"Lo keliatan mencurigakan hari ini."
***
Levina terbangun dengan sakit kepala yang pertama menyambutnya. Levina berusaha untuk bangun, tapi tiba-tiba seseorang mendorong Levina dengan lembut supaya kembali berbaring.
"Jangan keras kepala. Tidur aja dulu, kepala lo masih sakit kan?" Tanya Devi.
"Dev?" Tanya Levina meyakinkan, karena pandanganya yang kabur, Levina tidak dapat melihat wajah Devi dengan jelas.
"Iya. Kenapa?"
"L-lo nolongin gue."
"He'eh. Gue sama Darrel. Btw, nih minum, kata perawat lo dehidrasi." Ucap Devi sambil membantu Levina untuk duduk, dan memberikan satu botol mineral untuk diminum Levina. Tanpa membantah, Levina pun langsung memimun air tersebut sampai habis.
Setelah itu Devi pun mengambil botol kosong tersebut dari tangan Levina dan membuangnya ke tempat sampah yang berada di dekat meja. Setelah itu, Devi langsung berjalan tanpa sepatah kata pun.
"Devi, lo mau kemana?" Tanya Levina.
"Balik ke kelas lah. Gue udah terlambat banget." Jawab Devi.
"Devi maafin gue." Ucap Levina dengan nada lirih.
Cukup sudah, Devi tidak bisa terus-terusan berakting dingin dan seakan-akan dirinya tidak khawatir. Devi mengepalkan tangannya dengan sangat keras, mencoba mengontrol emosinya. Tapi tidak bisa.
"LO SEHARUSNYA NGGAK NGILANG KAYAK TADI?! LO SEHARUSNYA BILANG LO MAU KEMANA?! LO SEHARUSNYA.. lo seharusnya....."
"Lo seharusnya nggak bikin gue khawatir. GUE TAKUT LO KENAPA-NAPA, LEVINA! GUE KHAWATIR, CEMAS, PANIK!" Devi terus mengatakan semua yang ada dalam hatinya. Dan dia tidak dapat menahan air mata yang sudah menumpuk di pelupuk mata.
Tanpa Devi sadari, Levina turun dari tempat tidurnya dan berjalan mendekati Devi. Devi sangat terkejut saat Levina tiba-tiba memeluknya dan menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut.
"Keluarin semuanya, Dev. Gue emang salah. Maaf yah, Dev." Ucap Levina lembut sambil menepuk-nepuk punggung Devi.
***
Setelah acara mewek-mewek tadi. Levina kembali tiduran di tempat tidur, dan Devi duduk di salah satu kursi dekat dengan tempat tidur.
"Bukannya tadi lo bilang lo nolongin gue bareng Darrel? Terus dia dimana?" Tanya Levina.
"Habis dia gendong lo dari rooftop sampai UKS, Darrel langsung balik ke kelas. Soalnya tercyduk sama ketua kelasnya." Jawab Devi.
Levina hanya tertawa saat mendengar Darrel diciduk oleh ketua kelasnya. Levina tahu bahwa ketua kelas di 10 IPA D, kelas Darrel. Ketua kelas mereka merupakan seorang perempuan yang sangat disiplin dan tidak mempunyai rasa ampun. Sampai-sampai dia dicap sebagai "asisten" guru.
"Wait..... Darrel gendong gue sampe ke UKS?" Tanya Levina dengan ekspresi terkejut.
"Ya iyalah, masa gue yang gendong lo dari rooftop ke UKS." Jawab Devi.
![](https://img.wattpad.com/cover/128058991-288-k467708.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In My Life
Teen FictionDekat sama kakak kelas paling most wanted, siapa yang nggak mau? Tapi berbeda dengan Levina Hilton yang harus berhadapan dengan cowok yang ganteng, pintar, most wanted, tapi bad boy yang pernah menorehkan luka yang cukup dalam pada hatinya. Akankah...