1 : Kekacauan

16K 725 37
                                    

Terkadang pertemuan karna sebuah kekacauan dapat menimbulkan rasa dihati yang juga begitu kacau dari sebuah awal cerita.

-DARA-

----------------------------------

Jam istirahat Dara, Ella, Manda dan Yani pergi ke kantin untuk makan Bakso Pak Ucup langgananya.

"Pak, biasa, bakso empat!" ucap Manda lantang dari meja yang di tempatinya.

"Siap, mba!" balas pak Ucup.

Dara yang sedari tadi diam membuat Yani bersuara. "Tumbenan lo diem, biasanya teriak - teriak gak karuan."

"Yaelah Yan, lo belum tau kalo Dara baru putus dari Rafi?" Ella menginterupsi.

"Diem lo pada. Gue lagi kesel. Lo tau kan kalo gue kesel bisa ngamuknya kemana mana," jawab Dara dengan muka ditekuk.

Manda ikut menimpali "Udahlah, Dar. Lagian juga si Rafi gak guna. Udah tau masih punya pacar, eh selingkuh deketin adek tiri lo."

Ketika mereka sedang sibuk berbicara, pak Ucup datang dengan empat mangkok bakso di sebuah baki. "Ini mba, baksonya," ucap pak Ucup.

"Makasih ya, pak. Ini uangnya sekalian." Ella memberi uang yang sudah dikumpulkan nya dari para temannya.

Mereka mulai menikmati bakso yang sedari tadi ditunggunya. Ketika hendak memasukkan suap pertama ke dalam mulut mereka, seseorang menggebrak meja membuat seisi kantin kaget karenannya.

BRAK!

"Maksud lo apaan?! Mau ngajak berantem lo?! Kalo mau ngajak berantem jangan disini! Dilapangan kalo berani!" kata seorang cowok yang tadi menggebrak meja kepada MANTAN Dara. Rafi.

Dara yang sedari tadi sudah menahan emosinya ikut meluap.

'Shit!'Batin Dara.

"HEH KALIAN! KALO MAU BERANTEM JANGAN DISINI! GANGGUIN ORANG MAKAN AJA!" bentak Dara kesal.

Manda yang tau sahabatnya sedang emosi, mulai menenangkan nya. "Udahlah, dar. Gausah di urusin, mending kita lanjutin makannya."

Dara tidak menghiraukan Manda yang sedang berusaha menenangkannya. Dara tetap Dara yang selalu emosian. Tidak peduli laki atau perempuan dia selalu terbawa emosi jika ada yang mengusiknya.

Dara melangkah menuju tempat cowok yang menggebrak meja tadi. Dengan amarah yang masih meluap-luap. Dara menarik kedua kerah cowok dihadapannya. "Kalo kalian masih mau ribut dinkantin, gue akan nge hajar lo berdua di gelanggang." (gelanggang : arena)

Salah satu cowok yang bernama Rafi tau akan kemarahan sang mantan pacar langsung pergi dari kantin. Sedangkan cowok yang entah siapa namanya berani membalas tatapan Dara. Dara sadar. Ternyata cowok yang sedang berhadapan dengannya, cowok yang tadi mendobrak pintu kelas. Itu berarti Dara satu kelas dengannya. Mengambil kesempatan itu Dara melirik bade name yang sedang dikenakan cowok dihadapannya. Dean. Dean Luvanto.

Setelah mengetahui nama dari cowok dihadapannya, Dara segera melepaskan tarikan kerahnya. Cewek itu tersenyum remeh kepada Dean yang sedang memandanginnya dengan tatapan mengintimidasi. Dara melenggang pergi ke meja yang tadi ditempatinya bersama temannya.

"Gila lu tong, berani banget sama laki," ucap Yani kepada Dara yang baru kembali datang.

"Yaelah, lo kaya baru tau dia aja. Mentang mentang udah sabuk coklat." Ella yang sedang makan mengoceh menyindir.

"Dar, tadi itu yang lo tarik siapa aja?" tanya Manda.

"Dean sama Rafi. Tadi gue baca bade name nya, anak yang di sebelah Rafi itu."

Waktu istirahat telah usai. Bel berbunyi nyaring. Semua yang berada di luar kelas, cepat cepat menuju kelas masing masing.

Selama pelajaran Dara tidak fokus pada apa yang sedang diterangkan Pak Chandra guru Kimia sekaligus wali kelasnya.

Karena merasa bosan, Dara memasangkan earphone dan menyalakan lagu Boy In Luv - BTS.

Tanpa Dara sadari, Dean memperhatikan apa yang sedari tadi dilakukannya.

***

Sepulang sekolah Dara segera menuju tempat parkir untuk menghampiri mobil jazz putihnya.

Dara segera menjalankan mobil nya untuk keluar dari gerbang SMA CROSOFT. Sekolah yang ditempatinya untuk menggali ilmu.

Sebelum pulang ke rumah. Dara menjemput adik nya Nara di SMA EXCEL. Kebetulan sang adik sedang ada ekskul musik.

Sesampainya di SMA EXCEL Dara segera memarkirkan mobilnya di tempat parkir. Tanpa menunggu lebih lama, Nara datang.

"Hai, kak, udah lama nunggu?" tanya Nara pada Dara dengan nada sok dekat.

"Gausah sok baik deh lo, buruan masuk. Sebelum gue tinggalin lo." jawab Dara ketus.

Sebenernya Dara adalah anak yang periang, cepat bergaul, dan ramah. Tapi satu jika ada yang mengusiknya dia akan super dingin dan emosinya sudah tidak dapat lagi terbendung. Termasuk satu. Nara. Nara telah mengusiknya dengan mengambil Rafi darinya.

Berbeda dari Dara, Nara adalah anak yang alay, kaya cabe dipinggiran jalan. Itu si menurut Dara.

Dara dan Nara bukanlah anak kembar. Dara lebih tua satu tahun dari Nara. Mereka tiga bersaudara. Gara kakak dari mereka berdua sekarang menginjak kelas 12 SMA CROSOFT.

"Iya kakaku sayang,"

"Najis, gue punya adik kek lo. Jauh jauh dah lo dari gue."

Sesampainya di rumah, Nara disambut hangat oleh sang Mama. Sedangkan Dara selalu di biarkan begitu saja. Tetapi Dara tidak terlalu mengambil hati. Sudah biasa bagi Dara. Jika ada sang Ayah, barulah sang Mama memberi perhatian kepadanya. Bagaikan Ibu tiri bukan?. Memang. Nara adik tirinya dan sang Mama tirinya.

Nama Nara sudah diganti oleh ayahnya. Mereka berdua sama sama Cabe. Sedangkan Bang Gara adalah kakak kandungnya. Abangnya ini sangat menyayangi Dara dari pada Nara. Terkadang Gara menganggap Nara dan sang Mama tirinya tidak ada.

Dara melangkahkan kakinya memasuki rumah menuju kamarnya di lantai dua.

Ketika membuka pintu kamar. Dara tersentak. Lihatlah apa yang telah dilakukan sang Mama tirinya pada kamarnya. Menjijikan.

***
Tbc
Vote dan Comment jangan lupa.

28 Desember 2017

DeDara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang