Akhirnya acara pentas seni yang ditunggu-tunggu selama kurang lebih empat bulan terakhir, diselenggarakan hari Minggu ini. Sudah sejak subuh tadi, panitia berkumpul di sekolah. Sebelumnya, selama dua hari berturut-turut, panitia cowok memang sudah menginap di sekolah. Mereka mempersiapkan acara pensi supaya matang dan malamnya tidur di mushola sekolah.
Pagi tadi panitia menyempatkan untuk mengadakan rapat di hari H , dan rapat dihadiri oleh kepsek, sebagian guru dan sebagian dari kepolisian untuk mengamankan acara pensi kami. Rapat ini berisi tentang evaluasi terakhir. Panitia melakukan checklist kembali sebelum acara dimulai. Waktu rapat berlangsung, panitia diberi motivasi agar acara ini bisa diselesaikan secara aman dan sukses. Dan tak lupa mereka berdoa agar acara dapat berjalan dengan semestinya yang panitia harapkan bersama.
Lapangan basket indoor disulap menjadi panggung utama. Di bagian atas, terpasang spanduk besar bertuliskan: G# : RESPECT (Semakin Mengenal, Semakin Mengerti, Semakin Peduli). G# sendiri adalah singkatan dari Great Creation yaitu ajang pertunjukan seni mulai dari musik, fotografi, dance, art dan lain sebagainya yang bisa dibilang juga ajang unjuk gigi ekstrakulikuler.
Lalu di pinggir lapangan dan di bagian belakang panggung ada foto-foto dalam bingkai foto yang terpajang di pagar pembatas lapangan. Sesuai dengan tema dari acara ini yang mengusung unsur ART di dalam pensi ini, maka akan diadakan perlombaan melukis. Perlombaan ini ditujukan untuk kalangan umum. Siswa dari sekolah lain boleh mengikuti perlombaan ini. Mereka bisa mencontoh foto-foto tersebut, bisa juga membuat lukisan lainnya. Semua karya yang terkumpul dalam lomba ini akan dipamerkan dalam sebuah gallery yang akan dibuat pada saat acara berlangsung dan akan dinilai oleh professional yang terdiri dari guru dan orang tua murid.
Ada sekitar lima belas foto yang menjadi sampel lukisan, salah satunya ada foto Netra bersama anak-anak jalanan. Mereka sedang bernyanyi. Netra teringat saat pertama kali dia bertemu dengan Ucay dan anak-anak lainnya. Netra terharu ketika melihat foto dirinya bersama bocah-bocah itu. Netra terlihat cantik dalam foto tersebut. Dan semoga, para peserta lomba bisa melukis dirinya lebih cantik lagi. Netra terkikik sendiri.
Saat ini panitia sedang mengadakan check sound. Panitia pensi kali ini berseragam kaos berwarna hitam dengan tulisan Official Crew di bagian punggungnya. Begitu pun dengan Netra. Netra sangat bangga ketika mengenakan kaos ini. Pentas Seni kali ini adalah acara pertama di mana Netra ikut serta menjadi panitia.
Di pinggir lapangan, Netra tersenyum melihat hasil karyanya dalam menghias panggung. Bukan cuma hasil karyanya sih, tapi hasil karya panitia bersama. Netra ikut serta menyumbang ide dalam menata panggung. Itu terjadi saat Netra mati-matian menyibukkan diri dalam persiapan pensi. Netra terkikik kala mengingat wajah Genta yang dia ancam untuk menuruti keinginan Netra.
Pentas Seni ini sudah digelar semenjak pagi hari. Tepatnya pukul sepuluh pagi setelah persiapan dirasa matang, pintu masuk dibuka. Aksi mereka dibuka oleh band internal sekolah dan aksi ekskul tradisional, tari-tarian, dan ekskul lainnya, seperti modern dance dan breakdance. Selain untuk tetap terus menjalin kekerabatan antara warga sekolah dengan alumni yang hadir, pensi ini juga bertujuan sebagai ajang mencari bakat dan minat yang dimiliki oleh murid sekolah.
Saat sedang asyik-asyiknya menikmati tarian, tiba-tiba bulu kuduk Netra meremang. Berbarengan dengan alarm di otak Netra yang berkedip-kedip berwarna merah, menandakan ada bahaya. Seratus meter dari tempat Netra berdiri, Aldi berjalan mendekat ke arahnya.
Netra gelagapan mencari Genta. Sayang sekali orang yang dicarinya seperti hilang ditelan bumi. Heran, orang segede Genta kok tiba-tiba susah amat dicari. Netra masih mencari-cari di sela keramaian orang yang berkumpul di pinggir panggung hingga tanpa dia sadari, matanya bertumbukan dengan mata Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Netra
Teen Fiction"Denger kata-kata gue ini ya, sebagai temen, demi meredam kegilaan kalian, gue janji gue bakal cari kelemahan Aldi!" ucap Netra mantap. ---- "Bagi duit, Bang." "Eh, duit buat apaan?" Satrio memekik. "Buat beli kacamata sama topi. Cepek aja, deh." "B...