Sudah terlalu lama aku berjalan dengan menutup mata
Ketika kubuka perlahan, kau ada di sekitarku ...
Kubuka lebih lebar lagi, kau berjalan ke arahku ...
Kubuka sepenuhnya, kau ada di depanku
(nanoniken)
Dikarenakan hajatan yang akan diselenggarakan di sekolah Netra semakin mendekati deadline, mau tidak mau panitia pentas seni jadi sibuk bukan main dan kelimpungan. Tiada hari tanpa kata rapat dan laporan ini, itu, anu. Bahkan tidak jarang sampai harus menggunakan waktu di sela-sela jam pelajaran berlangsung. Seakan waktu istirahat dan waktu sepulang sekolah belum cukup untuk menggarap acara ini.
Karena pertemuan antara anggota panitia pentas seni yang semakin intens itulah yang mau tidak mau (lagi) membuat Netra semakin dekat dengan Aldi. Bukan dekat dalam arti ketertarikan, melainkan menurut Netra, mereka dekat lebih kepada Netra merasa dirinya menjadi asisten Aldi bukan wakasie 4. Kemana pun Aldi pergi—dalam urusannya dengan acara pentas seni—selalu mengajak Netra. Katanya Netra punya taste yang bagus dan juga bikin hoki. Dikiranya Netra itu jimat.
Selain itu, Aldi juga menjelaskan bahwa tugas-tugas Netra di pentas seni ini memang berhubungan langsung dengannya. Aldi adalah seorang ketua pensi, dia koordinator. Sementara Netra adalah wakil seksi acara. Memang sudah merupakan tugas koordinator dan seksi acara untuk membuat konsep acara, gambaran dan deskripsi acara yang kemudian akan diselesaikan oleh seksi-seksi lainnya.
Koordinator harus selalu mengetahui perkembangan setiap seksi, terutama seksi acara. Alasannya sederhana, konsep acara dibutuhkan sebagai gambaran seluruh kegiatan nantinya. Dengan demikian kerja dari seksi lain akan menyesuaikan konsep acara. Konsep acara mencakup tema acara, kegiatan yang dijalani, apabila ada pra event seperti seleksi band, cheers, dance, uaraikan dengan rinci. Seorang seksi acara dituntut untuk membuat konsep semenarik mungkin. Kalau perlu dobraklah batasan-batasan pensi itu sendiri.
Genta sudah sibuk untuk mengurusi acara ekstrakulikuler mereka, sehingga Netra kebagian jatah sisanya.
Pernah Netra protes pada Aldi. Dia mengatakan bahwa jabatannya itu wakasie 4 jadi dia kerjanya berurusan dengan Genta bukan ketua pentas seninya. Kasihan Genda tidak punya asisten untuk membantunya. Tapi dengan sangat tenangnya, Aldi menjawab kalau pekerjaan Genta adalah pekerjaan Aldi juga. Netra masih ingat cara Aldi mengedipkan mata pada Genta walaupun samar.
Karena itulah, sepulangnya berurusan dengan tetek bengek tentang OSIS, habislah Genta kena semprot Netra. Setelah berbulan-bulan mengabdi pada Genta di kepengurusan OSIS, Genta dengan rela melepas dan melempar Netra pada Aldi. Tipis sekali arti dirinya di mata Genta. Netra kecewa setengah mati. Bagaimana tidak? Bersama dengan Aldi selalu membuat emosinya naik turun tidak terkendali.
Netra berjalan melewati koridor kantor guru. Dia baru saja selesai mengumpulkan tugas yang terlambat dia selesaikan. Saat Ntra sedang merenggangkan leher dan pundaknya karena terlalu banyak mengangguk-angguk mendengar ceramah guru matematikanya, Netra melihat Aldi masuk ke dalam kantor kepala sekolah. Kira-kira ada urusan apa dia dengan Pak Kepala Sekolah?
Eh. Netra menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia merasa bodoh karena sudah memikirkan urusan Aldi. It is wasting time, Net!
Kalau berbicara tentang Aldi, Netra tidak habis pikir kenapa hidupnya sekarang selalu dipenuhi dengan Aldi. Awalnya sih karena Netra nekat memulai penyelidikannya tentang Aldi. Semenjak itu dia jadi memperhatikan gerak-gerik Aldi dan ternyata Aldi itu selalu muncul di mana-mana. Netra sering bertemu dengannya. Sekarang Netra juga tahu tentang segala macam aktivitas percintaannya di luar sekolah. As you know, his billion girlfriends. Setiap kali bertemu di luar sekolah, Netra selalu memergoki Aldi membawa gandengan yang berbeda tapi satu tipe yaitu imut, cantik dan modis. Entahlah apa yang menyebabkan semua cewek-cewek itu mau dipermainkan oleh Aldi. Mungkinkah karena sifat Aldi yang dingin tapi perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Netra
Fiksi Remaja"Denger kata-kata gue ini ya, sebagai temen, demi meredam kegilaan kalian, gue janji gue bakal cari kelemahan Aldi!" ucap Netra mantap. ---- "Bagi duit, Bang." "Eh, duit buat apaan?" Satrio memekik. "Buat beli kacamata sama topi. Cepek aja, deh." "B...