21. Akhirnya

9K 561 10
                                    

Author's Pov

Mata yang bengkak, kantung mata yang membesar, rambut acak-acakan, dan tatapan kosong. Tidak ada lagi keceriaan di dalam diri perempuan ini.

"Udah seminggu Key, seminggu" Naila memegang pundak Amanda "Adam pasti sedih kalo tau lo kaya gini".

"Dia jahat." Ucapnya lalu memeluk Naila.

"Bukan gitu, dia cuma gamau lo sedih" Naila membalas pelukan Amanda.

"Dia ga bikin gue sedih tapi dia bikin malu gue" ucapnya terisak karena Amanda
kembali menangis "lo ga tau betapa begonya gue saat mamanya Adam nyeritain masa kecil Adam, saat mamanya Adam bilang kamu tau kan kalo Adam sakit. Gue cuma bisa diem, engga guna banget kan gue jadi pacar. Adam-" Amanda kembali terisak "Adam nganggep gue apa Za apa? Bahkan lo sama Romeo aja tau tentang ini".

Naila mengusap punggung Amanda "iya Key, dia jahat banget. Samperin gih, marahin dia. Gue tau lo kangen sama dia. Waktu itu kan lo langsung kabur dari rs, ga ngeliat dia dulu." Naila melepaskan pelukannya dan mencubit pelan kedua pipi Amanda "sekarang Adam koma, dia butuh Amanda-nya yang ceria, yang nyemangatin Adam buat bangun".

Amanda menggeleng.

Naila mendorong Amanda dari kasurnya "udah ah cepet mandi, ganti baju, siap-siap yang cantik".

"Idih apaan sih, gue ga mau" ucap Amanda berontak.

Naila melotot kearah Amanda "pergi atau gue laporin ke papi soal anu" Naila memang mempunyai rahasia Amanda yang paling dalam. Yang paling Amanda takut jika itu dilaporkan karena Bastian sangat membenci satu hal itu.

Amanda langsung memohon kepada Naila "jangan dong jangan ya, lo mah git--"

Naila memperlihatkan ponselnya yang sedang berada tepat di kontak yang bernama 'Papi Bastian' dan bersiap menekan tombol call.

Amanda langsung membulatkan matanya "iya ini gue mau mandi" ucapnya lalu berlari ke kamar mandi.

Naila tersenyum senang. Akhirnya bujukannya kali ini berhasil. Lagipula, kenapa ia tak menggunakan cara ini sebelumnya?

"Bego bat dah gue, kenapa ga kaya gini dari kemaren-kemaren coba ih" Naila mengangkat kedua bahunya "baru kepikiran sih".

Setelah beberapa lama akhirnya Amanda keluar kamar mandi. Ia langsung menuju ruangan tempat menyimpan baju-bajunya lalu memakainya disana. Setelah selesai, Amanda keluar dengan celana jeans hitam dan kaos lengan pendek.

Naila menarik Amanda ke bawah, Naila sempat melirik Aurel, mengacungkan jempol dan mengedipkan sebelah matanya. Aurel yang mengerti pun langsung mengangguk-angguk dan melambaikan tangannya. Amanda sempat aneh dengan kejadian itu namun siapa peduli?

Naila menaiki mobilnya disusul dengan Amanda. "Udah siap?" Naila menarik napas.

"Apaansi ah ayo cepet jalan" ucap Amanda dengan raut wajah yang kesal.

Naila menyentuh pipi Amanda "cie yang ga sabar ketemu pacarnya cie" ucapnya yang membuat Amanda semakin kesal.

"Jalan aja bisa ga" ucap Amanda setengah berteriak yang membuat Naila sedikit takut. Sepertinya sekarang Amanda sedang benar-benar serius.

NOVIO (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang