54. Misteri

5.6K 203 51
                                    

Author's Pov

"Welcome home, sayang." Tysa mengulurkan tangannya, memeluk keponakannya itu.

Adam membalas pelukan tante nya itu "makasi Tysa" ucap Adam setelah melepas pelukannya.

Dengan malu-malu, Amanda menghampiri Adam dan memeluknya, rasa rindu yang selama ini ia tahan akhirnya terbalaskan, doa yang selalu ia panjatkan akhirnya dikabulkan.

Adam memeluk perempuan itu, mencium wangi khas dari rambut gadis itu.

Setelah itu Adam berjongkok saat Fanya menghampirinya. Ia meraih tubuh mungil Fanya lalu mengangkatnya.

Fanya tersenyum kegirangan saat Adam menggendong nya "Bang Adam udah cembuh?" Ucapnya bersemangat.

"Bang Adam enggak sakit". Adam mengacak rambut Fanya.

Fanya memeluk Adam, sangat senang kakak sepupunya itu bisa menggendong nya kembali setelah sekian lama tak bertemu.

☕☕☕

"Astaga Romeo" Romeo memukul kepalanya sendiri setelah ia melihat jam weker di sebelahnya. Bersamaan dengan itu, telepon genggamnya berbunyi tanda adanya panggilan masuk. Setelah menggeser layar ponselnya, Romeo meletakannya di telinga.

"Romeoooooo"

Romeo mengernyit menjauhkan ponsel dari telinganya "iya, iya, iya. Bentar aku mandi dulu".

"Baru mau mandi?!?!? Astaga Romeo kita udah telat 3 jam ya. Gaada kata mandi."

"Iya iya, aku otw sekarang." Si penelepon memutuskan sambungan sepihak. Romeo langsung memasuki kamar mandi, mencuci muka dan menggosok giginya. Seperti yang kekasihnya itu katakan, ia tidak boleh mandi.

Setelah selesai Romeo menghampiri lemari bajunya, mengambil random pakaian yang berada di dalam lemarinya dan langsung ia kenakan. Romeo menyemprot cairan ke rambutnya dan menatanya sedemikian rupa. Ia melirik dirinya di pantulan cermin "ganteng" ucapnya lalu bergegas pergi.

"Kak, Romeo pergi dulu" teriak Romeo kepada kakaknya yang sedsng menonton tv.

Romeo memasuki lift, menekan tombol b yang artinya basement, tempat Romeo memarkir mobil di apartment milik kakaknya itu. Romeo melirik jam tangan, berharap ia bisa menghentikan waktu sekejap saja.

Ting

Bunyi bel lift terdengar, namun bukan di lantai yang seharusnya Romeo tuju. Artinya ada orang yang akan menaiki lift itu juga.

Romeo berdecak kesal, menyumpahi siapapun orang yang berada diluar lift itu. Pintu lift perlahan terbuka, Romeo menatap layar handphone nya kesal.

"Adzhar?"

Romeo mengangkat kepalanya, menatap orang yang memanggilnya itu.

Seketika hening. Tidak ada lagi yang bergeming, dua duanya saling diam, benar-benar diam hingga pintu lift tertutup lagi.

Ting

Romeo tersadar akan lamunannya, tak sadar ia sudah berada di basement. Romeo berjalan menuju mobilnya perlahan dengan pandangan kosong nya. Romeo memejamkan matanya, semua memori itu kini ada diingatannya kembali. Romeo menggelengkan kepalanya, mengambil air mineral yang berada di sampingnya. Ia memukul stir nya cukup keras, sampai akhirnya dia menjalankan mobilnya.

Romeo berusaha keras untuk fokus menyetir, meskipun bayang-bayang itu terus ada di kepalanya.

'Dia balik ke Indonesia?'

Lagi-lagi Romeo memukul stirnya, ia menambah kecepatan mobilnya, berharap segera sampai ke tempat tujuannya.

Romeo menginjak pedal rem tepat didepan rumah cukup besar itu, perempuan yang sedari tadi menunggunya itupun langsung menaiki mobil Romeo. Belum juga Naila membuka mulut, Romeo memeluknya.

"Meo?" Naila heran, "Meo kok kamu keringetan gini?" Ucapnya sekali lagi, tak ada jawaban. "Romeo ah" Naila berusaha melepaskan pelukan Romeo, tetapi Romeo memeluknya terlalu erat. Jika sudah seperti ini Naila pun bingung harus berbuat apa.

Romeo mulai melunak, ia melemaskan pelukannya.

Naila memegang kepala Romeo, menatap mukanya "hey" ia mencium kening Romeo sekilas.

Romeo menyenderkan tubuhnya di kursi kemudi, sesekali ia mengacak rambutnya kesal.

Naila menggenggam tangan lelaki yang sudah bersamanya selama 2 tahun terakhir ini "kita diem disini aja, ya? Gausah jadi pergi."

Romeo mengangguk "maaf."

Naila menyalakan radio dihadapannya, mencoba mencairkan suasana. Naila tau betul jika Romeo itu tipe orang yang tidak bisa dan tidak boleh dipaksa untuk bercerita. Ia tau sebelum menjemputnya, pasti ada suatu kejadian yang membuat Romeo menjadi seperti ini.

Naila mengusap rambut Romeo, berusaha membuat lelaki itu tenang, sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya.

Naila: Man, sore ini gue gabisa ke rumah adam, ada sesuatu yg bikin romeo aneh soalnya. pulang sekolah besok paling gue kerumah adam. tolong bilangin maap ya ke adam.

••••

pakabar pipel?



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NOVIO (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang