Levina POV
Hari ini adalah hari Jumat, mungkin ini hari yang enak bagi murid-murid yang lain karena hanya ada dua mata pelajaran yaitu olahraga dan ekstrakurikuler. Tapi, tidak denganku aku sangat tidak menikmati hari ini karena aku tidak bisa lelah, jadi aku tidak pernah mengikuti semua kegiatan itu, apalagi hari ini Axel sudah pulang dan belum meneleponku.
Aku hanya sedang melamun di kursi lapangan dekat koridor, sambil menatap teman sekelasku berktivitas dengan girang sambil mengeluarkan keringat.
Karena merasa bosan akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kelas.Saat dalam perjalanan ke kelas handphoneku berbunyi di balik saku rokku, saat aku mengambil handphoneku nama yang muncul di layar handphoneku adalah nama Axel, dengan cepat aku mengangkatnya. Baru 2 jam tidak bertemu aku sudah rindu apalagi kalau harus menunggu 4 bulan.
"Hai Axel" bicaraku sambil berjalan menyusuri koridor
"Hai honey, gimana? Udah rindu?" tanya Axel di seberang sana
"Udah, kamu sih nggak cepat telepon, ini kamu lagi di mana?" tanyaku sambil tersenyum tipis membalas senyuman dari beberapa murid yang melewatiku.
"Maaf hp aku lupa di cars tadi jadinya lama nelpon kamu, dan aku lagi di bandara lagi nunggu penerbangan aku" kata Axel
Aku hanya diam, saat Axel melanjutkan.
"Jadi, kamu harus jaga diri baik-baik ok? Karna aku nggak ada lagi. Oh ya, gimana hari olahraga disana?" tanya Axel
"Baik tapi aku nggak ikut, dan aku bakal jaga diri baik-baik, btw oleh-olehnya buat Samantha bukan kamu!" kataku dengan nada sedikit bercanda.
"Iya-iya princess, ok aku tutup dulu yah soalnya udah mau naik pesawat, nanti aku telepon pas udah sampai di Jerman, love you Levina"
"Love you too Axel" setelah itu sambungan telepon diputuskan oleh Axel.
Saat sampai di kelas, suasananya sangat tenang, karena tidak ada seorang pun disana, kemudian aku mendaratkan bokongku di kursi milikku sendiri dan membaringkan kepalaku diatas meja dan menutup mukaku dengan buku.
Bukkk...
Suara aneh yang cukup kencang itu langsung membangunkanku, dan aku melihat sekitar tetap tidak ada siapa-siapa. Tapi pintu yang tadinya tertutup karena kelas kami menggunakan AC, sekarang terbuka.
Aku berdiri dan berjalan ke arah pintu untuk memeriksa, tapi tidak ada siapa-siapa di koridor depan kelasku. Saat akan berbalik aku merasakan sebuah tangan memegang kedua bahuku, aku siap berteriak tapi tangannya menutup mulutku, refleks aku langsung mencubit tangannya.
"Awwwwww, awww sakit" rintih orang itu.
Saat aku menoleh ke belakang aku menemukan Lucas yang sedang memegang tangan yang kugigit tadi."Lucas, what are you fucking doing here?" tanyaku dengan nada jengkel,
"Gue pengen ngagetin lo, tapi gue malah digigit, lo nggak rabies kan?" tanya Lucas
"Tai lo, nggak lah gue itu manusia bukan anjing!" balasku marah
"Ngapain juga lo disini?" tanyaku mencoba mengendalikan emosiku
"Gue dengar sama Devi lo nggak ikut olahraga, jadi gue datang kemari buat cari Levina malah ketemu sama anjing"
"Kalo lo cuma mau cari masalah, lebih baik lo keluar!" kataku sedikit membentak
"Enggak aku kemari buat nemenin kamu, eh btw si Darrel Spariel itu dimana? Kenapa udah nggak keliatan?"tanya Lucas kepo
"Dia udah nggak sekolah selama 3 hari" jawabku sembari berjalan menuju tempat duduk dan duduk.
"Mungkin dia takut sama gue" kata Lucas dengan geernya sambil duduk di sampingku.Salama 35 menit kami bercanda dan bercerita tanpa sadar, akhirnya Lucas pamit karena takut dicariin guru BK, dan ternyata dia bolos. Setelah itu aku langsung membereskan barangku dan mengambil tasku, aku adalah orang pertama yang keluar dari kelas karena temanku yang lain harus mengganti baju olahraga mereka dengan baju seragam.
Saat keluar dari gerbang Levina langsung naik ke mobil yang dikendarai oleh ayahnya.
Saat sampai di rumah, Levina langsung berganti dan turun untuk makan malam. Saat makan malam hanya kesunyian yang menemani makan malam keluarga Hilton, dan juga suara piring dan garpu yang bersahut-sahutan.
"Papa, bisa nanya nggak?" aku mulai bertanya sambil menyuci piring dan sambil melirik papa.
"Ada apa Lev?" tanya papaku tanpa mengalihkan pandangannya dari koran.
"Papa gimana sampai bisa ketemu mama?" tanyaku sedikit takut-takut"Uhuuk, uhukk" mamaku terbatuk-batuk saat aku bertanya,
"Levina, apaan sih? Kenapa nanya gitu ih mama jadi malu tau" kata mamaku
"Levina kan cuma nanya mama, emang nggak bisa Levina kepo?"aku membela diri"Udah-udah nanti papa jelasin, jadi papa itu kenalan sama mama waktu papa SMA. Kakek kamu kenalan sama ayah mama, dan papa itu teman baiknya paman kamu alias kakaknya mama. Mama itu orangnya penakut jadi setiap hari harus diantar-jemput sama papa, akhirnya dari insiden itu papa sama mama dijodohin karena katanya cocok, terus kita pacaran selama 5 tahun terus nikah. 2 tahun setelahnya kamu lahir" jelas papa panjang lebar.
"Tapi kamu harus tau Vina, papa kamu itu playboy, kerjaannya cuma ketemu cewek aja" kata mama sambil bercanda, ah perkataan mama mengingatkan aku kepada Lucas.
"Papa waktu itu masih di Amerika?" tanyaku sambil duduk di sebelah papa.
"Iya, waktu kami pacaran cuma bisa ketemu pas papa libur terus ke Indonesia, mama kamu juga kalau papa terlambat datang pasti udah marah" kata papa"Sudah yah nak, mama sama papa udah mau tidur." kata mama sambil mencium dahiku bergantian dengan papa yang juga mencium dahiku.
Saat aku tidur aku terus memikirkan masa lalu mama dan papa.
"Mungkin, aku sama Lucas juga bisa?" tanyaku dalam hati dan kemudian terlelap.
Bersambung...
Budayakan Vote+ Comment 😀, jangan menjadi pembaca gelap tanpa jejak 😱😲🙅.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In My Life
Teen FictionDekat sama kakak kelas paling most wanted, siapa yang nggak mau? Tapi berbeda dengan Levina Hilton yang harus berhadapan dengan cowok yang ganteng, pintar, most wanted, tapi bad boy yang pernah menorehkan luka yang cukup dalam pada hatinya. Akankah...