"Hanya kau yang bisa menghancurkan ku seperti ini."
***
Levina berjalan dengan lemah ke kelasnya, masih dengan sisa air mata, Levina berusaha untuk menahan dirinya untuk tidak menangis lagi. Levina tidak mau lagi untuk membuang-buang air matanya untuk laki-laki yang telah menghancurkan nya dua kali.
Saat Levina masuk ke dalam kelas, suasana kelas sangat ribut. Levina pun mencari guru yang bertugas di mata pelajaran jam ini, tapi nihil, guru tidak ada. Berarti jam ini adalah jam free class.
Levina langsung duduk di tempat duduknya, dan mengambil ponsel nya untuk mendengarkan lagu kesukaannya. Tapi, saat dia akan mengeluarkan headset miliknya dari dalam tas, Devi dan lain-lainnya sudah mengerumuni meja nya.
Levina mengerutkan dahinya, menandakan bahwa dia bingung dengan tingkah laku teman-temannya.
"Ada apa?" Devi bertanya sambil menatap manik mata Levina.
"Ada apa? Maksudnya?" Levina menatap teman-temannya dengan tatapan bingung, secara bergantian.
"Kita tau kok lo habis nangis," Viana menggengam tangan Levina yang dingin.
"Nangis? Nggak lah." Levina mencoba untuk tidak menatap mata teman-temannya, untuk menutupi kegugupan nya.
"Jangan bohong lah! Kita tau kok!" Viana makin membesarkan suaranya.
Levina menghembuskan nafas gusar, "Iya gue habis nangis. Terus?" Levina berbicara dengan nada ketus.
"Karna siapa?" Mereka bertanya bersama-sama.
"Karna Lucas.... Please deh kalian, nggak usah campurin urusan gue." Levina menatap teman-temannya dengan tatapan kesal.
"Kita nggak ngerti kenapa lo selalu menjauh? Padahal kita berusaha buat ngebantu lo." Seru Devi, yang semakin kesal akan sikap Levina.
"Gue tau kalian mencoba buat ngebantu gue, tapi ini masalah pribadi gue. So stay away." Setelah mengatakan itu, Levina menyumpal kedua telinga nya dengan headset, dan mendengarkan lagu dengan keras.
Devi menatap Levina dengan tatapan sebal, karena temannya yang satu ini tidak mau dibantu oleh seseorang. Devi pun dan lain-lain pun berjalan untuk pergi ke kantin, dan meninggalkan Levina sendirian.
Saat sampai di kantin, Devi berpapasan dengan Lucas. Dan Devi menatap laki-laki itu dengan sinis. Memang dari awal Devi tidak menyukai sosok Lucas, karena Devi tau, Lucas hanya modal tampangnya saja, tapi hati dan sikapnya sangat jahat. Devi sampai heran kenapa, Viana, Maria, Lauren, Risa, dan Nabilah, bisa menyukai sosok Lucas. Padahal terlihat jelas bahwa Lucas memiliki tabiat yang buruk.
Mereka pun berjalan untuk mencari tempat duduk, diantara para pengunjung kantin yang ramai itu. Tapi, Devi memperhatikan gerak-gerik Lucas yang terlihat aneh saat sedang berbicara dengan Sebastian. Karena rasa penasarannya yang besar, Devi mengikuti mereka dan meninggalkan teman-temannya. Mungkin dengan mengikuti mereka, Devi bisa menemukan alasan kenapa Levina menangis.
Devi berjalan dibelakang mereka dengan jarak kira-kira 50 meter. Saat Devi melihat, Clara, Bima, dan Mario menunggu Sebastian dan Lucas di depan ruangan OSIS. Devi mulai curiga ada sesuatu yang tidak beres, karena ruang OSIS hanya bisa dimasuki oleh anggota OSIS saat sedang bertugas, atau siswa-siswi yang berkepentingan, itu saja jika mendapat izin guru. Tapi, Lucas tidak sedang bertugas, dan teman-temannya nampaknya tidak perkepentingan dan tidak pasti tidak meminta izin guru.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In My Life
Ficção AdolescenteDekat sama kakak kelas paling most wanted, siapa yang nggak mau? Tapi berbeda dengan Levina Hilton yang harus berhadapan dengan cowok yang ganteng, pintar, most wanted, tapi bad boy yang pernah menorehkan luka yang cukup dalam pada hatinya. Akankah...