38. Kepepet

7.5K 553 24
                                    

Author's Pov

Amanda langsung lari menuju pemilik suara, ia langsung memeluknya erat.

"Aku bukan yang pertama ngucapin kan, karena aku pengen jadi yang terahir di hati kamu".

Amanda menangis didalam pelukan Adam.

"Eh? Ganyambung ya? Gapapa lah, yang penting kamu gajadi putusin aku" ucap Adam sambil mengeratkan pelukannya.

Amanda melepas pelukan itu, Adam menghapus air mata Amanda.

"Kok udah pulang sih?" Ucapnya lagi masih dengan muka masam.

Adam tersenyum "emang aku kemana?"

Amanda mendorong tubuh Adam yang tidak berefek sama sekali bagi Adam.

Adam terkekeh "iya, maaf. Aku cuma ke singapur dua hari doang".

"Kamu bohong?" Amanda masih terisak.

Adam mengangguk.

Tangisan Amanda semakin menjadi-jadi "jahat".

"Eh sssttttt" Adam menempelkan jari telunjuknya kepada mulut Amanda "aku punya hadiah".

Air muka Amanda langsung berubah drastis "mana?" Ucapnya sambil menyodorkan tangannya.

Adam mengambil sesuatu dari belakangnya. Ia mengeluarkan sebuah kamera polaroid berwarna biru muda.

Amanda langsung mengambilnya "aaaaa makasiiii".

Adam mengambil alih kameranya lagi "belum selesai", Adam mengarahkan kamera itu kepada dirinya dan Amanda, lalu memotretnya.

Kertas foto yang keluar dari kamera itu langsung diambil Adam, "kamu liat tuh" Adam menunjuk beberapa helai benang yang menggantung diantara lampu tumblr berbentuk love.

Adam menggantung foto yang tadi di gantungan benang yang paling atas. "Ntar, apapun yang kamu foto dari kamera ini, harus kamu gantungin disini. Ngerti?"

Amanda mengangguk-angguk "kalo yang aku foto Nathan? Gantungin disitu juga?"

Adam mengepal tangannya, mengangkatnya dan meniupnya di hadapan Amanda "ngomong apa barusan?"

Amanda memeluk Adam "I love you".

Adam membalas pelukan Amanda, ia mengusap-usap punggung Amanda. Amanda pun bungkam, menikmati pelukan Adam.

Cukup lama, hingga Amanda merasakan beban di tubuhnya, satu hal yang baru Amanda sadari, punggung Adam sudah banjir oleh keringat dingin.

"Dam?" Amanda mengusap rambut Adam. Tidak ada respon, Amanda mengguncangkan tubuh Adam "Adam".

Tubuh Adam ambruk, Amanda menahan tangisnya sekuat tenaga.

"Apapun yang terjadi, jangan pernah nangis di hadapan aku. Aku ga akan suka".

Amanda mengingat kalimat yang diucapkan Adam saat ia mengantarkan Amanda pulang pada malam mereka resmi berpacaran. Mungkin ini jenis tangisan yang tidak mau Adam lihat.

Amanda memegang tangan Adam erat, ia tidak tau apa yang harus ia perbuat. Amanda sangat ingin berteriak meminta pertolongan tetapi untuk sekedar berbisik saja ia tidak punya tenaga. Yang dilakukannya hanya menahan tangis.

Tidak tahan lagi, tangis Amanda pun pecah, ia memeluk tubuh lemah Adam. Entah kebetulan atau pertolongan dari Tuhan, Bryan datang ke kamar Amanda. Ia menekan saklar di balik pintu. Yang Amanda lihat pertama kali adalah wajah sangat pucat milik Adam. Adam benar-benar sempurna menutupinya sejak tadi.

NOVIO (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang