38 : Dia Adalah

5.5K 271 1
                                    

Hari Minggu sudah berganti dengan hari Senin. Tak seperti Senin kemarin, hari ini langit cukup gelap hingga mengundang rintikan air yang berjatuhan menuju bumi.

Dara sedang memandang jendela mobil dengan penuh minat. Ia tak memperdulikan Kiki yang sedari tadi mengoceh tak jelas. Dari masalah tadi pagi yang memperebutkannya akan diantar siapa. Siapa lagi yang ribut memperebutkan Dara selain Gara dan Kiki. Dan berakhirlah Sara berada di dalam mobil Kiki dan Gara yang mengendarai mobilnya bersama Edgar.

Lalu setibanya di parkiran mobil khusus untuk karyawan dan guru. Mobil mereka berhenti. Ketika hendak keluar, Kiki masih mengunci mobilnya hingga Dara menatap Kiki bingung.

"Kak, buka pintunya!" suruh Dara sembari menatap Kiki yang masih diam dengan tenang.

"Oke, oke, ada apa nih?" Dara melengos saat Kiki menatapnya penuh arti.

"Kamu udah minum obat yang Kak Kiki kasih?" tanya Kiki dengan suara berwibara seperti seorang Dokter sungguhan. Jika sudah seperti ini Dara tak bisa berkata apa-apa selain mengangguk.

"Kamu pake sweater Kak Kiki dulu, nih pake." Kiki menyerahkan sweater abu-abu miliknya pada Dara yang langsung diterima.

Setelah dipakai oleh Dara, Kiki menahan tawanya. "Kamu lucu banget deh. Imut banget," Kiki mencubit kedua pipi Dara dengan gemas. Pasalnya sweater miliknya yang Dara pakai kebesaran hingga seperti orang-orangan sawah.

"Ih, aku gak mau pake, kayak orang-orangan sawah!" sebal Dara.

"Pake atau aku hukum?" Dara menghembuskan napasnya dengan berat.

"Iya-iya, aku nurut. Yaudah bukain dulu pintunya." pintanya memohon.

"Eits, tunggu. Cium dulu," Kiki mendekatkan pipinya kearah Dara dan langsung dicium olehnya.

"Udah! Cepet buka!" Dara sudah tidak sabar ingin menjambak rambut pirang milik Kiki.

"Bentar aku keluar dulu. Diluar hujan, aku ambil payung dulu di Gara." Kiki keluar dari mobil dan segera mencari mobil milik Gara. Ketika sudah menemukan mobilnya ia tidak menemukan pemiliknya.

Hingga ide licik muncul seperti lampu yang awalmya mati langsung menyala. Ditendanganya mobil Ferrari berwarna merah milik Gara dengan cukup keras. Hingga bunyi mobil berbunyi keras mengundang tatapan para siswa-siswi padanya.

Gara yang baru keluar dari toilet dekat parkiran langsung mengumpat kasar.

"BANGSAT! WOI KIKI ANJING! LO APAIN MOBIL GUE!?" bentaknya marah, tetapi yang dibentak marah terkikik geli.

"Gue tendang tadi, gak keras kok, cuma agak keras doang ampe bunyi gitu." tawa Kiki mengundang minat para murid.

"Anjing! Mau apa lo?! Cepet!" Gara yang sedang memegang payung untuk memayungi dirinya lamgsung tersentak ketika payungnya diambil paksa oleh Kiki.

"Ini payung mau buat Dedek Dara, Babay Gara... " Kiki langsung berlari cepat menuju parkiran dimana mobilnya ada sebelum dilempari batu oleh Gara. Sekarang bajunya sudah basah kuyup tapi ia tidak memperdulikan hal itu.

Kiki membuka pintu mobil untuk Dara,"Ayo, aku udah dapet payungnya." Dara mengangguk lalu menutup pintu mobil.

"Kok kamu basah gini?" tanya Dara ketika melihat baju yang dikenakan Kiki telah basah.

"Iya, tadi kan aku lari-lari nyari Gara." jeda beberapa saat, "udah sampai, selamat belajar." Dara mengangguk lalu menyalimi punggung tangan milik Kiki. Ketika hendak pergi dari hadapan Kiki, Kiki menarik tangannya dan mencium keningnya beberapa detik. Membuat Dara mematung, cukup terkejut dan tersadar ketika Kiki mengedipkan salah satu matanya.

