33. Pulang atau Putus

8.7K 590 13
                                    

Author's Pov

Adam memasukan baju basketnya setelah ia menggantinya dengan celana abu-abu dan kaos berwarna hitam. Ia menyadari sesuatu saat melihat kearah sebelah tas nya.  Loh, Manda kemana ya? Lupa. Batinnya.

"Duluan oy" Romeo berteriak kepada Adam sambil melambaikan tangannya.

Adam membalasnya dengan acungan jempol. Ia lalu mengeluarkan ponsel dari tas nya dan langsung menelepon Amanda. Amanda sama sekali tidak mengangkat teleponnya. Adam nengernyit saat ia mendengar ringtone ponsel Amanda didalam tas Amanda yang berwarna biru muda.

Kemana sih?

Saat Adam akan menelepon Bryan, layarnya tiba-tiba berubah dan menampilkan nama seseorang, tanda ia sedang ditelepon. Adam langsung menggeser layar, menjawab teleponnya.

"Hallo Adam?"

"Eh, iya mi"

"Manda sama kamu?"

Adam mengusap wajahnya kasar "iya mi, tadi Manda nemenin Adam latihan basket, ini masi sama Adam kok" ucapnya terpaksa berbohong.

"Syukurlah, mami kaget, tadi telfonnya ga diangkat".

"I.. iya mi, sama Adam kok" Adam gelagapan.

"Yaudah, kalo gitu mami tutup ya telfonnya".

"Iya mi oke" ucap Adam yang langsung dihadiahi dengan suara tuutt tanda telfon berakhir.

Adam mengambil tas nya dan meletakannya di bahu kanan dan tas Amanda di bahu kirinya. Ia langsung berlari menuju mobil. Menyimpan kedua tas itu dan mengingat-ingat perginya Amanda.

Toilet

Adam langsung berlari ke toilet perempuan, setelah berada di depan toilet, Adam langsung memasukinya. Ia menghampiri Amanda dan berjongkok disana.

"Hey" Adam mengusap rambut Amanda, saat ia melihat noda darah di bagian dahi Amanda, ia langsung menggendongnya, dan membawanya ke mobil.

Adam menempatkan Amanda di kursi penumpang, ia memasangkan sabuk pengaman dan berlari ke kursi kemudi. Adam menepuk-nepuk pipi Amanda "hey, Manda" ucap Adam.

Tidak ada jawaban dari Amanda, Adam memukul stir dan langsung menancap gas, menuju rumah sakit manapun yang terdekat dari situ.

Saat sampai di rumah sakit cukup besar, Adam langsung memarkir mobilnya di depan pintu bertulisan UGD dan membawa Amanda masuk. Ia tidak peduli dengan mobilnya yang kuncinya masih menempel disana.

Amanda langsung dihampiri oleh suster-suster dan dibawa menggunakan brangkar. Adam menunggu diluar, ia duduk di kursi panjang yang berada disana. Pikirannya sedang kemana-mana sekarang. Ia memikirkan apa yang sebenarnya terjadi kepada Amanda.

Adam menunduk dalam, memaksakan otaknya berpikir. Namun dengan keadaan seperti ini, otaknya tentu tidak dapat berfikir dengan jernih, dilikirannya hanya ada Amanda dengan keadaannya sekarang.

Lamunannya buyar ketika ia mendengar suara pintu terbuka, ia menghampiri dokter "gimana dok?" Tanya Adam tanpa basa-basi.

"Ga apa-apa, cuma luka ringan, tapi sepertinya benturannya sangat kuat ya?" Ucap dokter tadi.

NOVIO (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang