Bab 35 - Seperti Magnet

2.7K 194 9
                                    


Seperti gaya magnet, kutub yang berlawanan akan terjadi tarik menarik walaupun berjauhan. Seperti gaya magnet, seperti mereka....


Sesuai dengan keinginannya, Netra benar-benar diperlakukan selayaknya seorang pekerja serabutan. Dia diperbantukan di segala seksi.

Saat itu, di tengah rapat panitia, Genta mengatakannya pada semua panitia.

"Kalau butuh bala bantuan, Netra ini siap sedia membantu. Dia lumayan pinter desain, badannya juga cukup kuat untuk disuruh angkat-angkat. Terus, kalau ada yang butuh seseorang untuk tawar-menawar harga, minta Netra aja. Tuh mulut kan bawel banget. Bisa tuh diadu sama penjualnya."

Netra mendelik kepada Gentra namun dia menghela napas panjang. "Iya, gampang lah pokoknya ...."

Aldi ada di ruangan itu. Jadi dia mendengar setiap kalimat Genta. Kala itu, Aldi hanya berkomentar, "Kita sebagai sesama panitia harus bantu membantu. Jangan hanya terfokus sama bagian masing-masing. Kalau sekiranya bisa membantu panitia lain, ya bantulah."

That's it.

Netra menjadi sosok yang super sibuk di pentas seni kali ini. Dia seperti katak yang berloncatan. Dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain. Dia tidak mempedulikan kelelahan yang diakibatkan karena kesibukannya tersebut. Dia menyakini, kesibukannya di dunia nyata akan mengalihkan perhatiannya dari kesibukan pikirannya. Berdiam diri sedikit saja, pikirannya sudah berkecamuk memikirkan Aldi. Dia harus segera memutus pikiran kurang ajarnya.

Aldi.

Netra tidak pernah bisa benar-benar menghilang dari Aldi. Bagaimana bisa dia menghilang dari hadapan Aldi kalau mereka masih dalam satu organisasi? Pentas seni yang mereka kerjakan, semakin dekat sehingga para panitia yang bersangkutan harus sering melakukan rapat. Sebagai ketua, dia harus mengetahui setiap perkembangan panitia dan membantu jika ada kesulitan. Interaksi mereka juga hanya sebatas mengenai perkembangan pentas seni.

Netra dan Aldi sama-sama melupakan permainan mereka dulu, mereka harus fokus dan kompak supaya acara ini berlangsung dengan sempurna.

Seolah tahu bahwa Netra sedang menghindar darinya, Aldi kembali menjadi sosok sebelum dia 'dekat' dengan Netra. Dia tidak lagi diam-diam menggoda Netra. Dia tidak juga berusaha untuk mendekati Netra. Percuma saja, dua minggu ini, Netra selalu pergi ketika Aldi hendak mendekatinya. Netra tidak pernah sendirian. Selalu ada orang di sampingnya jadi Aldi tidak bisa berbicara empat mata dengannya.

Aldi sempat berpikiran bahwa Netra tidak lagi penasaran dengannya. Hal tersebut terjadi semenjak kemunculan Marsha. Apakah dalam pikiran Netra, Marsha adalah kelemahan Aldi?

Entahlah, Aldi tidak tahu. Dia tidak bisa membaca pikiran Netra mengenai hal tersebut. Walaupun pengalaman sebagai pemimpin telah mengajarinya untuk sedikit demi sedikit bisa menebak isi pikiran orang lain, namun dalam hal ini, Netra berbeda.

Dia gadis unik yang tidak bisa dipegang. Dia terlalu licin seperti belut.

Aldi memandangi Netra dari jauh. Gadis itu sedang bercanda-canda dengan Genta seperti biasanya. Tidak ada yang berubah pada gadis tersebut. Hal yang sama juga terjadi pada Aldi. Tidak ada yang berubah dari Aldi. Dia masih menjadi sosok ketua OSIS yang berwibawa. Hanya saja, pelan-pelan keduanya mengambil jarak antara satu sama lain.

****

"Net, laper!" rengek Ucup pada Netra.

Saat ini, Netra sedang bersama seksi dekorasi. Mereka sedang membuat dekorasi yang akan digunakan untuk menghias pentas seni sekolah mereka.

NetraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang