46. Jangan pergi

7.6K 490 23
                                    

Author's Pov

Amanda menunduk, menumpahkan seluruh airmatanya. Perbuatan Gilang selama ini ternyata sangat jahat, Amanda bersumpah tidak akan pernah memaafkan Gilang setelah ia menceritakan semua yang berkaitan dengan Reza.

Gilang tersenyum licik, ia mengangkat dagu Amanda sehingga Gilang dapat menatap wajah cantik Amanda "iya sayang, aku yang udah bunuh kakak kamu itu".

Amanda menatap Gilang penuh kebencian, ingin sekali ia memukul wajahnya itu, namun kedua tangannya diikat di bangku yang ia duduki.

Gilang mengusap pipi Amanda "dan sekarang, manusia yang kamu cintai bakalan jadi orang selanjutnya".

Amanda menggeleng "cukup Reza, gue mohon. Jangan sakitin Adam".

Gilang tertawa, tentunya tidak akan ada yang bisa menghentikan Gilang. Sekalinya ia menginginkan sesuatu, Gilang harus dapat dan pasti ia dapatkan. Dan sekarang, Gilang ingin nyawa Adam melayang di tangannya. Gilang mengusap pucuk kepala Amanda sebelum akhirnya pergi meninggalkan Amanda di ruangan gelap itu.

Amanda kembali menangis, air matanga kali ini bukan karena ia diikat di kursi dalam gedung yang luas ini seperti beberapa jam yang lalu, namun karena kenyataan yang membuatnya sangat terpukul. Bagaimana bisa ia mencintai orang yang membunuh kakaknya, bagaimana bisa Amanda mempercayai Gilang selama ini, bahkan saat ini Amanda mengakui jika dirinya bodoh.

Amanda terisak, ia menunduk dalam, namun benerapa kemudian tangannya merasakan sentuhan hangat, talinya terlepas perlahan, sehingga tangannya dapat bergerak bebas.

Amanda mengangkat kepalanya, melihat orang yang telah membebaskannya, dengan keadaan masih terisak. Amanda langsung memeluk dan menangis di dalam pelukan orang itu.

"Jangan nangis, maafin aku" ucap Adam sambil mengelus lembut punggung Amanda.

Amanda malah semakin menangis, membuat Adam semakin risih. Adam melepas pelukannya, menatap mata Amanda "jangan takut ya".

Amanda memeluk Adam lagi "kamunya jangan ninggalin aku" ucapnya di sela-sela tangisannya.

Adam mengeratkan pelukannya "iya, gaakan lagi" Adam mencium pucuk kepala Amanda.

Suara pukulan pintu mengintrupsi keberadaan mereka, Adam langsung membalikan tubuhnya, melihat siapa yang baru saja datang.

Saat melihat Galang dengan senyuman setan khas nya, tanpa basa-basi Adam langsung menghampiri Gilang dan memukulnya sehingga Gilang tersungkur.

"Bangun lo anjing" saat Adam akan memukul Gilang lagi, dua orang lelaki berotot menahan tangan kanan dan kirinya, menyeret Adam hingga punggungnya menyentuh tembok.

Gilang semakin tersenyum, rencananya kali ini pasti berhasil.

Adam melihat kearah Amanda yang sedang ditahan oleh seorang lelaki berkepala plontos.

"Lepasin Amanda" ucap Adam kepada Gilang.

Gilang menggelengkan kepalanya "dia harus liat orang kesayangannya mati di tangan gue" Gilang mengeluarkan pisau dari saku celananya.

Amanda mulai menangis "Gilang plis gue mohon jangan" Amanda memohon kepada Gilang.

Namun bukannya menjauhkan pisau itu, Gilang malah mendekatkannya kepada tubuh Adam "lo mau dimana? Disini?" Gilang mengarahkan pisaunya kepada leher Adam "apa disini?" Sekarang Gilang mengarahkannya kepada dada bidang milik Adam.

"Maksud lo apa mau bunuh gue?" Adam menatap Gilang dengan raut wajah yang penuh emosi.

Gilang mengangkat kedua bahunya "gue itu psikopat, Adam. Entah kenapa gue pengen bunuh lo aja gitu".

Adam menghela napasnya "tanpa lo bunuh juga gue bakal mati bentar lagi".

"Tapi gue maunya lo mati sekarang" Gilang kembali tersenyum, ia melihat kearah Amanda yang sedang menangis, tidak bisa berbuat apa-apa.

"Gilang lo jahat" ucap Amanda.

Gilang mengangguk "dan kamu baru tau hmm?"

Amanda geram, ia bersumpah akan membunuh Gilang setelah ini.

Suara sirene polisi terdengar dari luar gedung itu, Gilang menatap kearah jendela. Ketiga orang bayaran Gilang terkejut, tetapi masih melaksanakan tugasnya.

"Lo telat Gilang" Adam berucap.

Gilang mengalihkan pandangannya kepada Adam "apa? Apa lo bilang? Telat? Gaada kata telat buat seorang Gilang" dan tanpa ba bi bu Gilang menusukan pisau itu ke bagian perut Adam.

"Adam" Amanda berteriak di tempatnya, tangisannya semakin keras, Amanda berontak, ia memukul lelaki yang menahannya itu.

Kedua lelaki yang menahan Adam melepaskan Adam. Tubuh Adam melemas, perlahan tubuhnya ambruk.

Gilang dan tiga orang bayarannya itu langsung pergi meninggalkan gedung lewat pintu belakang gedung pastinya.

Amanda berlari menghampiri Adam yang sudah terduduk lemas. Hanya tembok di belakangnya yang mampu menahan Adam.

Amanda menggenggam tangan Adam "Dam, Adam plis kamu harus kuat ya".

Adam menutup matanya, menahan rasa sakitnya.

"Dam kamu masih sadar kan?" Amanda menggoyangkan tubuh Adam.

Adam mengangguk.

Amanda mencium punggung tangan Adam, menyalurkan kekuatan disana. "Tolong" Amanda berteriak disela tangisannya.

Tak lama Romeo, Naila dan seorang polisi menemukan mereka, Romeo dna Naila langsung berjongkok dihadapan Adam, sedangkan polisi yang berada di belakangnya mengambil ponsel didalam sakunya, ia menelepon ambulance.

Naila memeluk Amanda, menenangkan sahabatnya itu.

Amanda tak henti-hentinya menangis dan berdoa memohon kepada Tuhan agar Adam dapat selamat.

••••

SELAMAT HAPPY NEW YEAR!!!🎉🎉🎉
semoga kita semua menjadi lebih baik dan novio cepet updatenya amiinn...

ohiya

selamat sekolah 🙁


NOVIO (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang