Id Card

925 28 8
                                    

"Korban selanjutnya adalah gue?"

***

Saat Levina akan menyalakan lampu. Tiba-tiba seseorang membekap mulutnya dari belakang.

Dengan sigap, Levina menggengam tangan yang sedang membekap mulutnya, mengangkat tangan orang tersebut dan dengan sekuat tenaga membanting orang tersebut. Sehingga orang tersebut jatuh terbanting di depan Levina.

Levina pun hanya menatap orang yang sedang mengaduh kesakitan tersebut, Levina tidak dapat melihat orang tersebut karena keadaan rumah yang gelap. Saat akan menyalakan lampu, Levina mendengar langkah seseorang yang berlari ke arahnya, tanpa pikir panjang Levina pun langsung berbalik dan melakukan high kick, sehingga tendangannya mengenai pipi orang tersebut dan membuat orang tersebut langsung terjatuh.

Saat memastikan kedua orang itu sudah tumbang tak berdaya, Levina pun langsung menyalakan lampu rumahnya, sehingga rumah itu menjadi terang benderang. Levina pun melihat orang yang membekap mulutnya tadi.

Levina langsung terlonjak kaget saat melihat bahwa orang itu bukan pencuri melainkan sepupunya Nicholas yang sedang terbaring kesakitan.

"Kalau ada Nicholas, berarti ada.... Hannah." Gumam Levina dan dengan segera menatap oramg yang tadi ditendang olehnya. Dan benar saja bahwa itu adalah Hannah. Dengan cepat Levina membantu kedua sepupunya itu untuk berdiri dan mengantar mereka untuk duduk di sofa.

***

Kedua kembar tidak indentik itu duduk dengan gugup di sofa dengan Levina yang berdiri di depan mereka. Setelah Levina mengobati lebam mereka, Levina langsung mengadili mereka.

"SIAPA YANG NGAJARIN KALIAN DATANG DI RUMAH ORANG SEMBARANGAN, HAH?! SIAPA YANG NGAJARIN KALIAN JADI KAYAK PENCURI DI RUMAH ORANG, HAH?! SIAPA YANG NGAJARIN KALIAN MAIN BEKAP-BEKAP MULUT ORANG, HAH?!" Teriak Levina emosi, dan kedua kakak beradik itu hanya menundukkan kepala mereka.

"LIAT GUE KALAU GUE BICARA!" Dengan cepat Nicholas dan Hannah mengangkat kepala mereka dan menatap Levina yang sedang menatap mereka dengan tajam. Jika sudah begini, Levina bisa lebih kejam dari pada Mommy mereka. Mommy mereka saja sudah sangat menakutkan kalau marah, apalagi Levina. Apalagi Nicholas dan Hannah tidak bisa melupakan kemarahan Levina saat mereka tawuran.

"KENAPA NGGAK DIJAWAB?! GUE NANYA TAU!"

"Tadi pas pulang sekolah, Mommy yang jemput. Terus Mommy kasih kami kunci rumah lo. Katanya kita bakal nginap disini. Setelah diantar Mommy kemari, kami langsung beres-beres, dan ngatur barang-barang kami di kamar. Nggak sempat ngecek pintunya udah dikunci atau belum." Jelas Hannah dengan suara lirih.

"TERUS KENAPA LAMPUNYA MATI?!"

"Levina, bisa nggak sih jangan teriak." Pinta Nicholas lembut, mencoba untuk tidak memancing amarah Levina. Tapi, permintaan Nicholas membuat dirinya di cubit oleh Hannah dan mendapat tatapan tajam dari Levina.

"INI RUMAH GUE, INI SUARA GUE, TERSERAH GUE MAU TERIAK SAMPE SEKOMPLEKS DENGAR KEK. ITU HAK GUE BUAT TERIAK. LAGIAN KALIAN BERDUA NGGAK BAKAL DENGAR KALAU GUE LEMBUT-LEMBUT AJA."

"Itu Lev, lampunya kita matiin karena kita udah rencana mau tidur. Tapi, tiba-tiba lo masuk. Jadi gue sama Nicholas langsung siaga. Dan masalah tentang kenapa Nicholas bekap mulut lo dan gue mencoba buat mukul lo, itu karena kita pikir lo itu pencuri. Kita kan nggak bisa liat muka lo karena gelap." Hannah menjelaskan kembali.

Merasa sudah mendapatkan penjelasan yang cukup, Levina langsung mengambil tasnya yang di sebelah Hannah, dan langsung berjalan menuju kamarnya. Meninggalkan Nicholas dan Hannah yang menatap kepergiannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stuck In My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang