25 : Gue Sadar Diri

6.5K 300 1
                                    

I : Lo tau apa bedanya lo sama hujan?

W : Enggak, emang apa?

I : Kalo hujan sudah beberapa kali jatuh ia tidak akan pernah kapok untuk kembali. Sedangkan kamu, baru saja jatuh sekali, sudah merasakan trauma.

- Fraudsters In Love -
———————————————

Hari ini Dara berangkat sekolah dengan wajah yang cukup ceria. Ia sudah sangat merindukan kelas dan teman-temannya itu.

Dikoridor ia berjalan berdampingan dengan Edgar dan Gara. Ia merasa jengah ketika abangnya itu selalu berbicara omong kosong dan tidak ada pentingnya.

"Lo harus makan waktu jam istirahat pertama dan kedua. Lo udah bawa bekal yang di siapin sama gue kan? Nah, itu dimakan jangan lupa,"

Dara hanya mengangguk sekali sebagai jawaban, ia merasa malas jika ikut membahas hal yang tidak penting menurutnya.

"Dar, lo udah garap tugas dari Pak Chandra belum?" pertanyaan dari Edgar juga hanya diberi acungan jempol dari tangan kananya.

"Bagi dong,"

"Jijay lo! Garap sendiri sono! Punya otak gak dipake." sinis Dara pada Edgar yang hanya menyengir kuda tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Elah, gaya lo mah sok-sokan. Dulu juga lo yang paling sering bolos," cibir Edgar masih tidak terima dengan hinaan Dara.

"Suka-suka gue lah, urusan gue juga. Makanya modal tuh jangan cuma tampang doang, tapi otak juga dibutuhin asal lo tau itu."

"Brisik kalian," Dara dan Edgar kompak menoleh sumber suara yang tak lain adalah milik Gara.

"Idih, biasanya juga lo yang ngedumel sendiri kagak berhenti," ejek Dara pada Gara yang dibalas dengan sentilan di dahinya.

"Lo mending siapin hati lo, biar gak sakit liat tai kuda di dalem sempak miper lagi mesra-mesraan disini," Tunjuk Edgar pada Dara yang diikuti olehnya.

Wajah Dara berubah dingin dan tak bersahabat. Edgar dan Gara saja yang berada disampingnya sampai bergidik ngeri.

"Elo si! Bangunin emak singa!" desis Gara dengan melihat wajah watados milik Edgar.

"Biarin si,"

Mereka bertiga berjalan melewati Dean dan Clara yang sedang berjalan berdua dengan Dean yang merangkul pundak Clara.

Dean yang melihat Dara melebarkan matanya. Ia tidak menyangka bahwa Dara akan berangkat sekarang, hari ini.

Clara yang sadar akan perubahan sikap Dean langsung berteriak memanggil nama Dean.

"Dean! Lo kok ngelamun sih? Gara-gata liat si Burung Dara ya?" sinis Clara tanpa merasa malu sekalipun.

"Hah? Engga kok. Ayok ke kelas, bentar lagi bel masuk." Dean berjalan mendahului Clara yang kini cemberut karna perhatian Dean yang terbagi dengan Dara.

"Ish! Ngapain juga si Burung dara itu masuk?! Gak mati sekalian!?" gerutu Clara dengan menghentakan kakinya lali segera menyusul Dean yang telah nerada jauh di depan.

DeDara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang