'Krucukk ....'
Netra merasakan pergerakan di perutnya. Oh my dog, cacing-cacing di perutnya mengadakan konser tunggal sore ini. And Netra gets free pass! Netra mengambil dompet dan mengenakan jaket lalu dia menuruni tangga. Dia mengelus-elus perutnya untuk menenangkan, "Sabar ya, yut peyut dan cing cacing."
Padahal Netra sadar dengan mengelus-elus perutnya tidak akan membuat dirinya kenyang mendadak. Netra hanya ingin membuat cacing-cacing di perutnya bersabar sampai saat Netra tiba di gerobak mie ayam depan kompleksnya.
"Satrio juga ke mana sih?" Netra berjalan sambil menggerutu. Dia baru saja pulang dari sekolah. Ini adalah hari kedua Netra menemani Aldi menemui pengamen jalanan. Seperti kemarin, Aldi memaksa Netra untuk berboncengan saja, namun Netra menolak keras. Akhirnya mereka naik motor sendiri-sendiri sehingga Netra tidak harus balik ke sekolah setelah tugasnya selesai. Dia bisa langsung pulang ke rumah ketika hari sudah gelap. Lalu ketika dia sampai ke rumah, Abangnya ternyata belum pulang. Dengan langkah kaki terseret-seret, Netra naik ke atas lalu mandi. Saat Netra mau bersantai-santai di kamarnya, perutnya merasa kelaparan. Netra baru sadar kalau dia belum makan sejak tadi siang, makanya dia memutuskan untuk membeli mie ayam depan kompleks daripada makan sendiri di rumah.
Ketika dia sudah sampai di tenda mie ayam depan kompleks, dia langsung menyerbu masuk ke dalam.
"Bang, mie ayam satu sama es tehnya satu," pesan Netra pada abang penjual mie ayam. Lalu dia duduk di bangku yang disediakan. Sambil menunggu pesanannya datang, dia mengirim pesan Line kepada Satrio.
Netra : Mau mie ayam nggak?
Dia mengamati chat-nya,. Pelan-pelan muncul tulisan read yang artinya Satrio membaca pesannya. Sedang berada di mana abangnya itu? Lalu balasan dari Satrio datang.
Satrio : Kalau ditraktir ya mau,
Netra : Enak aja.
Satrio : Elah, mie ayam cuma berapa ribu aja perhitungan banget.
Satrio : kalau nanti uangnya suruh ganti, nggak deng. Skip aja.
Netra : Gue traktir.
Satrio : Kalau gitu oke, gue mau!
Netra : Sip.
Netra : Elo nggak perlu ganti uangnya kok, cuman potong hutang gue yang cepek dulu aja.
Netra tertawa setan dalam hati. Dia sukses mengerjai abangnya.
Satrio : What?
Satrio : Kagak jadi mau.
Netra : Udah gue pesenin, bweek!
Satrio : Adek kam to the pret
Netra terkekeh membaca chat dari Satrio. Mengerjai Satrio adalah hiburan baginya.
Netra : Elah, mie ayam cuman berapa ribu aja perhitungan lo.
Satrio : Elo yang perhitungan.
Netra : Kekekekeke
Read. Pesan terakhirnya hanya dibaca oleh Satrio tanpa dibalas. Mungkin dia ngambek. Netra terkikik. Tak perlu menunggu lama, karena pelayanan di sini terkenal cepat, semangkuk mie ayam dan segelas es teh sudah terhidang di depan Netra.
Netra pun menyimpan ponselnya pada saku jaket. Pemandangan di depannya ini lebih menggairahkan ketimbang memikirkan Satrio yang ngambek. Sebelum dia menyantap mie ayamnya, dia memesan seporsi untuk Satrio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Netra
Novela Juvenil"Denger kata-kata gue ini ya, sebagai temen, demi meredam kegilaan kalian, gue janji gue bakal cari kelemahan Aldi!" ucap Netra mantap. ---- "Bagi duit, Bang." "Eh, duit buat apaan?" Satrio memekik. "Buat beli kacamata sama topi. Cepek aja, deh." "B...