"This mask help me"
***
Levina berjalan dengan lesu ke rumahnya, setelah dari rumah Tina, Lucas langsung mengantar Levina pulang karena gadis itu nampak sangat kelelahan.
Dengan langkah berat Levina berjalan kearah kamarnya, tanpa memedulikan ibunya yang sedang menonton TV.
"Nak, dimana-mana itu, anak kalau pulang harus salam dulu." Teguran ibunya membuat langkah Levina yang sedang menaiki tangga terhenti.
Levina memaksakan senyumnya, "Selamat sore ma," setelah mengatakan itu dia melanjutkan langkahnya menuju kamar.
"Kamu nggak pa-pa, sayang?"
"Nggak pa-pa, ma." Jawab Levina dengan lesu, sembari menutup pintu kamarnya.
Levina langsung menjatuhkan dirinya di kasur, dan tidur telentang.
Kemudian Levina teringat tentang ponselnya yang sempat lowbat, dia pun langsung mengambilnya dari tasnya dan men charge ponselnya.
Saat Levina akan kembali tidur, ibunya menerobos masuk ke kamarnya dengan tergesa-gesa.
"Telepon dari Samantha!" Kata ibunya sambil memberikan ponsel ibunya.
"Halo?"
"Hallo meine schöne Schwester (hallo saudari cantikku)." Samantha berbicara dengan semangat.
"Was willst du sonst noch, Samantha? (Apalagi maumu, Samantha?" tanya Levina dengan nada malas.
"Was ist los, meine Schwester?(Ada masalah apa, saudariku)"
"Nichts (Tidak ada apa-apa)." Levina menghembuskan nafas berat dan memijat pangkal hidungnya.
"Probleme mit Lucas? (Masalah dengan Lucas?)"
"Mungkin, aku tidak tau."
"Wo ist Axel? (Dimana Axel?)" Levina melanjutkan.
"Such nicht nach Axel, wenn du mit mir sprichst, er wird einfach unser Gespräch zerstören! (Jangan mencari Axel saat kau berbicara denganku, dia hanya akan menghancurkan percakapan kita!)"
"Hanya Axel yang bisa mengerti perasaanku!"
"In Ordnung, aber Axel war mit seinen Freunden auf dem Campus. (Baiklah, tapi Axel sedang bersama dengan teman-temannya di kampus.)"
"Ok, aku tutup teleponnya sekarang." Levina langsung menutup teleponnya secara sepihak, dan meletakkan ponsel ibunya di nakas.
Levina berdiri dan berjalan untuk mandi, Levina merasa tubuhnya sangat lengket dan kelelahan karena bekerja di rumah Tina.
Levina menyalakan kran air untuk mengisi bathup dan tidak lupa untuk menuangkan sabun dan menyalakan lilin aromatheraphy dan menaruhnya di bagian samping bathup, dia kemudian membuka kimono mandinya dan berendam di dalam bathup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In My Life
Teen FictionDekat sama kakak kelas paling most wanted, siapa yang nggak mau? Tapi berbeda dengan Levina Hilton yang harus berhadapan dengan cowok yang ganteng, pintar, most wanted, tapi bad boy yang pernah menorehkan luka yang cukup dalam pada hatinya. Akankah...