Author's Pov
Ketukan pintu besar itu membangunkan sang pemilik kamar yang sedang tertidur. Ia membuka matanya perlahan, lalu melihat kesamping, ke arah temannya berada. Adam menggoyangkan tubuh Romeo "Meo, bangun".
Romeo menggeliat "apa sayang? Mau lagi hmm?" Ucapnya tentu saja mengigau, ternyata efek alkohol belum sepenuhnya hilang daei tubuh Romeo.
Walaupun lemas dan merasakan sakit di seluruh tubuhnya, Adam berusaha berdiri dari kasur. Ia menghampiri pintu dengan langkah gontai.
Bi Ani yang sedari tadi berada di balik pintu itu kaget melihat anak majikannya yang sangat pucat "kenapa den?" Bi Ani panik.
Adam menggeleng "gapapa Bi, tolong bawain susu anget ya, dua" ucap Adam.
Bi Ani mengangkat jempolnya.
Adam kembali ke kasur, ia duduk di pinggiran kasur sambil memijat pelipisnya. Ia berusaha membangunkan Romeo.
Tak lama, Bi Ani datang membawa nampan berisi dua gelas susu vanilla. Setelah meletakan kedua gelas susu tersebut Bi Ani langsung permisi keluar.
Adam mengangkat tubuh Romeo menjadi duduk. Ia menampar pipi Romeo perlahan, Romeo pun meringis kesakitan akibat tamparan itu.
Adam menyodorkan susu tadi "minum buruan, kita harus sekolah".
Mau tidak mau Romeo pun menerima gelas itu dan meminumnya secara perlahan, begitu juga dengan Adam.
Setelah susu itu tak tersisa dari gelasnya, Adam mengambil handuk dan berniat untuk mandi.
Setelah keduanya bersiap untuk sekolah, mereka turun menuju bawah, suara Maya mengintrupsi mereka.
"Romeo, Adam, gak makan dulu?"
Saat Romeo akan menjawab, yang tentunya ia akan menerima ajakan itu, Adam berucap "engga ma, kita berangkat ya" ucap Adam lalu menyeret Romeo dengan muka kelaparannya.
Adam melemparkan kumci mobilnya kepada Romeo "lo yang nyetir, gue nunggu di gerbang".
Romeo menatap Adam tajam "gue ngantuk pake banget, dan lo nyuruh gue nyetir?"
"Bacot" ucap Adam yang langsung meninggalkan Romeo menuju gerbang. Sedangkan Romeo hanya bisa pasrah.
Amanda yang sedang menunggu orang yang menjemputnya itu terdiam di halaman rumahnya. Orang itu bilang 5 menit lagi ia sampai, jadi Amanda memutuskan untuk menunggu diluar rumahnya.
Saat mobil berwarna hitam itu berhenti di hadapannya, Amanda langsung mengembangkan senyumnya--yang pastinya palsu. Sang pemilik mobil itu keluar membawa sepucuk bunga untuk Amanda "morning" ucapnya disertai dengan senyuman manisnya.
"Pagi, Nathan" ucap Amanda membawa sepucuk bunga itu.
Bukan niatan Amanda untuk balas dendam kepada Adam, karena pada saat momen itu terjadi, kebetulan Adam ada disana mengawasi mereka di gerbang rumahnya, dan Amanda tau itu.
Amanda terlanjur sakit hati atas perbuatan Adam kepada dirinya. Dan pada saat seperti itu, Gilang menawarkan tumpangan gratis ke sekolah, lagipula rezeki jangan ditolak kan.
Amanda memasuki mobil Gilang dan mereka meninggalkan tempat itu.
Adam sempat kaget saat suara klakson mobil di belakangnya berbunyi cukup keras. Adam memasuki mobil.
Romeo melihat mobil yang baru saja lewat didepannya "Gilang?"
Adam mengangguk.
"Sama Manda?" Lanjutnya.
Adam mengangguk lagi.
"Manda jahat ya?" Ucap Romeo kelada Adam.
Lebih jahat gue batin Adam. Adam menyandarkan punggungnya dan menutup matanya "jalan buruan" ucapnya yang langsung dituruti oleh Romeo.
☕☕☕
Romeo menghampiri Naila dan mengacak rambut pacarnya itu. Ia tersenyum lebar, sehingga deretan giginya terlihat.
Naila cemberut, ia melipat bibirnya "kenapa ga jemput?" Ucapnya.
"Maaf, kemaren aku main ps sama Adam sampe ketiduran dirumahnya, hp aku ketinggalan dirumah jadi aku ngabarin lewat hp Adam" jelas Romeo panjang lebar "nih aku aja pake seragamnya Adam" Romeo menunjukan seragam sekolahnya.
Naila percaya kepada Romeo, ia melihat kearah Romeo "kamu begadang pasti ya? Capek gitu mukanya. Kurangin main-mainnya, bentar lagi un".
Romeo mengangguk seperti anak kecil "lagian si Adam nih" Romeo menyenggol Adam yang berada dilinggirnya "pake ajakin begadang lagi".
Adam hanya melirik pasangan itu dan mengalihkan pandangannya kepada ponselnya lagi.
Romeo menatap bangku di pinggir Naila "eh, Manda belom dateng?" Ucap Romeo.
Naila mengangkat kedua bahunya "kenapa?"
Romeo tersenyum "engga, tadi dia berangkat duluan sebelum kita".
Naila mengubah raut wajahnya "serius? Lah terus dia kemana?"
Romeo mengusap bahu Naila "gapapa, mungkin akunya yang bawa mobil kecepetan. Ntar juga dia dateng" Romeo mencoba menenangkan Naila.
Adam yang menyimak pembicaraan Romeo dan Naila itu mulai tidak enak dengan perasaannya, jelas-jelas tadi Romeo menyetir dengan kecepatan sedang, bahkan bisa dibilang lambat karena anak itu sedang mengantuk. Jauh didalam hatinya, ia khawatir.
☕☕☕
Bel pulang sekolah telah berbunyi, semua siswa siswi berhamburan meninggalkan kelas mereka masing-masing. Naila merapihkan barang-barangnya, ia menoleh ke belakang "eh serius ya, gue khawatir banget sama Manda" ucapnya.
Memang selama kegiatan belajar mengajar Amanda tak kunjung datang "diculik?"
Adam yang terlihat cuek sebenarnya sangat khawatir karena memang anak itu tidak ada kabar.
Adam mengambil tasnya "kalian cobain ke rumahnya dulu, biar gue yang nyari dia" ucap Adam.
Naila dan Romeo setuju, mereka menuju parkiran dan mengambil kendaraan masing-masing.
Adam menjalankan mobilnya, ntah kemana tujuannya, yang pasti ia harus menemukan Amanda.
Tepat saat itu, ponselnya berbunyi saat ada notifikasi sms masuk.
Unknow Number: lo dateng kesini kalo mau Manda.
Sang pengirim sms itu mengirimkan lokasi yang lumayan jauh dari tempatnya.
Gilang. Satu nama yang terpikir di otak Adam. Tanpa berpikir lagi, Adam langsung menancap gas nya.
••••
untuk yg request✌
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVIO (slow update)
Novela JuvenilHot chocolate, komik dan ketenangan. Itu 3 hal yang paling utama dalam hidup cowo yang mood nya bisa berubah dalam hitungan detik itu. [Revisi setelah tamat] cover by: @kitkat_matcha highest rank #71 IN TEEN FICTION