"Terkadang, meninggalkan lebih baik daripada tersakiti"
••••
Author's Pov
Amanda duduk di samping Bastian yang sedang makan. Ia menunggu makanan miliknya datang.
"Amanda, mau nasi goreng apa bubur?" Aurel berteriak.
Amanda menjawab dengan teriakan juga "bubur".
Aurel membawakan dua mangkuk bubur, yang satu ia letakan di nampan, yang satu lagi ia letakan di hadapan Amanda.
"Tumben masak bubur" ucap Amanda.
"Adek kamu tuh, lagi gaenak badan katanya" ucap Aurel lalu mengantarkan nampan berisi bubur dan minum itu kepada Bryan.
Amanda mengangguk-angguk.
Setelah menyelesaikan makannya, bahkan lebih cepat daripada Bastian, Amanda langsung pamit kepada Bastian dan berteriak "mami, Manda berangkat" lalu Amanda keluar rumah.
Adam yang sedang memanaskan mobilnya langsung memajukan mobilnya begitu ia melihat Amanda.
Amanda melambaikan tangan, setelah mobil Adam berada dihadapannya, Amanda menaikinya.
"Pagi" ucap Adam.
Amanda tersenyum "pagi" jawabnya.
Adam menjalankan mobil menuju sekolah mereka.
☕☕☕
Jam menunjukan pukul 12 siang, namun bel istirahat kedua belum saja dibunyikan. Adam bosen, ia meletakan kepalanya pada lipatan tangannya.
Amanda membalikan tubuhnya ke belakang, ia mengusap rambut Adam sekilas lalu berbalik lagi.
Naila sedari tadi berfokus melihat jam tangannya, seharusnya bel sudah dibunyikan 1,2 detik yang lalu. Naila memang sangat detail mengenai bel istirahat, ia akan mengumpat sejadi-jadinya bila bel istirahat telat, walaupun 1 detik saja.
Pak Ahmad sedari tadi sangat sibuk dengan papan tulisnya, tak ada seorangpun yang memperhatikannya. Bahkan barisan paling belakang sedang main bareng Mobile Legend.
Pak Ahmad membalikan tubuhnya, "nah jad-".
Kriinngggg.
Sebelum Pak Ahmad melanjutkan berbicara, murid-murid sudah duluan bersorak dan meninggalkan kelas.
Adam menarik Amanda menuju kantin, yang diikuti oleh Romeo dan Naila. Mereka menempati tempat yang kosong. Belum juga memesan makanan, Gilang menghampiri Amanda.
"Hai Man" ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya.
Amanda melihat kearah Adam, dapat Amanda lihat ekspresi Adam menunjukan kebencian. Amanda lalu menatap Gilang "hai Lang" ucapnya.
Romeo mendorong tubuh Gilang "sana, gaada tempat" ucapnya.
"Siapa juga yang minta tempat" Gilang menatap Romeo tajam.
"Yaudah pergi sono" ucap Romeo.
Gilang mengabaikan Romeo, ia melihat kearah Amanda. Ia memperlihatkan ponselnya kepada Amanda "Man, gue gangerti soal yang ini, boleh ajarin?" Gilang langsung berjongkok di samping Amanda supaya tinggi nya sesuai dengan Amanda.
Amanda melihat soal itu, lalu ia sedikit mendekat kepada Gilang "yang ini?"
Gilang mengangguk.
"Ooh, yang ini gampang" Amanda mulai memberikan penjelasan.
Romeo dan Naila menatap Gilang tak suka. Dan lagi, Amanda malah melayani Gilang yang jelas-jelas hanya modus.
Amanda melanjutkan penjelasannya "ntar lo harus cari dulu yang x sama y nya".
Adam menggebrak meja, ia berdiri dan meninggalkan tempat itu.
Amanda yang melihat Adam pergi langsung mengambil tindakan, ia juga berdiri, tetapi saat ia akan mengejar Adam, pergelangan tangannya dicekal oleh Gilang "ini belum selesai" ucap Gilang.
Romeo langsung melepaskan tangan Gilang dari Amanda "biar gue yang jelasin".
Amanda buru-buru mengejar Adam. Sementara itu, Romeo menarik kerah Gilang dan melayangkan tinjuan tepat di wajah Gilang. Naila langsung memegang tangan Romeo dan membawanya menjauh dari situ.
Amanda berlari mengejar Adam yang sudah cukup jauh "Dam" Amanda berhasil menggenggam tangan Adam.
Tidak ada penolakan dari Adam, ia membiarkan tangannya digenggam oleh Amanda. Mereka berada di lapang basket indoor, hanya ada mereka berdua disini.
Amanda menarik tangan Adam menuju bangku penonton di bagian atas. Mereka duduk disitu.
"Dam, kamu tau kan aku sama Gilang udah gaada apa-apa" ucap Amanda.
Adam mulai melepaskan genggaman tangan Amanda "gue tau, dan gue juga tau kalo Gilang masih ada perasaan sama lo. Dan mungkin lo juga".
Amanda meneteskan air mata "aku jujur, cuma sedikit. Perasaan aku lebih besar buat kamu".
"Sedikit itu tetep aja ada" ucap Adam lagi.
Amanda mengusap lembut wajah Adam "liat sini" mata mereka saling bertemu "sekarang, aku udah gaada perasaan sama-"
"Kita putus" ucap Adam, ia melepaskan tangan Amanda dari wajahnya dan pergi meninggalkan Amanda di bangku penonton sendirian, Adam berhenti sejenak "maaf, gue terlalu cepet suka sama lo sampe gue ga mikirin perasaan lo" Adam melanjutkan langkahnya, benar-benar meninggalkan Amanda.
Amanda terpaku di tempatnya, ia menangis sejadi-jadinya. Hatinya sangat hancur, disakiti orang yang ia cintai.
Adam berlari menuju parkiran dan memasuki mobilnya. Ia mengacak rambutnya frustasi. Ia benar-benar butuh waktu sendiri, ia harus bisa merelakan Amanda. Ia sadar, walaupun Amanda memiliki perasaan yang besar terhadap Adam, tetapi ia masih menyimpan sedikit perasaannya untuk Gilang. Walaupun sedikit, tetapi itu ada.
••••
😙😙😙
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVIO (slow update)
Teen FictionHot chocolate, komik dan ketenangan. Itu 3 hal yang paling utama dalam hidup cowo yang mood nya bisa berubah dalam hitungan detik itu. [Revisi setelah tamat] cover by: @kitkat_matcha highest rank #71 IN TEEN FICTION