5 : Pertandingan

9.5K 527 6
                                        

Lo mau liat gue jadi apa? Singa? Harimau? Lo bakalan nyesel udah bangunin kucing tidur.

-Dara Gantoro-

--------------------------------------

Dara memejamkan mata berusaha untuk menenangkan dirinya, agar emosi nya tidak meledak.

Karena Rafi merasa tidak dihiraukan akhirnya menarik kerah Dara dan-

BUK!

Dean sudah tidak tahan lagi dengan sikap Rafi yang berani menantang perempuan. Dengan sigap Rafi membalas pukulan Dean. Sebelum pukulan itu mengenai Dean, Dara menendang Rafi agar dia jauh dari Dean.

"Jujur gue cape sama lo. Lo mau liat gue jadi apa? Singa? Harimau? Lo bakalan nyesel udah bangunin kucing tidur." Ucap Dara sarkastik.

Mereka yang sedari tadi menonton akhirnya memanggil Gara agar menenangkan adiknya itu. Mereka tau jika Dara sudah marah tidak dapat dicegah lagi. Guru pun tidak mampu menenangkan Dara. Mereka tau posisi mereka. Karena kakek Dara dan Gara adalah pemilik sekolah ini. Jadilah Dara dan Gara bebas berbuat apa saja.

Ketika Gara datang, mereka semua mundur. Jika mereka ada yang berani menghadapi Gara, maka hanya dapat tatapan dingin, menusuk dan seperti siap diterjang kapan saja.

"BUBAR!" sekali bentakan dari Gara mereka semua bubar. Dean, Dara, dan  Rafi, sedang berhadapan dengan Gara. Gara menatap tajam adiknya itu. Adiknya yang ditatap tajam oleh sang abangnya hanya menampilkan cengiran nya. Gara menatap sinis Rafi.   

"Kenapa lo iku campur urusan orang?" pertanyaan itulah yang terlontarkan dari mulut Gara kepada Rafi.

"Karena Nara pacar gue. Dan gue harus tau masalah yang dihadapin sama pacar gue."

"Belom jadi suami aja udah sok sokan jadi pahlawan kesiangan." cibir Dean.

Sahabat Dara yang sedari tadi hanya menonton meminta izin Dara untuk ke kelas terlebih dahulu. "Dar, kita balik ke kelas duluan. Lo selesein dah masalah lo." ucap Yani.

"Ye tahi, gue gada masalah. Yang ada nih si pacar cabe rawit yang nyari masalah."

Sedangkan sahabat Dean baru saja tiba di kantin. Menatap heran pada Dean. "Nyet! Ngapain lo disitu?!" teriak Elos, merasa suasana yang tidak enak Elos pun meminta Veno, dan Ikzar untuk pergi dari sana.

"Bro! Ati ati! Banyak binatang buas!" teriak Veno yang berjalan keluar dari kantin.

"Ye, Bangke. Gue ditinggal."

Dara yang gerah akan suasana ini pu angkat bicara, "Mau dilanjutin atau-"
Ucapan Dara menggantung.

"Atau apa?!" teriak Rafi tak sabar.

"Sabar dikit kali." Dara sengaja mempermainkan kesabaran Rafi, "atau lanjut di arena?" lanjut Dara.

"Lanjut di arena!" jawab Dean dan Rafi kompak. Gara yang tidak tau situasi ini hanya mengangkat bahu.

***

Sepulang sekolah. Di gelanggang silat Dean dan Rafi sudah bersiap. Para penonton tidak kalah histeris melihat kedua lelaki tampan sedang beradu jantan. Dara yang melihat itu hanya bisa menghela nafas. Sebenarnya Dara tidak mau mengambil resiko. Jadilah dia maju untuk menjelaskan aturan yang boleh dan tidak boleh bagian yang diserang.

Pertandingan berlangsung. Banyak kalimat penyemangat bagi mereka berdua.

"Ayo banggg!. Semangatt!!! "

"Semangatt Dean! Lo pasti menang! "

"Rafi pasti kalah! Dean yang menang!"

"Rafi pasti menang! Dean yang kalah!"

Elos yang tidak tahan dengan para cewek berteriak heboh pun ikut berteriak. "BANG CIPOK GUE BANG!!! GUE RELA BANG!!!"

Semua penonton tertuju pada Elos dan menatapnya tajam. Yang ditatap hanya menjulurkan lidah. Tidak peduli.

"Apaan si Elos! Ga guna lo!

"Najis gueee!"

"Cipok sana Mimi Peri!"

"Yaelah emak-emak rombeng diem lo pada! Iri lo,ha!?" Elos tak mau kalah.

Veno dan Ikzar yang menyaksikan hal itu bergidik jijik melihat tingkah sahabatnya yang memang kudu masuk Rumah Sakit Jiwa.

Mereka semua kembali menyaksikan perkelahian antara Dean dan Rafi. Dara yang melihat Dean sudah kewalahan melawan Rafi menghentikan pertandingan tersebut.

"Selesai."

Semua memandang Dara heran termasuk Dean dan Rafi. Dara memandang Rafi. "Kenapa? Lo belum puas? Mending lo tarungnya jangan disini. Tarung sana lo sama Nara di kasur."

Rafi yang saat itu memang juga lelah, hanya mengabaikan perkataan Dara dan melenggang pergi dari tempat itu. Tak hanya  Rafi yang pergi, tetapi semua yang menonton juga ikut pergi dari tempat itu.

Dara dan Dean masih ditempat. Melihat Dean yang lelah, Dara menuntun Dean menuju tempat duduk terdekat. 

"Ngapain sih lo pake sok bela gue segala? Malah nyakitin diri lo sendiri." ucap Dara sembari duduk disamping Dean.

"Gue gak suka sama cowok yang beraninya sama cewek. "

Dara membulatkan bibirnya . Ternyata pemikirannya salah. Jangan sampai ia jatuh ke pesona laki laki lagi. Ia lelah dengan semua drama yang pernah ia lalui. Apalagi luka itu masih basah, belum kering. Ketika ia tau bahwa Rafi mendekati dirinya hanya untuk mengambil hati Nara, disitulah hati Dara merasa sakit. Apalagi pengakuan Rafi ketika mereka sudah menjadi "kita".

Dara pergi keluar dari tempat itu dan menyusul Gara yang telah di mobil nya untuk pulang.  Sebelum langkah Dara lebih jauh lagi, seseorang mencekal pergelangan tangannya. Membuat Dara menghentikan langkah nya.

***
Tbc

Jumat, 29 Desember 2017

DeDara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang