43. Demam

7.7K 484 27
                                    

Author's Pov

"Dam".

"Hm?"

"Kenapa bisa kaya gini sih?" Romeo menatap Adam serius.

Adam menggoyangkan kedua kakinya di dalam air, ia hanya mengangkat kedua bahunya bersamaan.

Romeo kewalahan, ia menatap Adam "bodo ah, se jam daritadi gue disini lo nya dieeemmm mulu. Gue cabut" Romeo meninggalkan Adam.

Naila terkekeh, "gue juga pulang ya Dam, cepet sembuh lo jangan ngelamun mulu".

Adam mengangguk-angguk kepalanya, Naila pun keluar dari halaman belakang, pamit kepada orangtua Adam dan meninggalkan rumah itu.

Mereka melihat Amanda yang sedang berada di gerbang runahnya, Naila menghampiri nya.

"Key, si Adam ada di halaman belakangnya tuh, daritadi goyang-goyangin kakinya di air mulu, kasih jaket gih" ucap Naila kepada Amanda.

Amanda khawatir "serius? Malem-malem gini ngapain lagi tuh anak".

Romeo berdecak "halah biarin aja, masuk angin tau rasa deh tuh bocah".

Naila tertawa "hahah, yaudah kita balik ya".

Amanda mengacungkan jempolnya.

☕☕☕

Adam mengusap-usap kedua tangannya, semakin malam semakin dingin, ditambah kakinya yang ia masukan ke dalam kolam renang. Kaos tipis yang menutupi tubuhnya bergerak-gerak tertiup angin. Adam enggan sedikitpun untuk meninggalkan tempat itu.

Tiba-tiba tepukan lembut di punggungnya menyadarkannya, perempuan itu menggenggam tangan Adam. Ada sebuah kenyamanan tersendiri bagi Adam sehingga ia tak mau melepaskannya. Adam larut dalam tatapan manis gadis itu.

Suara pecahan gelas pun menyadarkan keduanya, Adam menoleh kepada sumber suara, ia melihat seorang perempuan membawakan jaket dan memecahkan gelas berisi hot chocolate yang kemungkinan besar untuknya.

Fadiya berusaha melepaskan genggaman tangannya, sedangkan Adam malah memeluknya.

Amanda melempar kasar jaket yang dipegangnya kearah Adam dan berjalan cepat meninggalkan Adam.

Fadiya terdiam didalam pelukan Adam "Dam?"

"Gapapa, dia bukan siapa-siapa kok" ucap Adam begitu santainya.

Fadiya menghela napas "ya tetep aja, gaenak gue nya".

Adam melepaskan pelukannya "pulang sana, gue mau tidur" ucap Adam lalu mengambil jaket yang dilempar oleh Amanda dan pergi ke kamarnya.

Fadiya berdecak kesal "ish, yaudah" Fadiya meninggalkan rumah itu.

☕☕☕

Amanda menyumpal hidungnya dengan tissue, lebih dari satu bungkus tissue ia habiskan hanya untuk menghapus airmata dan ingus nya. Sudah jam 2 malam, tetapi Amanda belum saja tidur karena kejadian tadi masih terngiang di kepalanya.

Amanda tidak percaya, secepat itukah Adam melupakannya. Ia membungkus tubuhnya dengan selimut, ia mengguling kesana kemari, berusaha untuk tidur dan melupakan Adam.

NOVIO (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang