Rencana

890 23 1
                                    

"Jika kau ingin bertahan, carilah tempat yang tepat. Bukan tempat dimana pertahananmu runtuh."

****

Cahaya matahari masuk melalui jendela kamar, mengisyaratkan supaya penghuninya untuk bangun.

Di dalam kamar yang didominasi oleh warna hitam putih, seorang laki-laki tampan menggeliat dalam tidurnya, saat cahaya matahari berhasil menyentuh kulitnya.

Lucas bangun dengan keadaan yang shirtless, dia pun sedikit mengatur rambutnya yang sangat berantakan, akibat dari baru bangun tidur.

Lucas segera bangun dan melakukan peregangan sederhana, untuk menormalkan otot-ototnya yang sempat kaku. Setelah itu, Lucas melangkahkan kakinya ke kamar mandi, untuk mandi di pagi hari yang sejuk.

Setelah selesai mandi, Lucas mengganti pakaiannya dengan style yang biasa dipakainnya. Setelah itu, Lucas langsung menyambar kunci motornya, dan turun ke bawah.

"Lucas?" Ayah Lucas, Louis, memanggil.

Panggilan ayahnya membuat pergerakan Lucas terhenti, "Kenapa, pa?" Lucas menatap ayahnya dengan tatapan bingung.

"Mau ke rumah sakit yah?" Louis berjalan turun dan mendekati Lucas, yang masih menatapnya heran.

"Buat apa Lucas ke rumah sakit?"

"Oh, kamu belum mendengar beritanya yah?"

"Levina masuk rumah sakit," Louis melanjutkan.

Saat mendengar perkataan ayahnya, dunia Lucas seakan runtuh, saat mendengar Levina masuk rumah sakit.

"Ma-maksud papa? Ke-kenapa?" Lucas bertanya dengan terbata-bata, akibat rasa khawatirnya yang sangat besar.

"Iya, Levina masuk rumah sakit. Dia meng-cutter tangannya sampai kehabisan banyak darah." Ayah Lucas berbicara dengan tenang, tapi reaksi yang diberikan Lucas sangat bertolak belakang.

Pasalnya, Lucas langsung berlari sekuat tenaga. Lucas langsung naik dan menjalankan motor besarnya dengan kecepatan penuh. Karena macetnya jalanan ibu kota, banyak pengendara yang marah-marah karena motor Lucas hampir menabrak kendaraan mereka. Bagaimana tidak, Lucas berkendara seperti orang kesetanan.

Saat sampai di rumah sakit, nyali Lucas langsung menciut untuk masuk ke dalam rumah sakit mewah tersebut.

'C'mon Lucas, you just meet her. Say good well soon, and you will go home.' Lucas membatin.

Saat sampai di depan kamar rawat Levina, Lucas sama sekali tidak bergerak, tubuhnya sangat kaku. Saat akan membuka knop pintu, tiba-tiba Lucas mendengar suara pecahan kaca dari dalam kamar rawat Levina. Secepat kilat Lucas masuk dan mendapati Levina sudah terjatuh dari ranjang, sambil meringis kesakitan.

Lucas melihat darah segar mengalir dari telapak kaki gadis itu. Dengan sigap, Lucas langsung menarik tubuh gadis itu, dan membantu Levina untuk berdiri.

Levina sangat kaget saat seseorang tiba-tiba menariknya dan membantunya untuk berdiri, sekarang Levina berada dalam pelukan laki-laki itu. Tapi, karena telapak kakinya yang luka, membuat Levina makin mengeratkan pegangannya pada lengan laki-laki tersebut.

Mata Levina langsung melebar saat melihat laki-laki yang menolongnya, ternyata adalah Lucas. Menutupi keterjutannya, Levina menatap Lucas dengan tatapan sinis.

"Ngapain lo disini?!" Levina menatap Lucas dengan sinis. Tatapan Levina memang terlihat sinis, tapi di dalam matanya menyiratkan rasa rindu.

"Ah!" Tiba-tiba saja Levina kembali terjatuh ke lantai, karena kakinya yang perih.

Stuck In My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang