47. Takdir

7.8K 437 16
                                    

Author's Pov

Amanda yang masih menangis di dalam pelukan Naila, Richard dan Maya yang saling menguatkan dan tak henti-hentinya memanjatkan doa untuk putranya dan Romeo yang masih menyalahkan dirinya, mereka semua sedang menunggu seseorang keluar dari ruangan bertulisan UGD itu dan mendapat kabar baik dari seseorang ber-kemeja putih tentang orang yang sedang berjuang mempertahankan hidupnya didalam sana.

Amanda terisak, pikirannya benar-benar kosong. Naila yang berada disampingnya hanya bisa merangkul Amanda dan meyakinkan Amanda bahwa semua akan baik-baik saja.

Wajah Amanda sudah sangat pucat, bukan karena tenaganya ia habiskan untuk menangis seharian saja, Amanda juga baru mendonorkan darahnya untuk Adam.

Dokter bilang Adam mengeluarkan banyak darah, Amanda bilang ia ingin mendonorkan sebagian darahnya. Walaupun sudah berkali-kali Maya dan Richard melarang anak itu tentunya karena kondisi anak itu sedang tidak baik dan akan mengakibtkan hal buruk bagi Amanda, tetapi Amanda malah memohon kepada keduanya agar ia diizinkan, dan akhirnya Maya dan Richard luluh juga.

Sebenarnya Maya dan Richard menghawatirkan kondisi Amanda, semakin sini anak itu semakin pucat dan lemas, meskipun sudah beberapa kali Richard nenyuruh Amanda pulang untuk beristirahat, namun jawaban Amanda sama. Ia hanya memaksakan tersenyum dan meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja. Jelas-jelas Richard tau betul bahwa anak itu sedang dalam kondisi jauh dari 'baik-baik saja'.

Akhirnya pintu putih besar itu terbuka, membuat orang-orang mengalihkan pandangannya kepada orang yang baru saja keluar darisana.

"Gimana?" Richard spontan menanyakan itu saat melihat Chandra keluar dari ruangan sana.

Chandra membuka maskernya "soal luka tusuk dia baik-baik saja, beruntung tusukannya tidak melukai ususnya" ucapan Chandra yang membuat lega orang-orang disana.

"Untuk yang lainnya, Richard kita bisa bicarakan ini" Chandra berucap kepada Richard.

Richard yang akan mengikuti Chandra untuk berbicara dengannya ditahan oleh Maya "aku ikut" ucapnya yang langsung disetujui oleh Richard.

Fokus Amanda kini tergantikan oleh beberapa perawat yang mendorong brangkar dari dalam ruang UGD. Amanda langsung menghampiri perawat itu saat ia melihat Adam diatasnya, ia mengikutinya dari belakang bersama Naila dan juga Romeo.

Langkah Amanda terhenti saat perawat itu menutup pintu ruangan bertuliskan ICU dihadapannya.

Tak lama, salah satu perawat muncul kembali dari pintu tersebut dan mempersilahkan Amanda untuk memasuki ruangan itu.

Setelah tubuhnya di sterilkan, Amanda memasuki ruangan tempat Adam tertidur dengan sangat nyenyak. Amanda menarik kursi dan menempatkannya pada pinggir brangkar. Amanda mendudukinya.

Hal yang paling Amanda benci adalah ketika ia melihat tubuh kekar Adam yang dipenuhi oleh kabel-kabel yang terhubung kepada sebuah alat yang memastikan bahwa jantungnya masih berdetak, dan sekarang Amanda melihatnya lagi. Ditambah lagi dengan luka di bagian perut bawah Adam yang diperban.

Amanda meraih tangan Adam yang terbebas dari infus "aku tau kamu sayang aku" Amanda tersenyum "kamu gapernah berhenti buat sayang terus sama aku" ucapan Amanda yang membuat siapapun yang mendengarnya pilu "aku tau".

NOVIO (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang