti membaca pikiran Levina.
Sedetik kemudian Levina langsung memeluk Lucas dengan erat, seperti menyalurkan kekuatannya untuk Lucas.
"Mereka tetap cerai?" Tanya Levina dan melepaskan pelukan mereka.
"Lev, harus berapa kali gue bilang. Mereka. Tetap. Cerai." Jawab Lucas penuh penekanan.
Levina langsung berdiri dan mengangkat Lucas, hal yang dilakukan Levina membuat Lucas menatap Levina dengan tatapan bertanya.
"Kita ke rumah mama kamu!" Perintah Levina tak terbantahkan, sambil menarik Lucas ke pintu utama.
"Hah?!" Lucas memberikan pelototan gratis untuk Lucas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In My Life
Teen FictionDekat sama kakak kelas paling most wanted, siapa yang nggak mau? Tapi berbeda dengan Levina Hilton yang harus berhadapan dengan cowok yang ganteng, pintar, most wanted, tapi bad boy yang pernah menorehkan luka yang cukup dalam pada hatinya. Akankah...