Sepasang mata itu balas menatapnya. Dia tidak bisa menutupi ekspesi kaget di wajahnya ketika bertemu mata dengan Netra. Di sisi lain, Netra sontak memejamkan matanya. Dia terlambat untuk menyembunyikan dirinya. Dia mengatur napas, menahan semua emosi yang campur aduk di dirinya.
Kaget.
Ya, tentu Netra juga kaget karena bisa bertemu dengan sosok itu lagi. Bukannya saat ini dia sedang ada di kota yang berbeda dengan kota Netra? Tapi mengapa dia ada di sini?
Tidak menyangka.
Jelaslah Netra tidak menyangka, sosok itu bisa datang ke kafe ini di waktu yang sama dengan saat Netra datang. Ada 365 hari atau 12 bulan dalam setahun. Ada 30 hari dalam sebulan. Ada 24 jam dalam satu hari. Tapi kenapa harus sekarang? Ini terlalu lucu kalau dibilang sebagai sebuah kebetulan. Padahal ini adalah kunjungan pertama Netra sejak ... dua tahun lebih entah berapa bulan, berapa minggu dan berapa hari lamanya. Takdir kah?
Tidak siap.
Demi Tuhan. Ini terlalu tiba-tiba. Konspirasi alam semesta kembali mempermainkan dirinya. Dia mulai menyesal kenapa harus menuruti keinginan alam bawah sadarnya untuk masuk ke dalam kafe ini. Dia harus berbuat apa, jika sosok itu datang kepadanya?
Terluka.
Netra tidak bisa membohongi dirinya. Sisi hatinya rasanya seperti dicubit ketika matanya menemukan sosok itu masuk melewati pintu kafe. Lalu matanya yang balas menatapnya. Rasanya bukan dicubit lagi, namun diremas sampai airnya kering.
Juga ....
Rindu.
Kumpulan emosi yang campur aduk itu menyisakan sebuah rasa yang asing di hatinya. Setelah kekagetannya dan rasa luka yang mendominasi, ternyata Netra tidak bisa memungkiri bahwa dia tengah merindu. Bahkan setelah beberapa lama dia-dengan secara paksa- menutup kenangan tentang sosok itu. Jauh di lubuk hati Netra, dia rindu. Sudah lama dia tidak menatap wajah yang tidak pernah membuat Netra bosan untuk menatap. Sudah lama dia tidak bertatapan dengan mata teduh yang selalu membuatnya terhanyut dalam kenyamanan. Sudah lama dia tidak merasakan tubuh kekar yang selalu berada di sampingnya.
Lalu telinganya menangkap lantunan lagu yang mengalir dari speaker kafe. Netra mengenali lagu ini. Lagu ini sangat dekat dengannya. Sangat dekat dengan keadaan hatinya sekarang.
Dygta - KKSK (Karena Ku Sayang Kamu)
Seandainya kau ada di sini denganku
Mungkin ku tak sendiri
Bayanganmu yang selalu menemaniku
Hiasi malam sepiku
Kuingin bersama dirimu
Ku tak akan pernah berpaling darimuWalau kini kau jauh dariku
'Kan slalu kunanti
Karena ku sayang kamu
Hati ini selalu memanggil namamuDengarlah melatiku
Kuberjanji hanyalah untukmu cintaku
Takkan pernah ada yang lain
Adakah rindu dihatimuSeperti rindu yang kurasa
Sanggupkah ku terus terlena, tanpamu di sisiku
Ku 'kan slalu menantimu
Netra sudah hampir mencari-cari earphone untuk menutupi telinganya. Dia tidak ingin mendengar lantunan lagu ini. Belum cukup dengan kemunculan sosok itu secara tiba-tiba. Jangan ditambah lagi dengan lagu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Netra
Roman pour Adolescents"Denger kata-kata gue ini ya, sebagai temen, demi meredam kegilaan kalian, gue janji gue bakal cari kelemahan Aldi!" ucap Netra mantap. ---- "Bagi duit, Bang." "Eh, duit buat apaan?" Satrio memekik. "Buat beli kacamata sama topi. Cepek aja, deh." "B...