Author's Pov
Amanda menggerutu dalam hati, jari-jarinya ia ketukkan ke meja belajarnya. Amanda mengangkat tangan kirinya, sudah puluhan kali dalam satu menit ia melihat jam tangan terus. Naila yang merasa terusik langsung menegur Amanda.
"Kenapa si?" Naila risih.
Amanda menengok kearah Naila "lama banget sih bel pulangnya".
Naila mengelus dadanya, butuh kesabaran ekstra menghadapi temannya yang satu ini "ini baru jam 8 Amanda binti Papi Bastian Wijaya. Sekitar 6 jam lagi pulangnya" ucap Naila berusaha setenang mungkin.
Amanda mengusap wajahnya "udah udah, gue ga tahan lagi. Gue harus ketemu Adam. Plis bantuin gue cabut".
Naila melotot, ia mengelus punggung Amanda "lo belajar dulu yang bae, ntar pulangnya gue anter kesana ok?" Naila tersenyum "ok" Naila menjawab sendiri ucapannya "sip" lanjutnya.
Setelah Amanda mulai tenang, Naila melanjutkan kembali kegiatan mencatatnya. Baru saja ia memegang pulpen dan akan menulis di buku miliknya, Amanda kembali mengusiknya. Bahkan kali ini sampai mengguncang tubuh Naila.
"Gabisa gabisa. Gue harus cabut sih inimah fix" ucap Amanda.
"Allahuakbar" dada Naila sudah naik turun, kalau saja Amanda bukan temennya sedari mereka kecil, Naila sudah menjualnya.
"Plis plis" Amanda memegang tangan Naila.
"Eh itu" Amanda dan Naila refleks melihat ke depan, tepatnya kearah dimana Pak Yanto berdiri.
"Mampuskan" Naila berdecak.
"Ada masalah opo?" Pak Yanto melotot dengan logat jawa khasnya.
Naila tersenyum "eh anu pak, itu".
Pak Yanto menggebrak meja "Itu opo?"
Amanda dan Naila bergidik ngeri. Sepertinya Pak Yanto sedang galak-galaknya hari ini.
"Cepat keluar, bersihkan toilet" Pak Yanto mengangkat tangannya, mengarah kepada pintu keluar.
"Nah" Amanda langsung berdiri dengan semangatnya.
Pak Yanto menatap tajam kepada Amanda "kamu ini, dihukum malah seneng. Dasar".
Naila menepuk dahinya, daripada memperburuk suasana, ia meraih tangan Amanda dan mengajaknya keluar "permisi pak".
Naila melepaskan tangan Amanda setelah berada di taman kecil belakang sekolah. Naila tak habis pikir harus diapakan anak ini.
"Jadi rencananya gimana?" Amanda tersenyum kearah Naila.
Naila memalingkan muka, mencoba menahan emosinya.
"Za lo mau bantuin gue kan?" Ucap Amanda, kali ini wajahnya berubah menjadi sedih.
Hati Naila mulai mencair, ia memikirkan semua kebaikan yang pernah Amanda berikan kepada hubungannya dengan Romeo, disaat Naila dan Romeo ada masalah, pasti yang menyatukan mereka kembali adalah Amanda. Naila memegang pundak Amanda "oke".
Amanda mengangkat kedua bibirnya kembali, ia memeluk Naila "serius ya? Emang lah lo paling terbaik" ucapnya.
Naila nyengir "oke, kalo kita ngandelin Romeo buat nganter lo, itu gamungkin. Soalnya di gerbang pasti ditahan sama pak satpam".
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVIO (slow update)
Подростковая литератураHot chocolate, komik dan ketenangan. Itu 3 hal yang paling utama dalam hidup cowo yang mood nya bisa berubah dalam hitungan detik itu. [Revisi setelah tamat] cover by: @kitkat_matcha highest rank #71 IN TEEN FICTION