Kiki berbalik meninggalkan Dara. Dan menatap seseorang yang sedang menatapnya dengan tajam, dan dibalas seringai penuh ejekan untuk Dean.

***

Dara memasuki kelasnya dengan bersungut-sungut. Membuat Yani dan Manda yang sudah berada di dalam kelasnya bingung.

Dara sudah duduk di bangkunya sebelah Manda. Hendak bercerita sebelum Ella datang dengan suara toanya membuat beberapa orang terkejut.

"DARAAAA!!!YANG TADI CIUM LO KAK KIKI KAN?!!! GILAKKK!!! GUE BARU TAU KALO KAK KIKI KE INDONESIA!!! KAPAN BALIK ANJIR!? KOK GAK NGASIH TAU!?" teriakan Ella berhasil membuat semua orang mengetahui nama siapa yang tadi mencium Dara.

Dibelakang Ella ada Dean yang berdiri dengan wajah memerah karna menahan marah.

Ketika Ella sudah duduk di depan Dara, Dara langsung menggeplak kepalanya dengan keras. "Monyet! Bacot lo enteng banget kayaknya." Dara menatap Ella tajam. Lalu melanjutkan, "Kalau Dean tau bisa bahaya," ternyata bisikan Dara masih mampu didengar Dean yang sudah duduk dibelakangnya.

"Emang Kak Kiki beneran balik, Dar?" pertanyaan Yani membuat tatapannya beralih disebelah Ella.

"Iya, nanti gue kasih tau waktu istirahat. Lebih aman,"

Setelah berbicara dengan Yani, Ella dan Manda. Ia membalikan badannya untuk berhadapan dengan Dean.

"Hai," sapanya ketika Dean sedang bermain game di ponselnya.

Hanya dijawab dengan deheman membuat Dara mengernyit bingung. "Kamu kenapa?"

"Gak papa," jawab Dean lagi tanpa melihat wajah Dara.

Ketika Dara hendak membahas lebih lanjut, bel masuk berbunyi nyaring. Membuat Dara berbalik untuk menghadap depan. Dengan bertepatan seorang guru masuk.

***

Bel istirahat berbunyi. Dara membereskan semua bukunya lalu dimasukannya ke dalam tas. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan keliar dadi kelas. Ia memakai headset, dengan lagu Likey - Twice mengalun ditelinganya.

Tiba-tiba saja tangannya ditarik paksa oleh Dean dan entah dibawa kemana. Ketika sudah berada di tempat tujuan yang ternyata adalah Rooftop, Dean langsung bertanya.

"Tadi dianter siapa?" tanya nya tenang.

Dara menurunkan headset nya, "Apa? Ulangi."

Dean berdecak, "Tadi kamu dianter siapa ke sekolahnya? Waktu aku nawarin kamu nganter ke sekolah dan ditolak kamu alasannya ini? Kamu dianter sama cowok lain?"

"Sama Kak Kiki, iya alasannya itu." jawaban Dara yang nampak tak bersalah membuat Dean semakin geram.

"Kok dia berani cium kamu di depan semua murid? Gak punya malu banget." ujar Dean sarkastik.

"Ya beranilah, kan dia sayang aku, aku juga sayang dia. Dia emang gak punya malu btw."

"Tapi kan kamu punya pacar, kok mau dicium cowok lain? Dar, jangan jadi cewek murahan." kalimat terakhir Dean membuat Dara semakin bingung.

"Hah? Cowok lain? Siapa?" Dara memiringkan kepalanya ke samping kiri dengan tampang bingungnya.

"Si Kiki, Kiki, itu! Siapa lagi?" gemas Dean.

"Oh, kamu cemburu?" pertanyaan Dara membuat Dean gelagapan.

"Y-ya iy-ya lah! Mana ada cowok yang gak cemburu waktu pacarnya di cium cowok lain!" Dean membela dirinya.

"Hm, iya juga sih. Tapi masalahnya dia bukan cowok lain. Dia itu..." Dara sengaja menggantungkan ucapannya.

"... Kakak Angkat aku. Kibara Gantoro."

***

21/06/18

DeDara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang