Mau tau hasilnya?
Netra sadar, gelengan kepala itu tidak mungkin menghentikan huruf-huruf yang muncul secara bergantian di sana. Dan benar saja, sedetik kemudian muncul serangkaian huruf yang menggantikan kalimat yang tadi dibacanya.
Netra yang gue kenal adalah seorang gadis pemalas yang sering dihukum guru.
Ingatan gue bagus, Net. Jadi gue masih ingat pertama kalinya gue bertemu lo di sekolah. Saat itu, lo telat masuk sekolah. Lalu dihukum untuk membersihkan halaman sekolah. Gue ingat karena saat itu lo adalah perempuan satu-satunya. Saat itu, anehnya lo menyapu halaman sekolah dengan senyuman. Lo itu gila atau nggak waras sih, Net?
Netra mengingat-ingat saat pertama kali dia dihukum karena terlambat masuk sekolah. Tapi dia tidak ingat masa itu. Dikarenakan terlalu seringnya dia dihukum hingga tidak ingat kejadian yang pertama kalinya.
Netra pernah dihukum mengerjakan 20 soal kimia karena melamun di kelas.
Lalu muncul gambar Netra yang tampak dari belakang. Netra yakin itu dirinya, masa iya pemilik tubuh tidak mengenali tubuhnya sendiri. Netra terperangah. Dia mengingat-ingat kejadian tersebut. Oh, saat itu, dia dan Aldi ada di kelas sepulang sekolah. Sekarang barulah Netra tahu apa yang dikerjakan oleh Aldi. Dia mengambil gambar Netra dari belakang tanpa ijin!
Netra adalah seorang gadis yang takut bola.
Semua orang di sekolah mungkin juga tahu mengenai hal ini ya, Net?
Netra selalu mendapat peringkat 20 ke atas.
Gue janji ...mulai sekarang akan menemani elo belajar, Net. Gue bantu dan akan ajarin elo. Gue pinter, lo inget kan?
Cih. Netra berdecih lirih. Nggak ada yang meminta. Tapi kalau Aldi memaksa ... ya, Netra nggak akan menolak. Saat ini dia kelas 3 SMA, segala macam ujian akan menentukan masa depannya. Jadi Netra memang membutuhkan seorang staff pengajar yang mau mengajarinya dengan sukarela. Nampaknya Netra harus memotong urat malunya. Pada detik ini Netra sudah mulai merasa malu karena Aldi seakan sedang mengulitinya.
Netra itu boros. Coba hitung berapa uang yang dikeluarkannya tiap hari? Hanya untuk jajan.
Ketika membaca kalimat itu, kedua sudut bibir Netra mau tidak mau tertarik ke atas. Untuk apa juga Aldi mengomentari mengenai sifat Netra yang tukang jajan?
Walaupun dengan seluruh kelemahan lo itu, satu hal yang membuatku tidak peduli semuanya.
Senyum Netra.
Kamu tahu Netra …
Senyum Netra itu cantik
Senyum Netra itu sebuah semangat
Senyum Netra itu indah
Mata Netra masih menatap lekat pada cahaya yang terpantul di depannya. Di sana muncul beberapa foto Netra di saat dia tersenyum lebar. Foto-foto itu muncul silih berganti. Foto ketika Netra bernyanyi bersama dengan Ucay dan bocah-bocah lainnya. Lalu muncul gambar dirinya yang sedang duduk ketika dirinya bercanda-canda dengan mereka. Saat itu Netra mengajak bocah-bocah itu mengobrol sebentar sebelum dia pulang. Netra mengernyitkan keningnya. Dia sama sekali tidak tahu kalau saat itu Aldi tengah memfotonya lagi. Dulu ketika Netra curiga siapakah yang difoto oleh Aldi, pria itu menjawab kalau dia mengambil foto Ucay, Joni, Musa dan Sono. Bodohnya lagi, Netra dengan polosnya percaya pada jawaban Aldi. Lalu seingat Netra, setelah itu Aldi memasukkancamera digital-nya dalam tas. Lalu bagaimana Aldi bisa memotretnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Netra
Teen Fiction"Denger kata-kata gue ini ya, sebagai temen, demi meredam kegilaan kalian, gue janji gue bakal cari kelemahan Aldi!" ucap Netra mantap. ---- "Bagi duit, Bang." "Eh, duit buat apaan?" Satrio memekik. "Buat beli kacamata sama topi. Cepek aja, deh." "B...